Kamis, 15 Oktober 2009

DELIAR NOER DALAM PNGEMBANGAN IKIP JAKARTA

Setelah Indonesia merdeka dari penjejahan Belanda, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk meng­atasi masalah ini, pemerintah mendirikan berbagai kursus pendidikan guru, untuk bisa memenuhi kebutuhan akan tenaga kependidikan di Indonesia. Sekitar tahun 1950-an, pada jenjang di atas pendidikan menengah didirikan B-I, B-II, dan PGSLP yang bertugas menyiapkan guru-guru untuk sekolah lanjutan. Usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dan jumlah guru terus dilakukan melalui pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah.

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri P dan K No. 382/Kab. tahun 1954. PTPG ini didirikan di empat kota yakni Batusangkar, Ma­nado, Bandung, dan Malang.[1]

Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) merupakan pendidikan guru yang diselenggarakan di luar universitas. Menyusul berlakunya SK Menteri P & K No. 382/Kab. Tahun 1954 tersebut, PTPG Malang dan Bandung merupakan lembaga yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan guru di Pulau Jawa, PTPG Batusangkar untuk wilayah Sumatera, dan PTPG Manado untuk Indonesia Tmur.

Dengan demikian, terdapat dua macam lembaga pendidik­an yang menghasilkan tenaga guru, yaitu Kursus B-I/B-II/PGSLP dan PTPG. Pendirian PTPG menimbulkan dualisme dalam penyiapan tenaga guru sekolah menengah. Akhirnya, kedua lembaga ini kemudian diintegrasi­kan menjadi satu lembaga pendidikan melalui berbagai tahap. Pada tahun 1957, PTPG diintegrasikan ke dalam Fakultas Ke­guruan dan Ilmu Pendidikan pada universitas terdekat. Berdasarkan PP No. 51 tahun 1958 Fakultas Pedagogik diintegrasikan ke dalam FKIP-UI.[2]

Seiring dengan situasi politik di tanah air, Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan kemudian pecah menjadi Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (PDK) dan Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP). PDK mendirikan Institut Pendidikan Guru (IPG). Dengan berdirinya IPG maka terjadi dualisme lembaga pendidikan tinggi untuk mempersiapkan guru sekolah menengah. Setelah keluarnya Kepres No. 1/1953 pada tanggal 3 Januari 1963 akhirnya mengakhiri dualisme lembaga pendidikan tinggi guru.

Kepres itu memutuskan penyatuan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Institut Pendidikan Guru (IPG) dalam sebuah lembaga pendidikan tinggi bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).[3]

Setelah berdirinya IKIP Jakarta pada tanggal 16 Mei 1964, maka dimulailah upaya pembenahan dan pengukuhan jati diri IKIP itu sendiri. Dengan Rektor pertama IKIP Jakarta adalah Brigjen A. Latif Hendraningrat. Pada masa ini kondisi politik Indonesia mengalami kekacauan, karena banyak pertentangan di dalam negeri yang menentang kebijakan Presiden Soekarno dengan Demokrasi Terpimpinnya dan dengan Nasakom-nya. Sehingga hal ini pun mempengaruhi keadaan IKIP Jakarta. Rektor pada saat itu merupakan seorang pendukung Demokrasi Terpimpin dan Manipolis. Sehingga mahasiswa IKIP mulai kehilangan kepercayaannya kepada Rektor tersebut dan akhinya Brigjen A. Latif Hendraningrat diturunkan dari jabatan Rektor IKIP Jakarta.

Setelah Rektor turun, maka kepemimpinan IKIP dipegang oleh Dewan Presidium yang diketuai oleh Dra. Maftuchah Yusuf. Karena ketua presidium hanya bergelar Dra maka ia tidak bisa menjadi rektor, oleh karena itu maka dilakukan pemilihan rektor definitif. Maka dengan suara dari mahasiswa baik itu tergabung dalam organisasi internal ataupun eksternal maka dipilihlah Deliar Noer sebagai rektor IKIP Jakarta, dan hal ini didukung oleh menteri. Maka sesuai dengan SK Direktur Jenderal PTIP No. 217/Sekret/UP/67 tanggal 30 Januari 1967 menetapkan bahwa Deliar Noer sebagai Rektor IKIP Jakarta.

Deliar Noer merupakan mantan Dosen dari Universitas Sumatera Utara. Ia bukanlah orang lulusan IKIP dan ia tidak pernah ke IKIP Jakarta sebelum ia diangkat menjadi rektor IKIP Jakarta. Tetapi dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat, Deliar Noer bisa mengembangkan IKIP Jakarta menjadi Institut yang patut diperhitungkan.

Hal pertama yang dibenahi adalah administrasi kemahasiswaan, dan akhirnya jumlah mahasiswa IKIP Jakarta mengalami peningkatan yang cukup pesat, sampai terjadi pembatasan jumlah mahasiswa. Selain itu juga Deliar Noer telah membuat Sistem Kredit Semester (SKS) dalam perkuliahan, dan hal ini bisa membantu mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Dan sebagai Institut keguruan, maka Deliar Noer membuat peraturan agar mahasiswa melakukan sistem praktik keguruan yang baru (PPL) di sekolah menengah. Selain itu juga Deliar Noer telah mendirikan perumahan untuk Dosen IKIP di Duren Sawit, dan mendirikan Laboratory School, dan mendirikan sarana dan prasarana untuk kelancaran perkuliahan di IKIP Jakarta.[4]

Sama seperti waktu Deliar Noer diangkat menjadi Rektor IKIP Jakarta karena situasi politik, maka Deliar Noer turun menjadi rektor pun karena hal politik. Keterlibatan mahasiswa IKIP Jakarta pada peristiwa Malari tahun 1974 menyebabkan Deliar Noer dicurigai sebagai orang yang anti pemerintah dan mengerahkan mahasiswa untuk melakukan aksi menentang pemerintah. Selain itu juga pada saat Deliar Noer akan dikukuhkan menjadi Guru Besar tetap, pidato pengukuhannya itu dianggap merupakan kritik pedas bagi pemerintahan Soeharto, dan hal itu mengakibatkan Deliar Noer dicopot dari jabatan Rektor IKIP Jakarta, dan dilarang mengajar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa, Deliar Noer merupakan Rektor IKIP Jakarta yang tidak memiliki hubungan dengan IKIP Jakarta sebelumnya, dan bahkan ia tidak pernah mengunjungi IKIP Jakarta sebelumnya. Tetapi ia bisa membuat IKIP Jakarta menjadi lebih baik dan banyak mengalami kemajuan.

Penelitian tentang sejarah Universitas Negeri Jakarta masih sedikit dilakukan. Maka peneliti mencoba untuk meneliti mengenai Deliar Noer dan peranannya dalam pengembangan IKIP Jakarta periode 1967-1974. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada peranan apa saja yang telah diberikan oleh Deliar Noer untuk mengembangkan IKIP Jakarta pada saat ia menjabat menjadi Rektor IKIP Jakarta. Ketertarikan peneliti pada Deliar Noer adalah, karena ia merupakan Rektor yang bukan berasal dari IKIP dan tidak pernah ke IKIP sebelum ia menjadi Rektor IKIP, tetapi ia bisa mengembangkan IKIP Jakarta dari tahun 1967-1974.



[2] Tim Kordinasi Penulisan Buku 40 Tahun Universitas Negeri Jakarta, Lintas peristiwa 40 tahun Universitas Negeri Jakarta (Jakarta : Universitas Negeri Jakarta, 2004). Hal. 4.

[3] Ibid., Hal. 5.

[4] Deliar Noer, Aku bagian Ummat Aku Bagian Bangsa (Ottobiografi Deliar Noer). (Jakarta : Mizan, 1996). Hal. 611-620.

SEJARAH PEDESAAN

SEJARAH PEDESAAN

(ASEP R.H. MAHASISWA UNJ)

”Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya. 2003”

Sejarah pedesaan adalah sejarah dalam arti yang seluas-luasnya. History is above a science of change, demikian kara Marc Bloch. Disini dimensi waktu menjadi sangat penting, sebab perubahan ialah sebuah proses dalam waktu. Perubahan itu berarti perpindahan dari sebuah keadaan menuju ke keadaan yang lain. Keadaan itu menunjukan pada waktu tertentu terdapat kejadian yang berhubungan secara struktural dan membentuk sebuah keadaan. Selain itu juga, sejarah pedesaan ialah sejarah sejarah yang secara khusus meneliti tentang pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi pertanian. Untuk membedakan antara sejarah pedesaan dengan sejarah sosial ialah sejarah pedesaan harus selalu dapat mengembalikan permasalahansejarah kepada desa dan pedesaan atau kepada ekonomi agraria pedesaan.

Desa dalam penelitian dapat dimasukan dalam satuan tertentu. Dalam sejarah pedesaan, desa dapat dimasukan dalam satuan, dan dalam satuan itu memiliki ciri khusus yang tidak terdapat pada satuan lain, yaitu :

  1. Ekosistem adalah hasil perpaduan antara aktivitas manusia, keadaan bologs dan proses fisik. Menurut Clifford Geertz dalam Agricultural Involution membedakan dua macam ekosistem yaitu ekosistem ladang dan ekosistem sawah.
  2. Geografis adalah satuan seperti perbukitan, daerah aliran sungai, pantai, teluk, selat dan pedalaman desa yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya.
  3. Ekonomis secara langsung atau tidak merupakan bagian dari satuan geografis ataupun sebaliknya. Misalnya desa-desa di Banten ternyata memiliki hubungan ekonomis dengan desa-desa di Bandar Lampung.
  4. Budaya merupakan salah satu satuan dalam sejarah pedesaan yang dapat berupa hukum adat. Hukum adat di Indonesia berjumlah 19 hukum adat yang masing-masing memiiki sistem sosial-ekonomis dan budaya tersendiri.

Dengan pengertian sejarah tentang apa saja dengan bidang garapan desa, masyarakat petani, dan ekonomi pertanian, dibawah ini akan ditunjukan beberapa permasalahan dalam sejarah pedesaan.

  1. Bangunan Fisik

Sejarah bangunan fisik belum mendapat perhatian dari sejarawan, padahal banyak sumber-sumber dari Belanda yang menerangkan mengenai pdesaan. Sejarah pedesaan disini tentang monografi sebuah desa tertentu.

  1. Satuan Sosial

Satuan sosial di lingkungan desa dan masyarakat petani sangat kaya dengan permasalahan sejarah. Keluarga, satuan desa, kelas soaial, kelompok agama dan budaya dan kelompok etnis termasuk di dalamnya. Sejarah keluarga baik sebagai lembaga atau sebagai kesatuan yang konkret belum dapat perhatian.

  1. Lembaga Sosial

Lembaga-lembaga desa yang berupa pola hubungan sosial dan organisasi-organisasi sosial merupakan tema yang kaya untuk dijadikan kajian. Termasuk disini lembaga seperti pemerintahan, keagamaan, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

  1. Hubungan Sosial

Hubungan sosial dipedesaan juga kaya akan tema penelitian. Diantaranya masalah stratifikasi, integrasi, konflik, mobilitasi sosial, migrasi, dan hubungan desa-kota.

  1. Gejala Psiko-sosial

Masuknya unsur-unsur baru dalam hal psikis dan budaya pedesaan telah secara umum dapat merubah mental budaya masyarakat desa, dan dapat merubah nilai-nilai dalam bidang sosial dan ekonomi.

Setelah diutarakan mengenai pengertian, penelitian dan permasalahan dalam sejarah pedesaan, kiranya kita dapat menulis apa saja berdasarkan batasan keluasan sejarah pedesaan itu. Kita dapat memilih satu desa, satu masalah, satuan desa atau pedesaan pada umumnya. Tinggal lagi kita belajar dari ilmu-ilmu sosial untuk memperoleh petunjuk-petunjuk teoritis mengenai pedesaan sendiri sangat kuat dipengaruhi oleh pemikiran dari ilmu-ilmu sosial.

HASIL KONGRES PKC PASCA BERKUASA DI CHINA (ASEP RAHMAT H. MAHASISWA UNJ)


HASIL KONGRES PKC PASCA BERKUASA DI CHINA
(ASEP RAHMAT H. MAHASISWA UNJ)

PKC didirikan 1 juli 1921. Di Shanghai. Sejak itu anggota bertambah terus. Rata-rata diatas satu juta tiap tahun. Misalnya 39 juta, tahun 1983. Lalu 49 juta, tahun 1990. Dengan 51 juta jumlah anggota (1992), PKC adalah partai komunis terbesar di dunia. Dua pertiga anggota partai terdiri dari petani, 15% buruh, 10% intelektual.
RRC, sejak berdiri 1 Oktober 1949, mengaku sebagai "negara sosialis-diktatur rakyat demokratis, dibawah pimpinan kelas buruh dan tani." Dalam teori dan praksis ini lalu berarti: 1) PKC adalah partai berkuasa. 2) Sentralisme demokratis berarti pembentukan aspirasi dari atas kebawah. 3) Negara mengatur/mengontrol perekonomian - secara sentral (hampir) segala aspek kehidupan rakyat. Dan berdasarkan Undang-Undang 1982 dan diperluas lagi dengan UU 29 Maret 1993, RRC kemudian menyatakan diri sebagai negara penganut ‘’Sosialisme Ekonomi-pasar’’
Perkembangan politik di RRC sejak 1949 tak mulus. Diwarnai perebutan kekuasaan (Machtkampf ) terus menerus, berlangsung sengit, dipuncak hirarkhi partai. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum kehidupan partai politik, selamanya diwarnai perebutan simpati atau pengaruh, baik antar individu ataupun kelompok.
Parlemen (National People Congress) merupakan organ tertinggi. Yang beranggotakan 2921 orang, yang secara teoritis setiap 5 tahun sekali, dipilih, melalui wakil-wakil propinsi, daerah otonomi, Tentara Merah (267 delegasi). Parlemen ini bertugas untuk membuat Undang Undang dan perencanaan ekonomi, merancang anggaran pendapatan / pembelanjaan negara, memilih kepala negara (baru dihidupkan kembali tahun 1982, dan Jiang Zemin yang terpilih), mengangkat perdana mentri (Li Peng sejak 1988) dan mengangkat anggota dewan nasional lainnya.
Kongres Partai Komunis China sudah berlangsung sebanyak 17 kali. 7 kongres dilakukan sebelum terbentuknya Republik Rakyat China (RRC) atau sebelum tahun 1949. Dan berikut adalah Beberapa hasil kongres Partai Komunis China dari tahun 1949.
1. Kongres ke-8 Partai Komunis China (Ba Da) Tanggal 15-27 September 1956.
Beberapa Hasil Kongres PKC ke-8 yang dilaksanakan di Beijing dengan jumlah delegasi 1026.
1. RRC akan mengembangkan hubungan dengan segala negara atas dasar “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai”.
2. Konstitusi PKC diambil dari gagasan-gagasan Mao Ze Dong yang berasaskan Lenin-Marxisme.
2. Kongres ke-9 Partai Komunis China (Jiu Da) Tanggal 1-24 April 1969.
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-9 yang dilaksanakan di Beijing, dengan jumlah delegasi 1512.
1. Revolusi harus tetap bersandar pada massa revolusioner yang luas untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang besar.
2. Terus mengembangkan hubungan bersahabat dengan negara lain.
3. Persekutuan kaum pekerja dan kaum petani merupakan jaminan pokok dan keberhasilan perjuangan nasional.
4. Perubahan Anggaran Dasar PKC
Tercantumnya dua nama tokoh yaitu Mao Ze Dong dan Lin Bao dalam anggaran dasar PKC. Pada masa lalu selain nama Lenin dan Marx tidak pernah ada tokoh yang disebut dalam anggaran PKC.
5. Pembaharuan anggota Komite Sentral.
Mengadakan pemilihan anggota Komite Sentral baru, diatara 279 anggota Komite Sentral Partai Komunis yang terpilih 123 tentara (44%) dan diantara 21 anggota Biro Politik terdapat 4 marsekal dan 6 jenderal.
3. Kongres ke-10 Partai Kumunis China (Shi Da) Tanggal 24-28 Agustus 1973
Kongres PKC ke-10 ini merupakan kongres dimana terjadi pergulatan / pertentangan antara golongan radikal (Wang Hung Wen) dengan golongan moderat (Zhou Enlai). Kongres yang diadakan di Beijing ini dihadiri 1249 delegasi.
Pada Kongres PKC ke X ini menghasilkan beberapa keputusan yaitu :
1. Partai Komunis tetap merupakan penguasa mutlak.
2. Jajaran Partai Komunis China terdiri atas campuran dari unsur tua, unsur menengah, dan unsur muda.
3. Dalam pemilihan anggota komite sentral baru, perwakilan dari tentara diperkecil, dari yang tadinya 89 orang menjadi 44 orang tentara saja.
4. Dipilih kembali Deng Xiao Ping dalam jajaran pemimpn komite sentral yang sempat digeser dari Sekjen PKC (Mao menganggap PKC membutuhkan tenaga kepemimpinan yang berbobot).
4. Kongres ke-11 Partai Komunis China (Shiyi Da) Tanggal 12-18 Agutus 1977
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-11 yang dilaksanakan di Beijing, yang dihadiri 1510 delegasi.
1. RRC memulai reformasi ekonomi, RRC yang pada awal berdirinya, memulai pembangunan ekonomi dengan sistem ekonomi terpusat, kini menggunakan sistem ekonomi pasar. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi berdasarkan ekonomi pasar sebenarnya bertentangan dengan ideologi komunisme yang dianut oleh RRC.
2. Akan mengadakan modernisasi 4 bidang, yaitu industri, pertanian, ilmu dan teknologi, pertahanan nasional.
5. Kongres ke-12 Partai Komunis China (Shi’er Da) Tanggal 1-11 September 1982
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-12 yang dilaksanakan di Beijing, yang dihadiri 1600 delegasi.
1. Semua pimpinan pemerintahan dan partai harus sudah lulusan perguruan tinggi.
2. Kebijakan yang disebut sebagai "si hua" yang artinya kira2: "empat mengubah" atau "empat menjadi", yaitu :
1. Menjadi remaja (regenerasi teratur) = nianqinghua
2. Menjadi revolusioner (bergerak cepat)= geminghua
3. Menjadi profesional(menguasai bidang)= zhuanyehua
4. Menjadi berpendidikan (penddk formal)= zhishihua
3. Menetapkan Hu Yong Bang sebagai Sekretaris Jenderal PKC.
4. Mengalihkan titik berat Partai dan Negara kea rah pembangunan ekonomi.
5. Meningkatkan persatuan antara buruh, tani, dan cedekiawan.
6. Kongres ke-13 Partai Komunis China (Shisan Da) Tanggal 25 Oktober-1 November 1987
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-13 yang dilaksanakan di Beijing, dengan jumlah delegasi 1936.
1. Mengemukakan RRC masih ada pada ”Tahap Awal Sosialisme”. tujuan utama ”Tahap Awal Sosialisme” yaitu perkembangan ekonomi, sehingga fenomena kapitalisme seperti kepemilikan perusahaan swasta masih memiliki peranan positif.
2. Maka pemerintah RRC mencanangkan konsep baru, yaitu ”Ekonomi Pasar Sosialis” (Disetujui pada kongres PKC ke-14 tahun 1992).
3. Terpilih 175 anggota dengan hak suara penuh.
4. Praktek lama yang melibat pemerintah dengan Partai diakhiri. Seluruh organ Partai yang ada dalam jajaran birokrasi ditarik. Dengan kata lain, PKC sekarang hanya akan berfungsi sebagai penjaga ideologi saja, tidak turut campur dalam kegiatan pemerintahan.
7. Kongres ke-14 Partai Komunis China (Shisi Da) Tanggal 12-18 Oktober 1992
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-10 yang dilaksanakan di Beijing, dengan jumlah delegasi 1989.
1. Menetapkan dianutnya sistem "ekonomi pasar sosialis". Seusai penerapan sistem ini, serangkaian reformasi institusi ekonomi terus dilakukan dengan konsisten dalam sektor keuangan, investasi, dan perdagangan.
2. Reformasi berbagai peraturan perundang-undangan yang diimplementasikan secara berkesinambungan.
3. Sosialisme Republik Rakyat Tiongkok sebagai “sosialisme yang disesuaikan dengan keadaan di China”.
8. Kongres ke-15 Partai Komunis China (Shiwu Da) Tanggal 12-18 September 1997
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-16 yang dilaksanakan di Beijing, dengan jumlah delegasi 2074.
1. RRC masih dalam ”Sosialisme Tahap Awal”. Konsep ” Sosialisme Tahap Awal ini adalah tahap dimana ekonomi RRC pada tingkat awal. Tujuan tahap ekonomi ini adalah menuju keberhasilan ekonomi yang berdasarkan kekuatan produktivitas masyarakat RRC.
2. Setelah disahkannya Teori Deng Xiaoping, sekarang giliran Jiang Zemin yang mengumumkan konsepnya sendiri. Pada tahun 2000, Jiang mengeluarkan konsep baru yakni ”Tiga Perwakilan” (San Ge Daibiao)
9. Kongres ke-16 Partai Komunis China (Shiliu Da) Tanggal 8-15 November 2002
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-16 yang dilaksanakan di Beijing, dengan jumlah delegasi 2114.
1. Komunisme China adalah “komunisme tiga kaki”.
2. Pengusaha disahkan sebagai anggota partai dan harus memiliki wakil di politbiro.
10. Kongres ke-17 Partai Komunis China (Shiqi Da) Tanggal 15-21 Oktober 2007
Bebrapa hasil kongres PKC yang ke-17 yang dilaksanakan di Beijing, dengan jumlah delegasi 2217.
1. Pembaharuan doktrin komunisme yaitu penambahan satu doktrin lagi, komunisme China adalah juga komunisme yang membangun negara berdasarkan konsep ilmiah.
2. Terpilihnya komite sentral ke-17 PKC yang terdiri dari Hu Jintau, Wu bangguo, Wen Jiabao, Jia Qinlin, dan Li Changchun.
3. Zeng Qinghong terpilih sebagai wakil presiden RRC.