Kamis, 18 Agustus 2011

CHINA ABAD 21

Hubungan Amerika Serikat dengan Cina Sebagai “Musuh Baru”
1. Hubungan Cina dengan Amerika Serikat
Republik Rakyat Cina mempertahankan hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di dunia, namun menetapkan syarat bahwa negara-negara yang ingin menjalin kerjasama diplomatik dengannya harus menyetujui klaim Cina terhadap Taiwan dan memutuskan hubungan resmi dengan pemerintah Republik Cina.
Bulan Februari tahun 1972, Presiden Amerika Serikat ketika itu, Richard Nixon berkunjung ke Cina. Cina dan Amerika Serikat mengeluarkan Komunike Bersama Cina - Amerika Serikat (Komunike Shanghai), itu menandakan keadaan saling mengucilkan antara Cina dan Amerika Serikat selama lebih 20 tahun telah berakhir. Tanggal 16 Desember tahun 1978, Cina dan Amerika Serikat mengeluarkan Komunike Bersama Cina – Amerika Serikat Mengenai Penggalangan Hubungan Diplomatik. Tanggal 1 Januari tahun 1979, kedua negara secara resmi menggalangkan hubungan diplomatik tingkat duta besar. Tanggal 17 Agustus tahun 1982, Cina dan Amerika Serikat mengeluarkan Komunite 17 Agustus, yang menetapkan penyelesaian secara bertahap sampai penyelesaian definitif penjualan senjata kepada Taiwan oleh Amerika Serikat.
Bulan Januari tahun 1984, Perdana Menteri Cina berkunjung ke Amerika Serikat, bulan April Presiden Amerika Serikat Ronald Reagen berkunjung ke Tiongkok. Bulan Juli tahun 1985, Presiden Cina Li Xiannian berkunjung ke Amerika Serikat. Ini adalah kunjungan pertama pemimpin Cina ke Amerika Serikat.
Sejak tanggal 25 Juni sampai tanggal 3 Juli tahun 1998, atas undangan Presiden Jiang Zemin, Presiden Amerika Bill Clinton mengadakan kunjungan kenegaraan terhadap Tiongkok. Presiden Jiang Zemin mengadakan pembicaraaan dengan Presiden Clinton, kedua pihak menyetujui bahwa Tiongkok dan Amerika meningkatkan lebih lanjut dialog dan kerja sama dalam masalah internasional penting. Kedua pihak menyetujui terus berupaya bersama untuk mempercepat langkah menuju target pembinaan kemitraan strategis yang konstruktif Tiongkok-Amerika pada abad ke-21. Kedua pihak memutuskan, senjata nuklir strategis yang dikontrol masing-masing tidak boleh dibidikkan kepada sasaran pihak lain; kedua pihak menyetujui meningkatkan lebih lanjut dialog strategis di bidang ekonomi dan moneter, serta memberi sumbangan positif untuk mendorong perkembangan baik ekonomi dunia dan moneter internasional.
Tanggal 1 Januari tahun 1999, Presiden Jiang Zemin dan Presiden Bill Clinton saling mengirim kawat ucapan selamat berkenaan dengan genap 20 tahun digalangkannya hubungan diplomatik Tiongkok-Amerika. Sejak tanggal 6 sampai 14 April tahun itu juga, Perdana Menteri Tiongkok Zhu Rongji mengadakan kunjungan resmi terhadap Amerika. Ini adalah kunjungan pertama Perdana Menteri Tiongkok ke Amerika selama 15 tahun ini.
Hubungan Cina-Amerika telah dirusak beberapa kali dalam beberapa dekade terakhir abad ke-20. Titik-titik permasalahan Tanggal 8 Mei tahun 1999, pukul 5:45 menit waktu Beijing, 5 rudal yang masing berbobot 900 kg diluncurkan pasukan Nato dengan dipimpin Amerika Serikat menghancurkan Kedutaan Besar Tiongkok untuk Yugoslavia, dan mengakibatkan 3 wartawan Tiongkok tewas dan 20 staf Kedubes Tiongkok luka-luka, gedung kedutaan mengalami kerusakan serius. Amerika Serikat yang enggan bertanggung jawab atas kejadian yang disifatinya sebagai 'bencana' itu mengatakan bahwa hal itu adalah kesalahan menggunakan peta lama yang memberi maklumat tidak betul tentang kedudukan bangunan itu sebagai pangkalan senjata pemerintahan Yugoslavia. Pemerintah RRC tidak puas dengan penjelasan ini dan mendakwa bahwa hal itu sengaja dilakukan.
Pada bulan April tahun 2001 pula, kapal terbang pengintip milik Amerika bernama EP-3E Aries II yang berada di atas pulau Hainan di Cina bertemu dengan pesawat jet Cina yang memperhatikan gerak-gerinya. Pesawat Cina terkait terhempas dan pemandunya terbunuh saat kapal pengintip AS terpaksa mengadakan pendaratan darurat di pulau Hainan.

2. Kebangkitan Cina
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis mengasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis. Pada masa kepemimpinan Mao Zedong terdapat beberapa kebijakan diantaranya lompatan jauh ke depan dengan revolusi kebudayaan, yang semuanya ditujukan untuk memajukan perekonoman China, tetapi gagal. Namun perkembangan Cina pasca Mao merupakan titik tolak kemajuan perekonomian Cina, dan hubungannya dengan negara-negara Barat khususnya dengan Amerika Serikat.
Fenomena kebangkitan Cina ini merupakan hasil langsung dari proses modernisasi yang dijalankan oleh pemerintah Cina pasca-Mao Zedong sejak tahun 1979. Secara ekonomi, meskipun idiologi Cina adalah Komunisme, tetapi system ekonomi Cina Pasca-Mao adalah semi Kapitalis yaitu :
- Menjalankan politik Modernisasi Sosialis yang dilakukan oleh Deng Xiao Ping, yaitu memasukan modal-modal dari negara-negara liberal.
- Meningkatkan ekonomi pasar bebas.
Cina telah menjadi raksasa yang sangat impresif, yang dalam waktu tidak terlalu lama diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah AS, melampau Jepang dan Eropa. Kemajuan ekonomi ini memungkinkan RRC untuk mengalokasikan sebagian dari kekayaannya itu untuk memodernisasi dan membangun kekuatan militer. Pada saat yang sama, semakin pentingnya RRC secara ekonomi dan militer memberi ruang bagi Beijing untuk memperkuat posisi diplomatik dan pengaruhnya di kawasan. Semuanya ini berpotensi melahirkan sebuah pergeseran kekuatan yang terpenting sejak Perang Dunia II, dengan segala kemungkinan implikasinya baik yang positif maupun negatif. Akibatnya, kawasan Asia Timur dihadapkan pada persoalan klasik dalam hubungan internasional, yakni bagaimana merespon dan mengelola kelahiran kekuatan baru. Dan, sebagai superpower tunggal, AS merupakan negara yang paling terganggu oleh persoalan klasik ini. Rasa terganggu ini disebabkan oleh karena kepentingan strategis utama Washington di Asia Timur sekarang dan dimasa mendatang akan tetap terfokus pada pemeliharaan dominasi dan keutamaan AS dalam konstelasi politik global.
Namun, kebangkitan Cina diperkirakan akan menjadi isu yang paling signifikan bagi masa depan posisi AS dalam percaturan politik global dan regional. Tantangan strategis terbesar yang dihadapi AS adalah bagaimana merespon dan mengakomodasikan kebangkitan Cina sehingga negara ini dapat menjadi aktor dan mitra yang baik dalam menjamin stabilitas kawasan, namun pada saat yang sama, ketidakpastian ini melahirkan strategi AS yang kerap disebut sebagai strategic hedging. Melalui strategi ini, AS bermaksud untuk membuka peluang bagi dirinya dalam mempertahankan hubungan ekonomi yang menguntungkan dengan RRC, sambil menangani ketidakpastian dan meningkatnya kerisauan di bidang keamananan yang ditimbulkan oleh kebangkitan Cina. Peningkatan hubungan AS dengan negara-negara sekutu maupun dengan negara - negara yang dianggap bersahabat di berbagai kawasan merupakan bagian terpenting dari strategi hedging ini.
Dalam konstelasi demikian, memang masih sulit dan terlalu dini untuk memastikan bentuk akhir dari proses transformasi tata regional yang sedang terjadi sekarang ini. Meskipun struktur politik global masih didominasi oleh berkelanjutannya keutamaan AS, tantangan dan pengaruh calon adidaya baru (RRC) dan mandan adidaya (Rusia) tidak dapat diabaikan begitu saja. Struktur dan konstelasi politik global dimasa mendatang akan diwarnai oleh upaya masing-masing pihak untuk melanggengkan struktur yang ada (khususnya bagi AS) dan menciptakan keseimbangan baru (khususnya bagi RRC, Rusia dan mungkin juga India).
3. Konspirasi dibalik Jama’ah Islamiyah
Isu terorisme yang melanda Asia Tenggara merupakan isu yang sering mencuat pada waktu-waktu sekarang ini. Pasca peristiwa 911, Amerika Serikat mengklaim bahwa dalang dari segala tindakan terror di dunia adalah ulah dari teroris dunia yaitu Al-Qaeda, dengan perpanjangan tangannya yaitu Jamaah Islamiyah (diklaim sebagai jaringan teroris Asia Tenggara). Pasca terjadinya Bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002, Amerika Serikat, Australia berlomba-lomba untuk memburu otak dari pelaku Bom Bali tersebut. Akibatnya, wilayah Asia tenggara khususnya Indonesia banyak didatangi oleh agen-agen Amerika Serikat hanya untuk memburu Jamaah Islamiyah.
Sebenarnya dibalik isu terorisme di Asia Tenggara Amerika memiliki kepentingan lain. Kebangkitan Cina dan kerisauan Amerika Serikat terhadap perubahan konstelasi politik dunia, merupakan hal utama yang menjadi tujuan utama Amerika Serikat meningkatkan hubungan dengan negara-negara di wilayah Asia dan Asia Tenggara khususnya. Amerika Serikat membutuhkan pangkalan militer yang berdekatan dengan wilayah Cina. Hal itu merupakan antisipasi Amerika Serikat terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi yang bisa mengancam keamanan negara Amerika Serikat dan mengganggu supremasi Amerika Serikat sebagai negara adikuasa di dunia.
Maka, untuk merealisasikan hal tersebut amerika membutuhkan sebuah batu loncatan untuk bisa menanamkan hagemoninya di wilayah Asia. Afghanistan telah di invasi dengan alasan sebagai markas Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama Bin Laden, Pakistan baru-baru ini (berita tanggal 13 April 2009) menyebutkan bahwa Pakistan merupakan negara yang memiliki jumlah terorisme terbanyak didunia dan Osama diduga berada di Pakistan, Indonesia dicap sebagai markas para pemimpin besar terorisme dan untuk menjaga keamanan internasional Amerika Serikat memiliki andil dalam pemberantasan terorisme di Indoneia lewat Detasemen Khusus Anti Teror milik POLRI.
Sebenarnya semua itu dilakukan karena ketakutan Amerika Serikat akan kekuatan baru yaitu Cina. Jadi Amerika Serikat harus mengontrol terus Cina dan persiapan untuk mendirikan pangkalan-pangkalan militer di daerah dekat Cina. Yaitu Afghanistan dan di Asia Tenggara.

DAFTAR PUSTAKA

Buku.
Fahrurodji, A. Rusia Baru Menuju Demokrasi : Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2005.

, Garis Besar Sejarah Amerika. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. 2004

Lesmana, Tjipta. Runtuhnya Kekuasaan Komunisme. Jakarta : Rika Press. 1992.

Luhulima, C.P.F. Eropa Sebagai Kekuatan Dunia : Lintasan Sejarah dan Tantangan Masa Depan. Jakarta : Gramedia. 1992.

Sukisman, W.D. Sejarah Cina Kontemporer Jilid 2. Jakarta : Pradnya Paramita. 1993.

Serge Schmemann. Revolusi Religi Rusia. Dalam National Geographic Indonesia. Edisi April 2009.

, , Negara dan Bangsa. Edisi Khusus: Kehidupan Pasca Komunis. Jakarta: PT Intermasa, 1993.

Artikel.
Cahya, Fisty Ichti. Runtuhnya Uni Soviet dan Pengaruhnya Terhadap Eksistensi Sosialisme Komunisme. Dalam www.indoskripsi/ugm/runtuhnya_uni_soviet/ diakses tanggal 12 April 2009

Sukma, Rizal. Dinamika politik Global, Keamanan Iternasional, dan Peran Indonesia. Jakarta : CSIS. Paper disampaikan pada Seminar "Memaknai Peranan Indonesia Sebagai Anggota Tidak Tetap DK-PBB" Deplu-RI, Jakarta, 30 Januari 2007. Yang diambil dari PDF.: http://www.deplu.go.id/download/dinamika.pdf.

Internet.

RRC Pasca Perang Dunia. Diakses dari http://smarttien.blogspot.com/2009/02/republik-rakyat-cina-pasca-perang-dunia.html

BUKTI KONFLIK LIBERALISME DENGAN KOMUNISME DI DUNIA

PANDANGAN MENGENAI PERGULATAN ANTARA LIBERALISME DENGAN KOMUNISME DI DUNIA

 KRISIS BERLIN
Pergulatan antara dua ideologi besar yakni Liberalisme yang dibawa oleh Amerika Serikat dengan Komunisme dibawah Rusia dalam percaturan politik pasca perang dunia II pada dasarnya telah terjadi ketika kedua negara tersebut tidak menemui kesepakatan mengenai dasar-dasar restrukturisasi Jerman. USA dan Sekutu mengkhendaki Jerman dibangun berdasarkan pemerintahan yang demokratis dan liberal sesuai dengan negara-negara barat. Sedangkan Rusia menginginkan Jerman dibangun berdasarkan asas komunisme. Konfrensi Potsdam tangal 2 Agustus 1945 memperlihatkan bahwa Jerman dibagi menjadi 4 wilayah kependudukan yaitu AS, Inggris, Perancis, dan Rusia. Tak lama setelah itu, pihak sekutu menggabungkan wilayahnya menjadi sebuah negara yaitu Jerman Barat sedangkan Rusia membentuk negara Jerman Timur. Berlin yang notabene berada di wilayah Jerman Timurpun dibagi menjadi 2 yaitu berlin barat dan berlin timur. Semenjak kedua negara tersebut dibentuk, kedua belah pihak sering terlibat konfrontasi terutama pada saat Jerman Timur dibawah pengaruh Uni Soviet membuat blokade wilayah Berlin terhadap warga Jerman barat yang dipengaruhi AS. Pihak AS menanggapi hal tersebut dengan cara pengiriman besar-besaran lewat udara untuk segala keperluan di Berlin barat. Krisis ini pada dasarnya tetap berlanjut hingga dibuatnya tembok Berlin tahun 1961.

 PERANG KOREA
Korea merupakan substansi nyata pertama dimana ideologi liberalisme dengan komunisme mengadakan pertrungan yang tak hanya brupa pngaruh namun juga sampai konfrontasi fisik berupa perang Saudara. Sebenarnya akar permasalahan dari adanya perang Korea tak lain adalah gagalnya kedua belah pihak dalam menentukan langkah pembentukan pemerintahan Korea merdeka yang meliputi seluruh korea. Pihak USA menginginkan penghapusan garis lintang 380 yang merupakan garis pemisah militer kedua belah pihak baru dibentuk pemerintahan Korea. Dilain pihak Rusia menginginkan sebaliknya. Pada tanggal 23 Sptember permasalahan Korea ini dibawa ke PBB, namun menemui jalan buntu. Akhirnya kore terpecah menjadi dua negara dibawah kedua negara nesar tersebut. USA dengan paham liberlimenya menciptakan Korea Selatan sedangkan Rusia dengan komunisnya membentuk Korea Utara. Dengan begitu Korea pecah menjadi dua negara yang sangat berbeda paham antara satu sama lain. Konfrontasi antara kedua negara tak terelakan ketika pasukan Korea Utara menyerbu masuk ke Selatan pada tanggal 25 Juni 1950. Peranag Korea ini pada dasarnya merupakan perang antara AS dengan Rusia yang sangat mengagungkan dan mempertahankan ideologinya masing-masing. Perang Korea juga melebar dengan ikutnya RRT ( China) serta UNO (PBB).

 KONFRONTASI DI KUBA
Mengenai konfrontasi antara kedua ideologi (Liberalis dan Komunis) tersebut di Kuba dapat terlihat dari adanya dua kejadian yang melibatkan AS dan UNI Soviet di Kuba. Naiknya Fidel Castro sebagai presiden Kuba pada tahun 1959 yang mendapat dukungan dari Uni Soviet telah mmembuat hubungan Kuba dengan AS menjadi renggang. Castro yang secara tegas menyatakan dirinya sebagai komunis telah membuat pemerintahan AS memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Kuba. Di sisi lain, CIA (Badan Intelijen Amerika) memulai upayanya menjatuhkan pemerintahan komunis dengan melatih para pemberontak asal Kuba untuk melaukan pemberontakan. Pemberontakan di teluk Babi yang terjadi ada tahun 1961 tersebut berhasil ditumpas Castro dan menjadi pukulan telak bagi AS. Setahun kemudian kembali terjadi ketegangan di Kuba ketika Uni Soviet secara diam-diam menyiapkan rudal berhulu nuklir d Kuba yang secara tidak langsung mengancam AS. Krisis nuklir tersebut disinyalir bakal menciptakan perang dunia ketiga dimana AS secara teruka mendesak Un Soviet memindahkan senjatanya dan juga mengancam menempatkan rudal-rudalnya di Cekoslovakia. Konfrontasi antara kedua negara dengan paham berbeda tersebut berakhir antiklimaks ketika Uni Soviet menarik kembali rudal-rudalnya dari Kuba.





HISTORIOGRAFI EROPA KUNO

HISTORIOGRAFI EROPA KUNO

A. HISTORIOGRAFI EROPA KUNO
Historiografi merupakan usaha penulisan sejarah untuk merekonstruksi masa lampau. Dengan historiografi dapat melihat suatu perkembangan peradaban manusia, termasuk di dalamnya menggugah kreatifitas manusia untuk mengembangkan peradaban. Dalam perkembangannya historiografi memuat teori dan metodologi sejarah. Segala sesuatu pastilah berasal dari yang paling rendah, begitu pula historiografi Eropa yang diawali dari historiografi kuno.
Historiografi Eropa Kuno jauh berbeda dari historiografi tradisional seperti yang terjadi di Indonesia maupun negara-negara lain. Hal in dikarenakan dalam historiografi kuno tidak mengutamakan mitos dan theogoni. Orang-orang Yunani lebih mengutamakan rasionalis dan demokrasi. Dan yang jelas bahwa historiografi Eropa Kuno berorientasi pada perkembangan. Dalam historiografi Eropa kuno mengakar kuat rasa patriotisme sehingga tulisannya pun banyak mengangkat tentang perang dan kejayaan suatu imperium. Sebelum adanya historiografi Eropa kuno, suatu sejarah pada awalnya berbentuk lisan atau yang lebih dikenal dengan tradisi lisan. Akan tetapi setelah manusia mengenal tulisan maka penyampaian sejarah ini pun berubah menjadi tradisi tulis. Penulisan awalnya masih berbentuk puisi atau syair. Bentuk ini kemudian berubah menjadi prosa setelah adanya usaha penulisan sejarah oleh Herodotus.
Historiografi Eropa kuno yang berbentuk puisi dan syair tadi merupakan karya yang diperkenalkan oleh Homer. Dalam karya Homer ditulis berdasarkan cerita-cerita lama, seperti halnya menceritakan tentang kehancuran Troya pada 1200 SM. Tulisan tersebut banyak mengandung informasi mengenai kebudayaan-kebudayaan dan masyarakat pada saat itu. Tulisan sejarah yang berkembang menjadi prosa dan diciptakan oleh Herodotus tersebut berkembang pada abad ke-6 SM tepatnya di Ionia. Hal ini dikarenakan pada waktu itu adanya kebebasan ekspresi untuk masyarakat. Sedangkan dalam kebudayaan muncul filsafat spekulatif yang mempersoalkan asal usul dan struktur dunia.
Tulisan sejarah berkembang lagi menjadi sebuah karya dokumen pada masa Thucydides. Selain itu dalam karyanya digunakan sebuah metode yaitu metode kritis untuk melakukan kritik terhadap sumber sehingga didapatkan sebuah karya yang akurat dan obyektif. Metode ini masih digunakan dan berkembang pada masa Ploybius.

B. SEJARAWAN MASA EROPA KUNO

1. HERODOTUS
Herodotus dikenal sebagai Bapak Sejarah. Herodotus merupakan Pelopor perubahan bentuk puisi menjadi prosa (logographoi). Penulisan bentuk prosa sedikit demi sedikit telah merubah tradisi yang ada, hal ini dikarenakan penulisan sejarah sudah berusaha menghilangkan unsur theogoni dan mitos. Dalam karyanya Herodotus berusaha untuk merubah theogoni dan mitos menjadi rasional. Selain menulis tentang sejarah, Herodotus juga menulis tentang Sosiologi dan antropologi.
Karya Herodotus yang paling populer adalah “Greco-persian Wars”. Perang Yunani-Persia terjadi pata tahun 460 – 479 SM yang menceritakan tentang Perang antara peradaban Hellenic dan timur (Persia), dan akhirnya dimenangkan oleh Yunani. Dengan karya inilah Herodotus mencoba untuk merintis penulisan sejarah dengan menggunakan unsur kajian ilmiah. Dalam tulisannya dijumpai keanekaragaman pengalaman dan aktivitas dari berbagai tempat di masa lalu. Kecermatan dalam penulisan menimbulkan kesan bahwa semua yang ditulisnya nampak sekali seperti laporan pengamatan mata, sehingga tulisannya tidak mempunyai keakuratan. Selain itu Herodotus juga menggunakan sumber lisan untuk menyusun karyanya. Ide-idenya banyak mempengaruhi gaya para sejarawan dunia kuno, namun bukan pada isinya.

2. THUCYDIDES
Thucydides adalah seorang Jenderal Perang Athena dan terlibat langsung dalam Perang Peloponesia antara Athena dan Sparta. Untuk menguraikan terjadinya perang Peloponesos ini, maka Thucydides menulis tentang “Perang Peloponesos”. Perang ini mengungkapkan perang antara demokrasi dan tirani yang dimenangkan oleh Athena. Tulisannya ini dianggap sebagai laporan perang yang tidak memihak walaupun sejarah yang ditulisnya terbatas pada politik, diplomasi dan perang, akan tetapi akurat dan berusaha menghindari penjelasan supernatural seperti tulisan puisi maupun syair. Walaupun tulisannya dikatakan tidak memihak sebelah dan ditulis secara mendetail, akan tetapi rasa berat sebelah tetap ada mengingat dirinya adalah seorang Jenderal Perang Athena dimana dalam perang ini dimenangkan oleh Athena.
Karya Thucydides memberikan sumbangan besar dalam ilmu sejarah. Thucydides telah berusaha untuk menggnakan kritik smber dan metode sejarah dalam penulisannya. Thucydides beranggapan bahwa kekuatan dalam penulisan sejarah tergantung pada data yang akuat dan relevansi dengan menyeleksi berbagai sumber, sehingga diharapakan tulisannya nanti akan menjadi sebuah karya sejarah kritis. Dia menggunakan berbagai sumber termasuk inskripsi dan bukti yang disediakan oleh orakel-orakel untuk melengkapi dan memperkuat catatannya tentang peristiwa-peristiwa, selain itu juga memakai bukti material untuk menyempurnakan catatannya tentang kejadian masa lampau. Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa Thucydides memang berusaha untuk membuat sebuah karya yang bagus. Dikarenakan prinsip yang dianut oleh Thucydides ini, dia mendapatkan gelar sebagai “Bapak Sejarah Kritis”.

3. POLYBIUS
Polybius adalah orang Yunani yang dibesarkan di Romawi. Karya-karya Polybius banyak menuliskan tentang perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi. Sama dengan Thucydides, Polybius juga berjasa dalam pengembangan sejarah kritis. Sedangkan dalam metodologi sejarah Polybius mengemukakan pentingnya geografi dan topografi dalam sarana pendukung penulisan sejarah. Dia beranggapan bahwa sejarah adalah filsafat yang mengajar melalui contoh.
Polybius membedakan analisis dalam 3 unsur, yaitu awal (archai), dalih (Prophaseis) dan sebab (aitiai). Dalam prinsipnya bahwa manusia itu haruslah mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah-masalah moral dan pergantian nasib. Akan tetapi karya Polybius ini dalam tulisannya bersifat didaktis, terlalu bertele-bertele sehingga karyanya tidak terlalu popular.

4. TITUS LIVIUS
Lyvius merupakan sejarawan dari Romawi, sehingga karya-karya yang dihasilkan berkisar pada imperium Romawi. Karyanya yang terkenal adalah “History of Rome”. Karya ini berusaha untuk menggambarkan kebesaran Romawi termasuk didalamnya kehidupan rakyat kecil, kekejaman para mandor terhadap para pekerja, dasar-dasar hukum Romawi, proses perkembangan pemerintahan, perkembangan teori politik, moral dan juga hubungan antar tradisi. Sebelum menulis, Livius membaca terlebih dahulu, menerjemahkan dan menyusun ulang informasi agar sesuai dengan peristiwa dan tema-tema penting, dan berusaha menyelesaikan hal-hal yang kurang familiar.
Livius merupakan orang pertama yang menggunakan imajinasi dalam karya-karyanya maka dari itu Livius mengorbankan kebenaran sejarah demi sebuah retorika, hal ini dikarenakan dia telah menulis sejarah Romawi sebagai sebuah negara dunia dengan segala semangat patriotismenya. Kisah tentang berdirinya kota Roma menjadi campuran antara fantasi dan fakta. Hal ini menyebabkan dia disebut sebagai sejarawan yang tidak ahli.
5. TACITUS
Tacitus merupakan sejarawan Romawi yang berusaha untuk mengemukakan “sebab moral” keruntuhan Romawi. Tacitus berusaha untuk melihat kebelakang bukan kedepan untuk melihat akar-akar persoalan-persoalan politik yang terjadi di tahun-tahun awal kerajaan Roma. Selain itu dia juga menulis tentang bangsa Jerman dan menjadi satu-satunya literatur tentang Jerman. Banyak para sejawaran yang berpendapat bahwa kartya-karya Tacitus memiliki kualitas sastra yang cukup tinggi.
Dia mengisahkan secara detail mengenai sebuah kerajaan yang tengah bergerak menghancurkan dirinya sendiri. Banyak orang yang mengatakan bahwa Tacitus merupakan “ suara otentik Roma kuno dan pelukis besar Jaman Kuno”. Setiap halaman dari tulisannya menunjukkan kemampuan retorik. Tacitus memakai orasi langsung dan orasi buatan untuk melukiskan karakter, meringkaskan pemikiran kelompok-kelompok, menyampaikan rumor masyarakat, memperkuat penegasan dan menegaskan posisi moral-politik.

C. CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI EROPA KUNO
Sesungguhnya tidak ada ciri-ciri yang menonjol dalam histoiografi Eropa kuno ini, hal ini dikarenakan penulisannya didasarkan pada waktu dan historiografi Eropa Kuno ini sifatnya berupa perkembangan. Selain itu setiap sejarawan yang hidup pada masa tersebut berusaha untuk menulis sejarah degan pandangan dan orientasi yang berbeda, sehingga dalam penulisannya pun juga berbeda-beda. Maka dari itu, tidak didapati ciri-ciri yang jelas dalam historiografi Eropa terutama Eropa kuno. Walupun demikian disini akan dicoba untu memaparkan beberapa ciri yang dapat mewakili dari zaman Eropa kuno ini. Beberapa ciri-ciri historiografi Eropa kuno antara lain:
1. Visi
Visi historiografi Eropa Kuno ini lebih pada rasionalistis dan demokratis. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang Yunani dan romawi menganut banyak dewa, akan tetapi mereka tidak pernah berorientasi pada dewa sentries, walaupun demikian mereka masih memegang mitos dan theogoni. Dan yang utama pada masa ini dalam penulisannya ditujukan pada jiwa patriotik.
2. Isi
Isi dari tulisan yang dihasilkan pada masa ini adalah yang berisikan kepahlawanan. Artinya tulisan diorientasikan pada perjuangan karena yang ditulis masih sekitaran perang dan juga kekuatan dari sebuah imperium besar. Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa para penulis cenderung berat sebelah. Hal ini dikarenakan dalam posisinya para penulis berada dalam pihak yang menang ketika suatu perang tersebut berlangsung, baik mereka ikut langsung maupun sebagai pengamat saja.
3. Penyajian
Penyajian historiografi Eropa kuno tidak hanya dalam satu bentuk penyajian saja, akan tetapi bervariasi. Dalam karya Herodotus ditulis dalam bentuk prosa (logographoi). Bentuk ini merupakan pembaharuan dari bentuk puisi atau syair. Sedangkan pada karya Thucydides, Polybius, Tacitus maupun Livius karyanya berbentuk dalam dokumen. Sebagai contohnya adalah perang Peloponesos karya Thucydides. Penyajian dalam bentuk dokumen ini dipengaruhi oleh gaya dari penulis sendiri yang sudah mulai menggunakan sejarah kritis dan metode sejarah dengan menghilangkan mitos dan theogoni.

D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN HISTORIOGRAFI EROPA KUNO
Suatu karya tentunya memiliki kelebihan tersendiri, akan tetapi juga memiliki kelemahan. Begitu pula dengan historiografi Eropa kuno. Sudah dikatakan bahwa dalam historiografi Eropa kuno setiap penulisan beda baik dalam penyajian, isi maupun visinya, sehingga kelebihan dan kekurangannya pun juga berbeda-beda antara penulis yang satu dengan penulis yang lain. Kelebihan dari historiografi Eropa kuno diantaranya adalah mampu menggugah rasa nasionalisme, hal ini disebabkan isi dari historiografi Eropa kuno lebih menyoroti tentang perang yang menunjukkan patriotisme, baik yang dirasakan oleh penulis sendiri maupun hanya dengan cara mengumpulkan data dan bertanya-tanya kepada saksi dan pelaku.
Karya Herodotus yang bersifat nasionalis dijadikan sebagai karya terbaik saat itu untuk mendidik bangsa Yunani yang digunakan untuk menumbuhkan nasionalisme. Karya Herodotus ini mempengaruhi gaya pawa sejarawan pada masa berikutnya. Dalam tulisannya Herodotus juga menggunakan sumber dari berbagai belah pihak, baik dari Yunani maupun dari Timur. Sedangkan karya Thucydides dan Polybius memiliki keunggulan lain, mereka telah berusaha untuk menggunakan metode sejarah yang berupa kritik sumber. Hal ini menunjukkan adanya suatu kemajuan yang sangat positif dalam penulisan sejarah. Selain itu dari segi isinya bersifat objektif. Keobjektifan ini bersumber pada penerapan metode kritis tersebut. Thucydides menulis karyanya dengan akurat dengan menggunakan metode kritis. Selain itu Thucydides juga telah menghilangkan unsur supernatural. Sedangkan dalam karya Livius dia lebih menekankan pada sejarah yang komprehensif.
Walupun demikian historiografi Eropa kuno juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan yang ada diantaranya nilai berat sebelah itu tetap ada walaupun sudah diusahakan seobjektif mungkin. Hal ini bisa dilihat dalam karya Thucydides, dia adalah seorang jenderal perang Athena. Dalam perang Peloponesia ini Athena mendapatkan kemenangan, sehingga mau tidak mau rasa berat sebelah itu akan muncul. Begitu pula dalam karya Herodotus, dia sangat mengagung-agungkan kebudayaan Yunani dan menganggap kebudayaan Parsi (Timur) sebagai kebudayaan yang terbelakang. Selain itu karya Herodotus walaupun menggunakan sumber dari kedua belah pihak, dalam tulisannya masih saja terdapat unsur supernatural, sehingga membuat nilai dari karyanya ini tidak sempurna. Sedangkan dalam karya Titus dia menggunakan daya imajinatif, adanya pengorbanan kebenaran sejarah demi sebuah retorika.

INTISARI "HISTORY OF CHINA"


Judul Buku : History Of China
Pengarang : Ivan Taniputera
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Kota Terbit : Jogjakarta
Tahun Terbit : April 2008
Tebal Halaman : 696 halaman

China merupakan sumber peradaban bagi wilayah-wilayah disekitarnya. Korea, Jepang, Taiwan, Indo-Cina, Semenanjung Malaya, Mongolia, Tibet, dan Asia Tengah. Hal ini terjadi karena China merupakan salah satu peradaban yang mempengaruhi dunia. Dengan tingkat peradaban yang diatas rata-rata pada masanya, China menjadi tolak ukur kemajuan suatu peradaban dan bangsa. Misalnya saja kertas, kompas, teknik percetakan, teknik pertanian, filsafat, dan pengobatan merupakan hasil peradaban China yang mempengaruhi peradaban lainnya di dunia.
Sejarah China merupakan sebuah rentetan sejarah yang dimulai dari masa prasejarah (dongeng), masa dinasti (klasik), sampai pada masa Republik Rakyat China (modern), dengan setiap masa memiliki ciri dan karakteristik tersendiri baik dari itu kebudayaan, politik, maupun dari sosial kemasyarakatannya. Misalnya pada jaman pra-sejarah yang berperan dari jaman ini adalah magic, pada jaman ini dongeng, mistis, merupakan hal yang paling dominan, sehingga hal ini mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakat China itu sendiri. Pada jaman klasik, yang menonjol adalah peranan penguasa dalam aspek kehidupan sangat besar, kaisar menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, dengan pola yang terus berulang, setiap kaisar naik atau turun dari tahta selalu berujung dengan pemberontakan dan kematian, hal itu yang mewarnai pergantian dinasti di China. Pada jaman modern ini, “ekonomi sebagai panglima” merupakan landasan utama kemajuan China. Dengan idiologi negara komunisme, China berhasil mengembangkan sebuah sistem ekonomi kapitalis, dengan dua hal yang bertentangan ini malahan dapat memajukan China menjadi sebuah negara yang maju pada abad ke-21 ini.
Historiografi China merupakan warisan peradaban tertua yang bernilai sejarah yang sangat tinggi dan bersifat abadi. China merupakan sebuah negara yang berhasil menemukan kertas, tinta, dan system percetakan, hal-hal itulah yang membuat masalah penulisan sejarah berkembang di China. Berdasarkan pembabakan sejarah China yang terbagi tiga yaitu masa dongeng (pra-sejarah), klasik (masa dinasti), dan masa modern (masa Republik) maka penulisan sejarahnya pun memiliki perbedaan satu sama lain tetapi masih bersifat continuitas sebagai kesatuan sejarah China, khusus untuk masa dongeng belum mengenal tulisan, jadi belum ada Historiografi dan hanya berupa oral history.
Yang pertama adalah masa dongeng (pra-sejarah), pada masa ini belum mengenal tulisan, jadi masih berupa Orai History. Seperti pada umumnya, oral history di China bersifat mistis, mitos dan dongeng. Misalnya ada dongeng mengenai awal terjadinya manusia dengan putrid / dewa yang turun dari kahyangan, ada cerita mengenai seorang dewi yang menciptakan ala mini yang begitu indah dengan kumpulan air dari penjuru langit, dsb. Pada masa pra-sejarah ini didominasi oleh dongeng atau cerita mengenai awal terjadinya manusia dan bumi.
Masa yang kedua adalah masa klasik. Pada masa ini, China sudah hadir sebagai salah satu perdadaban yang mempengaruhi dunia selain Mesopotamia, Mesir, Babylonia, Romawi dan Yunani. Masyarakat China sudah mengenal tulisan dan telah berhasil menemukan kertas dan teknik percetakan, sehingga hal itulah yang membuat historiografi China semakin berkembang pesat. Dari segi Historiografinya masa klasik ini dibagi dua yaitu masa klasik awal (yang dimulai dari Dinasti Chou tahun 1027 SM – 221 SM) dan masa klasik akhir (yang ditandai oleh Dinasti Sung 403 M – 959 M).
Historiografi China masa klasik awal sangat dipengaruhi oleh aliran Confusius. Dengan didasari oleh Confusius inilah maka China banyak menghasilkan buku-buku mengenai sejarah seperti Shang Su, Li Chi, Yi Ching. Pada masa Chou ini telah ada penyatuan hasil-hasil tulisan dari “juru tulis kerajaan” dan dibukukan. Isi dari tulisan ini meliputi genealogi kaisar Dnasti Chou, tata cara pemerintahan, hukum dan perundang-undangan, dan yang paling penting adalah legitimasi politik seorang kaisar. Dari masa inilah, kerajaan memiliki sebuah “team” yang bertugas untuk mencatat semua kejadian yang ada di kerajaan, serta ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan. Kemudian catatan tersebut dikumpulkan, misalnya Chun Chiu.
Masa klasik akhir ditandai dengan berkuasanya Dinasti Sung pada tahun 403 M dan masa klasik akhir ini berakhr ketika telah masuk paham-paham dari barat pada masa Dinasti Manchu yang berakhir pada tahun 1912. Pada masa klaik akhr ini di bidang penulisan sejarah terdapat karakteristik seperti penyusunan tulisan sejarah telah dilakukan dengan konsep “temporal” yaitu, para sejarawan pada masa Sung telah menyusun sejarah yang kronologis. Misalnya buku yang berjudul Tzu Chih Tung Chien yaitu tulisan mengenai proses berdirinya dinasti Sung, yang babakan waktunya dimulai dari masa Negara Berperang sampai pada berdirinya Dinasti Sung.
Selain sudah bersifat kronoligis, historiografi pada masa Sung juga telah menggunakan pendekatan subjek. Yaitu penggunaan sumber-sumber rakyat kecil dan adanya wawancara dalam pemperoleh data. Pada masa ini juga, tingkat “melek huruf” semakin tinggi, sehingga banyak orang yang menulis sejarah tidak hanya dari kerajaan saja. Puncaknya adalah dengan adanya pembagian tulisan sejarah berdasarkan karakteristik masing-masing, yaitu novel sejarah, novel dongeng, dan novel percintaan. Sehingga tidak ada lagi percampuran mengenai hal mistis, masalah asmara dengan sejarah yang benar-benar terjadi.
Yang terakhir adalah masa modern, seiring dengan perkembangan jaman, maka perkembangan historiografi China juga mengalami perkembangan baik itun dari segi objek kaiannya, ataupun dari aspek metodologinya. Historiografi China masa modern ditandai dengan usaha untuk meningkatkan nasionalisme rakyat China, ini berkaitan dengan kondisi politik dunia pada masa itu. Semua tulisan-tulisan sejarah di China berusaha untuk membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan akan tingginya peradaban China Klasik. Yang paling berpengaruh pada masa ini adalah Mao Zedong dengan idiologi komunismenya. Karena semakin gempurnya serangan budaya barat ke China, Mao semakin membentengi para sejarawan dan intelektual dengan terus bertindak keras pada sejarawan agar terus berada di haluan “kiri”. Akibatnya penulisan sejarah menjadi cenderung “mao-isme” dan “realism sosial” menjadi dominan. Salah satu karya yang terkenal adalah “ekspedisi militer ke utara”, selain itu juga ada buku yang terkenal yang di buat Mao yaitu “buku merah” yang isinya doktrinasi komunisme kepada rakyat China.
Dari uraian diatas bisa kita lihat bahwa, China memang salah satu peradaban yang mempengaruhi dunia, banyak tulisan-tulisan China yang menjadi sumber utama bagi sejarah suatu negara. Sejarah Indonesia masa Islam pun banyak terdapat di China. Hal ini membuktikan bahwa China merupakan salah satu negara yang peduli dengan sejarah, bisa saja hal itu yang membuat China menjadi sebuah negara yang besar. Karena “bangsa yang bersar adalah bangsa yang tau dan sadar sejarah bangsanya sendiri”.

HISTORIOGRAFI ASIA TENGGARA (PART 2)

3. Pengaruh Agam dan Budaya Cina di Vietnam
Vietnam bagian Utara adalah salah satu daerah jajahan atau fasal Cina. Selama pendudukan Cina di Vietnam Utara banyak pengaruh yang diberikan Cina terhadap Vietnam. Seperti daerah jajahannya Cina lainnya (Korea dan Jepang), Cina juga menanamkan kebudayaan yang mereka miliki kedaerah fasal mereka. Penjajahan Cina itu membuat berhasil menentukan sifat dan historiografi di Vietnam Utara. Karya-karya tradisional seperti Cina masih ada sampai abad ke 19 dan ke 20.
Setelah Vietnam melepaskan diri dari penguasaan Cina, Vietnam masih memegang peradapan Cina yang telah ditanamkan sebelumnya. Agama Theravada yang berhasil menaklukkan sebagian Indocina atau Asia Tenggara Kontinental tidak serta-merta membuat keyakinan bangsa Vietnam beralih agama. Sehingga Vietnam tidak terpengaruh dan tetap menganut agama Budha Mahayana dari alirn di Cina. Sehingga karya-karya yang dihasilkan di vietnam jauh berbeda dengan negara Indocina lainnya yang terpengaruh oleh agama Theravada.
4. Pengaruh Agama Kristen di Fllipana
Ketika mulai berkembangnya pelayaran samudra yang raai dilakukan oleh bangsa Barat, hal itu mendorong orang-orang Spanyol untuk melakukan perjalanan. Pada abad ke-16 spanyol berhasil sampai dan menduduki kawasan Fillipina. Spanyol yang masuk ke Fillipina membawa asas 3G (Gold, Glory dan Gospel). Penyebaran agama katolik di fillipina mebuat masuk pula bentuk historiografi tradisional katolik Roma yang berkembang berkembang sejajar dengan kronil berbahasa Melayu di kepulauan Sulu. Tradisi ini masih berkembang sampai abad ke-19 dan sisanya masih ada hingga sekarang.
B. Ciri-ciri Historiografi Tradisional
Sejarah di Asia Tenggara sering dikatakan tidak memiliki keutuhan tema hingga masuknya peradaban industri modern, yakni selama seratus tahun terakhir. Ada tradisi yang memiliki asal-usul yang sama, namun berkembang menjadi tradisi yang khas di masing-masing wilayah sesuai dengan kebudayaan masing-masing wilayah. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat ciri-ciri asli yang khusus dari masing-asing bangsa. Ciri-ciri yang memiliki kesamaan antara negara di Asia Tenggara antara lain:
1. karya-karya yang dihasilkan baik di bagian geneologi namun terdapat kelemahan dalam hal kronologi dan detil-detil biografis.
2. tulisan pada masa ini lebih ditekankan pada gaya bercerita, bahan-bahan anekdot, dan pengguanaan agama sebagai alat pengajaran sejarah.
3. bila karya-karya tersebut bersifat sekuler maka nampak adanya persamaan da;lam hal perhatian terhadap kingship (konsep mengenai Raja), serta tekanan diletakkan pada kontibuitas dan loyalitas yang ortodoks.
4. Pertimbangan-pertimbangan astorlogis dan kosmologis cenderung untuk menyampaikan menegenai sebab-akibat dan ide kemajuan (progress).
Walaupun terletak disatu kawasan yang sama, namun terdapat ula perbedaan-perbedaan dalam historiografi di Asia tenggara. Adapun perbedaan itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. persaingan nasional memperngaruhi karya mengenai bangsa-bangsa yang bertetangga, misalnya karya-karya orang Burma dan Muangthai.
2. perbedaaan bahasa di Asia tenggara sebelum terbentuknya bahasa Pali banyak karya-karya yang tidak dapat dibaca oleh orang dari luar bangsa tersebut.
3. kebijakan-kebijakanRaja mengenai penulisan sejarah yang beragam. Misalnya, karya-karya islam dan Melayu diedarkan dikalangan umum, sedangkan karya-krya yang dihasilkan orang-orang Muangthai dan Burma serta Vietnam hanya digunakan untuk kepentingan pihak resmi.
4. agama telah memilsahkan agama para sejarawan Indo-islam dari konteks sosio-ekonomi agama Hindu. Agama juga memisahkan orang-orang Muangthai dari Historiografi Asia Timur di Vietnam. Agama juga memisahkan antara Melayu-jawa dari orang-orang Muangthai, Burma disatu pihak dan orang Fillipina di pihak lain.
C. Historiografi Asia Tenggara Modern
Historiografi Modern tumbuh dan telah berkembang di Eropa jauh sebelum di perkembangan historiografi di Asia Tenggara. Historiografi modern baru berkembang di Asia Tenggara pada pertenaghan abad ke-19, setelah ilmu pengetahuan dan kebudayaan barat mulai masuk di kawasan Asia Tenggara. Karena pendudukan orang eropa yang tidak menyeluruh sehngga tidak memungkinkan penyebaran ilmu pengetahuan secara menyeluruh, sehingga tidak memungkinkan untuk mengembangkan historiografi modern. Pada abad ke-16 sampai ke-19 kebnyakkan hasil tulisan sejarah banyak ditulis oleh orang-orang Eropa. Penulisan sejarah yang dilakukan oleh orang-orang Eropa belum dapat mempengaruhi bentuk historiografi di Asia Tenggara. Berikut adalah beberapa contoh historiografi modern di Asia tenggara:
1. Indonesia dan Malaysia
Pembentukkan Btavia Genootscap voor kunsten en Wetenshappen (Perhimpunan Batavia untuk seni dan Ilmu Pengetahuan) tahun 1778, buku karya William Marsden Hiatory of Sumatra (1783), serta buku karya Raffles History of Java (1817), sedikit sekali merangsang penulisan sejarah di Indonesia. Pada akhir abad ke -19 dengan dihidupkannya kembali Perhimpunan Batavia untuk seni dan Ilmu Pengetahuan, serta dibentuknya Cabang Straits dari masyarakat kerajaan Asia pada tahun 1878, mulailah dilakukan kegiatan ilmiah mulai berkembang di Indoneisa dan Malaysia. Walaupun demikian penulisan babad masih tetap ada.


2. Burma dan muangthai
Tidak hanya di Indonesia, orang-orang Eropa di Burma dan Muangthai juga menulis karya sejarah. Misalnya, Arthur Phrye (History of Burma, 1883), WAR Wood (A History of Siam, 1902) serta beberapa majalah Ilmiah seperti Juenal masyarakat Burma dan Jurnal masyarakat Muangthai. Para penulis dari Eropa it sangat bergantung pada penelitian setempat.
3. Vietnam
Sejarawan tradisional Vietnam banyak membantu sarjana-sarjana Perancis yang tergabung dalam Ecole Francais d’Etreme Orient (Sekolah perancis Mengenai timur Jauh), yang didirikan tahun 1900 dan bertujuan untuk engembangkan ilmu sosiologi yang sudah muali berkembang di Perancis pada saat itu. Karya-karya yang dibuat sarjana-sarjana Pernacis tersebut diterbitkan dalam sbuah buletin. Selain itu arsip-arsip kerajaan Hue masih menyimpan dokumen-dokumen secara tradisional samapai beberapa tahun sebelum pendudukan Perancis. Sehingga semakin mempermudah penelitian yang dilakukan oleh sarjana-sarjana asal Perancia.
4. Fillipina
Pada masa pendudukan Amerika, banyak sarjana Amerika yang mempelajari sejarah Filipina dari dokumen-dokumen kolonial dan dokumen-dokemen missi Spanyol. Salah satu karya yang penting adalah, karya E. H Blair dan J A Robertson (The Phillipine Island, 1493-1889) yang terdiri dari 55 jilid dan diterbitkan tahun 1903-1909.
Pada abad ke-19 dan sebagian abad ke-20 terdapat tiga bidang historiografi Indonesia yang berbeda-beda. Antara lain;
1. Sejarah Kuno adalah sejarah yang tidak atau kurang dikenal oleh masyarakat asli, biasanya ditulis oleh para fiolog, epigraf dan para Arkeolog. Salah satu contohnya adalah karya N.J Krom engenai sejarah kuno Indonesia.
2. Sejarah Koonial biasanya mencakup masalah perdagangan, perang, perjanjian-perjanjian, dan administrasi orang-orang eropa.
3. Sejarah Tengah atau periode tengah, sejarah yang berkisaran antara empat sampai sepuluh abad sebelum abad ke-19, yang merupakan penulisan sejarah penuduk asli, metode-metode modern dapat mulai digunakan, menentukan tanggal secara tepat dan malah mengintepretasikan kembali dari periode-periode ini.
Di Muangthain dan fillipina perkembangan historiografi agak sedikit berbeda. Di Muangthai d Universitas Chulalongkorn pada tahun 1917 mengajarkan mengenai sejarah kuno dan sejarah modern. Sedangkan di Fillipina pada tahun 1611 universitas seperti Santo Thomas tidak mengajarkan sejarah sekuler, tetapi sejak akhir abad ke-19 mulai banyak memperkenalkan metode-metode sejarah yang modern. Tahun 1908 orang-orang Amerika mendirikanuniversitas di Filipina dna mengajarkan sejarah modern.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II dan bangsa-bangsa di Asia Tenggara merdeka, mereka mulai mengambil langkah-langkah baru dalam historiografi, antara laiin:
1. Diterbitkannya buku DGE Hall mengenai sejarah Asia tenggata tahun 1955 semakin menyadarkan bangsa-bangsa di Asia Tenggara perkembangan sejarah dari kuno hingga modern merupakan unit sejarah yang lengkap.
2. Hasil penelitian J.C. Van Leur merangsang timbulnya sejumlah karangan mengenai historiografi Indonesa yang dicetuskan dalam seminar nasional I tahun 1957.
3. Usaha membentuk pertemuan Internasional Association of Historians of Asia, yang melakukan kongres tiga atau empat tahun sekali.


D. Ciri-ciri Historiografi Modern Asia Tenggara
Di kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia, Burma, Malaysia dan filipina, historiografi modern sedang dikonfrontasikan dengan nasionalisme. Seperti terlihat dalam bentuk penulisan sejarah pasca proklamasi, kebanyakkan tulisan dibuat guna membangkitkan semangat nasional untuk melawan penjajahan Belanda. Untuk menunjukkan bahwa bangsa Belanda itu sebagia bangsa yang jahat dan selalu merugikan bangsa Indonesia. Sehingga penulisan sejarah pada masa ini banyak terdapat mengenai tokoh-tokoh besar, seperti Pangeran Diponegoro, dan lain sebagainya.
Pada sejarah modern di Asia Tenggara masih mengutamakan sejarah Nasional dibandingkan dengan sejarah ilmiah. Namun dalam perkembangannya sekarang ini para sejarawan sudah mulai banyak menggun akan metode-metode dalam penulisan sejarah.











BAB III
KESIMPULAN

Historiografi di Asia Tenggara pada mulanya banyak dipengaruhi oleh agama. Agama membawa bentuk penulisan sejarah yang berbeda. Hal ini menunukkan bahwa historiografi selalu bergerak dan disesuaikan dengan kebudayaan yang ebrlangsung disuatu bangsa. Untuk menumbuhkan bentuk sejarah modern di negara-negara Asia Tenggara cukuplah sulit. Beberapa faktornya adalah kurang meratanya penyebaran ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh orang-orang Eropa.
Namun semakinaju pola fikir dan kebudayaan masyarakat di Asia Tenggara membuat historiografi juga mengalami perkembangan yang pesat. Setelah Perang Dunia II dan setelah bangsa-bangsa di Asia Tenggara merdeka, mulai menyadari bahwa penulisan sejarah modern itu penting. Di Indonesia historiografi modern dibahas dalam seminar nasional pertama di Yogyakarta pada tahun 1957








DAFTAR PUSTAKA

Anggar Kaswani. 1998. Metodologi Sejarah dan Historiografi. Yogyakarta: Beta offset.
Danar Widiyanto. 2002. Perkembangan Historiografi: Tinjauan Di Berbagai Wilayah Dunia. Yogyakarta: UNY
D. G. E. Hall. 1968. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.
Sartono Kartodirjo. 1982. Pemikiran dan perkembangan historiografi Indonesia. Jakarta: Gramedia.
. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi:Arah dan Perspekti: Gramediaf Taufik Abdullah & Abdurrachman Suryomiharjo. Jakarta

Toynbee. Arnold. 2006. Sejarah Umat Manusia: Uraian Analitis, Kronologis, Naratf dan Komparatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar




HISTORIOGRAFI ASIA TENGGARA (PART 1)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penulisan sejarah di setiap bagian negara sudah berlangsung cukup lama. Dari setiap negara-negara bentuk historiografinya tidaklah sama, historiografi yang dibuat didasarkan pada perkembangan kebudayaan di masing-masing negara. Begitu pula dengan historiografi di negara-negara Asia Tenggara, penulisan sejarah mereka disesuaikan dengan perkembngan kebudayaan yang berlangsung dan perkembnagan historiografinya selalu berhubungan dengan dengan sumber-sumber kesusastraan (literary). Masing-masing kesusastraan yang dihasilkan oleh masing-masing negara di Asia Tenggara berbeda, sehingga berbeda pula hasil penulisan sejarahnya. Hal itu dikarenakan sumber yang digunakan dalam menulis sejarah juga berbeda dari masing-masing wilayah.
Di wilayah Asia Tenggara terdapat perbedaan dalam menanggapi tentang sejarah. Setiap wilayah mengembangkan historiografi berdasarkan periodesasi yang berkembang di wilayah-wilayah tersebut. Perkembangan penulisan sejarah di Asia tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di negara-negara Eropa. Sebelum abad ke-XX sumber utama historiografi Asia Tenggara dapat dibagi menjadi daerah yang disesuaikan dengan agama. Misalnya saja, Agama Budha di Theravada di Muang Thai,Burma dan Sri Langka atau agama Islam Pakistan, India, masyarakat Islam di malaysia, Indonesia dan Filipina Selatan atau budaya tiongkok di Vietnam atau kristen di Fillipana. Hal tersebut pernah terjadi di Eropa ketika abad pertengahan yang mana agama memiliki peranan yang penting dalam penulisan sejarah.


B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana Historiografi Tradisional di Asia Tenggara?
2. Bagaimanakah ciri-ciri Historiografi Tradisional
3. Bagaimanakah Historiograsi Modern Asia Tenggara?
4. Bagaimanakah ciri-ciri Historiografi modern Asia Tenggara?












BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri Historiografi Tradisional di Asia Tenggara
Spereti yang telah dijelaskan pada latar belakang, bahwa historiografi tradisional Asia Tenggara sebelum abad ke-XX masih dipengaruhi oleh agama. Berdasarkan agama itulah maka historiografi di Indonesia dapat dibedakan kedalam empat wilayah yang meiliki agama dan pengalaman baca tulis yang berbeda. Penggolongan ini digunakan untuk menjelaskan secara jelas mengani historiografi di Indonesia. Adapun keempat wiilayah Asia Tenggara tersebut adalah sebagai berikut;
1. Pengaruh Agama Theravada di Muangthai dan Kamboja
Bangsa Mon adalah bangsa yang banyak mendiami daerah daerah-daerah di Burma. Negara Burma yang berbatasan dengan India, membuat negara ini mayoritas penganut agama Budha yang juga berasal dari India. Agama Budha yang dianut oleh para bangsa Mon berbeda dengan yang ada di India. Penduduk Mon banyak menganut agam Budha Theravada Sinhala yang masuk ke Burma pada tahun 1190 yang menyebar pada abad ke-13 dari bangsa Mon dna Burma ke bangsa Shan, Thai Laos dan Kamboja. Threvada yang telah berkembang bangsa-bangsa diluar bangsa Mon ini tidak diterima utuh oleh masyarakat setempat, namun terjadi alkulturasi dengan agama-agama masyarakat pribumi. Berkembangnya agama Budha Theravada ini semakin menggusur keberadaan Budha Mahayana dan Hindu yang sebelumnya banyak berkembang di Asia tenggara. Namun demikian agama Budha Mahayana dan hindu masih dianut oleh kaum elit di Asia Tenggara.
Setelah masuknya agama Theravada Sinhala membuat agama Budha Hinayyana yang sebelumnya dinut Kerajaan Pagan (pemerinthan Anawratalah) ulai tergantikan. Tepatnya pada masa pemerintahan raja naraphatisitu banyak kebudayaan dan karya sastra yang dibuat didasarkan pada ajaran agama Theravada. Misalnya pada abad ke-13 bangsa Mon menyusun sebuah kronik (Rajawan dan berbagai bentuk Genelogis) yang menetapkan suatu tradisi penggabungan data-data mengenai dinasti, anekdot mengenai raja-raja, serta berbagai mitos dan legenda yang memberikan arti pada setiap pemerintahan. Tradisi ini semakin diperkuat denagn pemasukan ksadaran kronologi yang lebih teliti dalam komposisi tulisan yang dibuat oleh bangsa Mon.
Salah satu kronik yang dibuat oleh orang-orang Burma adalah Yazawin (Kronik Burma) yang berasal dari abad ke-18 dan abad ke-19 yang merupakan:
a. Tulisan asli Burma dengan animisme lokal dan konsep mengenai raja serta kosmologi Birma sendiri
b. Karya ini disusun oleh para biarawan serta para brahmana terpelajar.
c. Mengandung bahan-bahan berharga bagi tulisan-tulisan pertama dari orang-orang Eropa mengenai Burma.
Tradisi seperti ii juga berkembang di Muangthai atau Thailand. Tidak jauh berbeda perkembangan tradisi ini juga dibawa oleh para biarawan dan menteri yang terpelajar yang berasal dari Sri Langka, yang dimungkinkan berasal dari bangsa yang berbahasa Mon-Khmer yang tinggal dilembah sungai Menam. Namun sebagian besar kronik ini musnah ketika Ayuthia diserbu Burma pada tahun 1767 yang dipimpin oleh Raja Hsin Byusin. Yang mana Ayuthia kalah dalam ppeprangan ini. Dari semua kronik yang masih tercatat adalah Pongsawadan yang disusun pada tahun 1680 dan meliputi antara tahun 1350-1605. bentuk kronik in kebali dikembangkan pada akhir abad ke-18. kebanyakan kronik di Muangthai, Kamboja, Burma dan negara-negara Malaysia seperti onghala dan Saiburi dibentuk dalam bentuk kronik tersebut.


2. Pengaruh Islam di Indonesia, Malaysia dan Filipina Selatan
Hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara mendapat pengaruh agama Hindu dan Budha yang berasal dari India. Namun dalam perkembangannya wilayah Indoneisa, Malaysia dan fillipina bagian selatan mendapat pengaruh dari agama Islam, yang kemudian membuat agama Hindu dan Budha kehilangan landasannya di tga daerah tersebut. Dalam awal penulisan sejarah tradisional di Indonesia agama Hindu dan budha memeganga peranan yang cukup penting.
Orang-orang Jawa bnayak meninggalakan monumen dan inskripsi-inskripsi yang bercorak Hindu-Budha. Tidak hanya berupa monumen, sajak-sajak epik seperti Negarakertagama, Pararaton, Babad tanah Jawi (abad 14-17), pemujaan pujangga-pujangga keraton terhadap raja, penyusunan geneologi, serta penyempurnaan sajak-sajak. Orang Jawa dan melayu memiliki kesadaran kontinuitas, keinginan untuk meneruskan kekuasaan yang sah dan kedaulatan tokoh dimasa lampau dengan asal-usul sejarah mereka., selalu dipertahankan hingga berabad-abad. Hal tersebut menyebabkan ketidakadanya ketep[atan kronologis.
Tulisan-tulisan dalam bahasa melayu lebih berkembang sebagai sejarah, misalnya saja Kitab Sejarah Melayu yang berisi tentang Kerjaan Johor dan Riaulingga. Selain itu juga kronik bersajak seperti Sha’ir Perang Mekasar. Tulisan-tulisan dalam bahasa melayu ini merupakan uraian mengenai dan tempat hidup, namun belum terdapat kronologis, walaupun deikian lukisan mengenai hubungan antara tokoh lebih tepat. Tidak banyak tulisan yang berbau mitos dan lebih banyakl terkandung unsur nilai-nilai tentang kepatuhandan kejujuran. Selain digunakan untuk mendidik juga digunakan untuk menghibur. Contoh yang menonjol dalam sejarah melayu adalah tentang sejarah sosial” Misa Melayu, Hikayat Abdullah dan Tuhfal-ul Nafls (abad 18-19).

POLARISASI EROPA BARAT

POLARISASI EROPA BARAT : AMERIKA SERIKAT DAN PROSES REKONSTRUKSI EROPA

Pasca Perang Dunia II membawa akibat-akibat di bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian. Salah satu akibat politis dari PD II adalah munculnya dua negara adikuasa, yaitu Amerika Serikat dengan paham demokrasinya dan Uni Soviet dengan ideologi komunisnya. Keduanya tidak lagi bekerja sama, melainkan saling berebut pengaruh. Keduanya terlibat dalam perang propaganda hampir di seluruh dunia, selain untuk menyebarkan paham politik masing- masing juga untuk memblokir paham lawannya. Tiap pihak mempunyai anggapan bahwa paham yang mereka anut adalah yang paling pantas atau ideal di gunakan di dunia. Anggapan seperti ini yang menjadi dasar dari politik luar negeri kedua negara semasa Perang Dingin.
Keamanan nasional merupakan isu utama di awal Perang Dingin, baik bagi Amerika Serikat maupun Uni Soviet. Misalnya dikeluarkannya Doktrin Truman dan Rencana Marshall merupakan sikap pembendungan terhadap Uni Soviet. Sedangkan penggabungan angkatan bersenjata Republik Federal Jerman ke dalam (Bundeswehr) ke dalam NATO (5 Mei 1955) merupakan manifestasi ”penggulungan kembali” yang merupakan suatu kebijakan untuk membebaskan bangsa-bangsa Eropa Timur yang memerlukan kehadiran angkatan bersenjata Jerman Barat di dalam NATO. Selain itu mengenai mitos tentara Jerman yang memiliki peranan penting dalam ”penggulungan kembali”, menanggapi hal ini Uni Soviet membentuk Pakta Warsawa dan memasukkan tentara Jerman Timur ke dalamnya. Tidak hanya itu saja, dalam hal teknologi mereka pun saling berlomba untuk menjadi yang terdepan. Misalnya Uni Soviet pernah meledakkan bom hidrogen (1953) dan peluncuran Sputnik I (1957) yang sudah menjurus ke arah pengembangan peluru kendali nuklir jarak jauh. Selain itu adanya revolusi elektronik dan komputer memungkinkan pengembangan sistem penghantar yang akurat, misalnya munculnya peluru-peluru kendali nuklir.
Peranan Amerika Serikat dalam proses rekonstruksi rekonstruksi di Eropa terdapat dua kebijakan yaitu Doktrin Truman dan Marshall Plan.

1. Doktrin Truman
Terdapat pandangan umum di Amerika Serikat bahwa komunisme tumbuh dalam kekacauan dan kemiskinan. Berdasarkan hal itu, maka dipercayai bahwa cara untuk memblokir perkembangan komunis adalah dengan menyebarkan kestabilan dan kemakmuran. Seperti yang telah disebutkan di atas, pemerintah Amerika percaya bahwa bantuan keuangan akan membantu untuk memblokir komunis. Namun karena masyarakat Amerika tidak menginginkan pengeluaran uang yang besar, maka Truman harus meyakinkan mereka akan ancaman Uni Soviet. Bagi Truman, Yunani merupakan sarana yang tepat sebagai contoh tempat kekacauan. Inggris sendiri menyatakan bahwa mereka akan meninggalkan Yunani selambat–lambatnya bulan Maret 1947. Tahun 1947, pendukung komunis di Yunani dan Turki semakin kuat, sehingga sangat mengkhawatirkan Inggris dan Amerika. Dalam rapat antara pejabat Departemen Luar Negeri dengan para anggota Kongres, Wakil Menteri Luar Negeri, Dean Acheson, menyampaikan, bahwa apabila Yunani dan Turki jatuh ke tangan komunis, maka komunisme akan menjalar ke Iran dan bahkan sampai ke India. Untuk memperoleh dukungan dari Kongres, Truman menempatkan keadaan Yunani dalam konteks yang universal. Pada 12 Maret 1947, Presiden Harry S. Truman meminta persetujuan Kongres untuk memberikan dana kepada Yunani dan Turki sebesar 400 juta Dollar, guna menghancurkan komunis di kedua negara tersebut. Truman menyampaikan doktrinnya, yang kemudian dikenal sebagai The Truman Doctrin (Doktrin Truman), yang menjadi pedoman politik luar negeri Amerika Serikat untuk 40 tahun berikutnya. Inti doktrin ini adalah policy of containment ( containment = pembendungan) atau mengisolasi Uni Sovyet secara politik dan ideologi, dan AS akan menghadang komunisme di manapun di seluruh dunia.

2. Marshall Plan
Konflik ekonomi antara Amerika Serikat–Uni Soviet tampak jelas pada saat negara–negara Eropa berkumpul di Paris pada tanggal 27 Juni 1947 untuk merancang permohonan bantuan keuangan dari Amerika. Rencana ini sebenarnya diajukan oleh George Marshall, akan tetapi ia ingin Eropa berperan aktif dalam penyusunannya. Namun Rusia tidak menyetujuinya, dan kemudian merancang apa yang di namakan Molotov Plan, yaitu sebuah program pemulihan ekonomi untuk negara-negara satelitnya.
Pada bulan Juni 1947, Amerika Serikat menyusun Marshall Plan yang dirancang oleh Menteri Luar Negeri Amerika, George Marshall sebagai bagian dari kebijakan untuk membendung upaya Uni Sovyet dalam mempengaruhi negara-negara Eropa yang sedang dalam kesulitan finansial. Kongres Amerika menyetujui dana sebesar 12 milyar Dollar untuk program Mashall Plan, di mana dalam kenyataannya hanya dikucurkan kepada negara-negara Eropa Barat dan Yugoslavia, yang tidak ikut menjadi anggota Pakta Warsawa. Sedangkan negara-negara Eropa Timur lainnya yang berada di bawah kekuasaan Uni Sovyet tidak memperoleh, bahkan menolak dana dari Marshall Plan. Marshall Plan kemudian tidak terbatas kepada negara-negara Eropa, namun di seluruh dunia. Amerika memberikan dana kepada negara-negara yang menyatakan kesediaannya akan membasmi komunisme, termasuk kepada Pemerintah Indonesia.
Sebenarnya program Marshall Plan ini akan di berikan ke seluruh negara Eropa, tapi dengan mundurnya Uni Soviet dan negara-negara di bawah pengaruhnya, maka hanya 17 negara Eropa Barat yang menikmatinya yaitu Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Luxembourg, Belanda, Norwegia, Portugal, Swedia, Swiss, Turki, kerajaan Inggris, dan Jerman Barat. Salah satu tujuan Amerika memberikan dana ini sebenarnya juga untuk mengurangi pengaruh komunis pada orang-orang yang tidak bekerja dan miskin di Eropa setelah perang usai. Hasil dari Marshall Plan ini amat baik, rata-rata terjadi kenaikan gross national product sebanyak 15%-25%.
George C. Marshall, Sekretaris Negara AS, pada 1947 menawarkan program bantuan jangka panjang bagi negara-negara Eropa. Alasannya :
1. Eropa adalah pasar bagi produAmerika.
2. Amerika khawatir sosialisme dan kk omunisme akan tumbuh subur di Eropa.
3. Uni Sovyet mulai diidentifikasi sebagai rival Amerika Serikat
4. Jerman Barat, yang secara historis merupakan titik penting perekonomian Eropa, harus dibangun kembali untuk menghadang ekspansi Uni Soviet.


Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (bahasa Inggris: North Atlantic Treaty Organisation / NATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. Nama resminya yang lain adalah dalam bahasa Perancis: l'Organisation du Traité de l'Atlantique Nord (OTAN).
Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi:
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.

Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12 September 2001, sebagai tindak balas terhadap serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS yang terjadi sehari sebelumnya. Adapun negara pendirinya antara lain: Bulgaria, Kanada, Denmark, Perancis, Islandia, Italia, Luxemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Britania Raya, Amerika Serikat.

Negara Yang Bergabung Pada Masa Perang Dingin
 Yunani (1932)
 Turki (1952)
 Jerman (Pada masa Jerman Barat 1955)
 Spanyol (1982)

Negara Mantan Anggota Blok Timur Yang Bergabung pasca Perang Dingin

 Jerman Timur (1990)
 Republik Ceko (1999)
 Polandia (1999)
 Hungaria (1999)
 Bulgaria (2004)
 Estonia (2004)
 Lithuania (2004)
 Latvia (2004)
 Rumania (2004)
 Slovakia (2004)
 Slovenia (2004)


Perkembangan di Kawasan Eropa Menjelang Pertengahan 1980-an

1. Persaingan Amerika serikat dan Uni Soviet
Pada masa ini terjadinya persaingan yang ketat dari dua negara besar antara Amerika Serikat dan Uni Soviet baik dalam persaingan senjata mutakhir termasuk nuklir maupun dalam teknologi yang bersifat keilmuan.

2. Détente dan Pendekatan-pendekatan Bagi Pengurangan Senjata
Perundingan pembatasan senjata strategis mulai dalam bulan Desember 1969, ketika Uni Soviet telah mencapai apa yang oleh Amerika Serikat dianggap sebagai keseimbangan dan dengan demikian mencapai apa yang disebut dengan stabilitas strategi dalam beberapa persetujuan diantaranya Salt I (Juni 1979) yang berisi tentang pengurangan-pengurangan peluncuran senjata baik di Amerika Serikat maupun di Uni Soviet, namun hal ini hanya dilakukan sepihak saja yaitu di Uni Soviet..
Upaya pengurangan senjata juga dilakukan pada masa pemerintah Reagan dalam tahun 1982 (START). Tekanannya ialah pada pengurangan drastis dalam senjata nuklir, fase pertama, kedua belah pihak akan mengurangi peluncuran nuklir. Karena itu usul Amerika Serikat mempunyai kemungkinan keberhasilan yang rendah dan apabila Amerika Serikat tidak berhasil, maka akan lebih sulit bagi Eropa untuk terus mendukung pengurangan-pengurangan drastis yang tersirat dalam START.
Tiga hal senantiasa yang dikemukakan pihak barat tentang perundingan ini, bahwa:
• Baik bagi Amerika Serikat maupun bagi Eropa Barat, kaitan antara perundingan INF dan START tetap dipertahankan
• Keputusan Double Track tidak dapat dipisah-pisahkan
• Setiap peluncuran senjata secara unilateral oleh barat akan mengurangi insentif bagi Uni Soviet untuk menyetujui batas-batas yang ingin ditentukan.
Menurut Uni Soviet, Amerika Serikat seharusnya bersikap adil tidak hanya pengurangan persenjataan yang dimiliki oleh Uni Soviet saja melainkan juga harus ada pengurangan senjata terhadap Inggris dan Perancis juga.

3. Perkembangan di Eropa Barat
Perbedaan kepentingan antara Eropa Barat dengan Amerika Serikat dan antara Negara-negara Eropa Barat anggota NATO juga terlihat dalam pertahanan negaranya masing-masing. Banyak orang di Eropa Barat percaya bahwa senjata-senjata Amerika Serikat itu merupakan ancaman bagi Eropa demikian halnya dengan Uni Soviet. Kendatipun sikap ini tidak merupakan sikap mayoritas di Eropa Barat dewasa ini, akan tetapi ia menandakan berkembanganya keretakan yang cukup memprihatinkan dalam konsensus dasar NATO, yaitu proteksi militer Amerika Serikat terhadap Uni Soviet. Hal ini terlihat diberbagai bidang ekonomi dan idiologi.

4. Prospek Perkembangan Kawasan Eropa-Atlantik dalam 1980-an
Eropa Barat akan tetap melanjutkan usahanya untuk memodernisasi industrinya atas dasar teknologi elektronika mikro dan bioteknologi dengan lebih mengembangkan kemampuan industri yang efektif terhadap Amerika Serikat dan Jepang. Usaha ini akan terus mengimbangi ketergantungan yang cenderung membesar pada pasaran Eropa Timur. Khusunya mengenai perlombaan senjata mutakhir dapat dikatakan bahwa biaya penelitian dan pengembanagn senjata akan menyerap pada sebagian besar dari dana-dana pertahanan / keamanan di Amerika Serikat dan Uni Soviet, sehingga kebijakan ganda yang sudah dijalankan kedua Negara raksasa sejak permulaan dasawarsa 1970-an, yaitu perundingan-perundinagn pembatasan senjata sambil mengembangkan sistem-sistem persenjataan baru, akan terus bertahan.

Pendekatan Amerika Serikat Di Eropa Memasuki Dasawarsa 1990-An.
Sejak 1990-an masalah ketegangan antara Blok Barat dengan Blok Timur berkutat di seputar kemungkinan terjadinya perang nuklir. Hal itu disebabkan oleh terus meningkatnya jumlah peluru kendali jarak dekat,menengah dan jauh. Kecemasan dari penduduk dunia, terutama negara-negara maju di Eropa, telah mendorong kedua belah pihak untuk membahas pengawasan senjata nuklir.
Antara tahun 1985-1988, empat pertemuan KTT telah dilakukan untuk membahas tentang pembebasan benua Eropa dari senjata nuklir. Sejak saat itu, NATO dan Pakta Warsawa harus mengurangi persediaan rudal nuklirnya hingga 50%. Setelah pengurangan senjata ternyata keamanan dunia tidak sepenuhnya terjamin. Kemungkinan perang masih terbuka, mengingat kedua negara itu tetap memiliki alat pertahanan / keamanan yang kuat.
Disini terlihat bahwa pelaksanaan KTT tidak efektif. Itu karena pelaksanaannya itu dilatar belakangi masalah ekonomi. Anggaran militer akan semakin membesar apabila kekuatan militer membengkak.Di pihak NATO,masyarakat menginginkan pemerintah yang mereka dukung lebih memperioritaskan masalah ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Dengan berkurangnya anggaran pertahanan, uangnya bisa dialihkan ke bidang lain yang lebih bermanfaat.
Presiden Amerika Serikat pada saat itu George Herbert Bush (Bush Senior) menjelaskan sikap politik luar negeri AS, yaitu pengurangan senjata konvensional dan kimia,meredakan ketegangan regional, mengendalikan keagresifan satelit USSR,dan penolakan doktrin Brezhnev di Eropa Timur.

YUNANI PASCA PD II

YUNANI

A. Latar Belakang Sejarah
Pada abad sebelum masehi, Yunani merupakan salah satu peradaban yang besar yang ada di Eropa. Dan peradaban Yunani ini merupakan salah satu peradaban yang mempengaruhi Eropa dan dunia. Dengan kemajuan yang ada di Yunani pada masa itu baik dari bidang pemerintahan maupun di bidang kebudayaan.
Pada abad ke-11 Yunani di invasi oleh bangsa Turki. Penyerbuan ini mengakibatkan Yunani lama di kuasai oleh Turki. Meskipun beberapa orang Yunani tumbuh menjadi penguasa yang kaya karena kesetiaannya kepada bangsa Turki, tetapi sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan.
Pada abad ke-19, cita-cita kebebasan yang berkembang di Eropa dan Amerika, mencapai Yunani. Perang kemerdekaan Yunani di mulai pada tahun 1821 serta didukung oleh orang-orang Eropa. Pada tahun 1830, Yunani diakui sebagai sebuah kerajaan yang berdiri sendiri. Namun, Yunani berada dalam kondisi yang sulit, wilayah Yunani hanya dibatasi sampai Peloponesus, Cyclades serta sebagian besar daratan Macedonia, Thrace, Kreta, Dodecanese, serta pulau-pulau di lepas pantai masih dikuasai Turki. Hal ini mengakibatkan negara itu harus berperang terus menerus seperti Perang Dunia II, mengalami berbagai Kudeta, Revolusi, pemberontakan, krisis politik, sebelum muncul seperti negara sekarang ini.
Setelah pendudukan Jerman pada masa PD II berakhir, perang saudara melanda Yunani. Perang Griliya an tara kauk komunis dan non-komunis menyempurnakan kehancuran yang dimulai selama tahun-tahun masa perang. Ketika pertempuran perang griliya berakhir pada tahun 1950. Pada saat yang sama terdapat pemerintahan yang stabil di bawah Perdana Menteri Constantine Karamanlis yang menjabat dari tahun 1955-1963. Pada tahun 1964 seorang raja baru naik yaitu Constantine II. Constantine berikai dengan perdana menteri yang baru yaitu George Papandreou tentang luasnya kekuasaan politik raja. Papandreou dipecat oleh konstantine pada tahun 1965, lalu di ikuti oleh periode ketidakstabilan politik.
Pada tahun 1967, sekelompok perwira Angkatan Bersenjata sayap kanan memegang kendali pemerintahan dan Kolonel George Papadopilos menjadi pemimpin Yunani, mula-mula menjadi perdana menteri tetpi kemudian menjadi presiden. Suatu usaha kudeta oleh Raja Constantine digagalkan sehingga keluarga raja lari ke pembuangan. Pemerintahan Papadopulos mengumumkan bahwa Yunani merupakan suatu negara republik pada tahun 1973, tetapi pada kudeta militer yang kedua Papadopulos diberhentikan.
Pada tahu 1974 pemerintahan Siprus digulingkan oleh bangsa Yunani Sipriot dibawah pimpinan perwira Angkatan Bersenjata Yunani. Ketika perang antara Yunani Turki megancam, pemerintahan di Athena mengundurkan diri. Lalu pada tahun 1974 diadakan pemilihan umum untuk memulihkan kembali pemerintahan yang demokratis. Constantine Karamanlis menjadi perdana menteri kemudian menjadi presiden. Pada tahun 1981, Andrea Papandreou , anak laki-laki George Papandreou, menjadi perdana menteri dari pemerintahan sosialis. Pada tahun itu pula Yunani diterima menjadi anggota dari MEE.
Konstitusi tahun 1975 menghapuskan monarki dan membuat Yunani menjadi sebuah negara republik parlementer dengan kepala negaranya presiden. Kepala negara adalah presiden yang dipilih setiap 5 tahun sekali oleh parlemen. Jika tidak ada calon yang mendapatkan suara mayoritas maka presiden akan di pilih langsung oleh rakyat.
B. Pemerintahan Pasca PD II
Pemerintahan Yunani Pasca PD II mengalami beberapa kudeta dan kekacauan politik. Itu karena selalu terjadi pertentangan antara perdana menteri dengan presiden ataupun dengan Angkatan Bersenjata. Hal ini terus terjadi sampai tahun 1975 sampai dikeluarkannya konstitusi yang menetapkan Yunani sebagai negara republik parlementer. Berikut adalah pemerintahan Yunani Pasca PD II.
1. Tahun 1955-1963, Yunani dibawah pemerintahan Perdana Menteri Constantine Karamanlis.
2. Seorang raja baru naik yaitu Constantine II. Constantine berikai dengan perdana menteri yang baru yaitu George Papandreou tentang luasnya kekuasaan politik raja. Papandreou dipecat oleh Constantine II pada tahun 1965.
3. Pada tahun 1967, sekelompok perwira Angkatan Bersenjata sayap kanan memegang kendali pemerintahan dan Kolonel George Papadopilos menjadi pemimpin Yunani. Suatu usaha kudeta oleh Raja Constantine II digagalkan. Pemerintahan Papadopulos mengumumkan bahwa Yunani merupakan suatu negara republik pada tahun 1973, tetapi pada kudeta militer yang kedua Papadopulos diberhentikan.
4. Tahun 1974 diadakan pemilihan umum untuk memulihkan kembali pemerintahan yang demokratis. Constantine Karamanlis menjadi perdana menteri kemudian menjadi presiden. Pada tahun 1981, Andrea Papandreou diangkat menjadi perdana menteri.

C. Sosial Ekonomi Pasca PD II
Setelah berakhirnya pertempuran gerliya, Yunani mendapatkan bantuan ekonomi dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Terlebih setelah Yunani masuk kedalam keanggotaan MEE pada Januari 1981, Yunani mendapatkan bantuan dari Jerman Barat dalam hal teknis industri. Perdagangan juga dijalankan dengan baik dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Kehidupan sosial Yunani paca PD II tidak terlalu baik, itu karena kondisi pemerintahan di Yunani yang selalu terlibat perang dan kudeta, sehingga mempengaruhi kehidupan sosial masyarakatnya. Tetapi di tahun 1981an, Pendidikan Yunani mengalami peningkatan dan adanya wajib belajar anak usia 6-15 tahun.

D. Kebudayaan Pasca PD II
Kebudayaan Yunani merupakan kebudayaan Eropa Barat. Sejak zaman sebelum masehi kebudayaan Yunai merupakan salah satu kebudayaan yang mempengaruhi Eropa dan Dunia. Setelah PD II kebudayaan ini sedikit mengalami kemunduran, itu karena disebabkan oleh kondisi politik Yunani yang kacau dari waktu tahun 1950an sampai pada tahun 1981. Tetapi ada kebudayaan yang menjadi akar dari bangsa Yunani yang tidak berkurang.

PORTUGAL PASCA PD II

PORTUGAL
A. Latar Belakang Sejarah
Di tahun 1908, Raja Charles dari Kerajaan Portugal dibunuh dalam suatu pembunuhan di Lisabon. Kerajaan Portugis bertahan sampai 5 Oktober 1910, hingga melalui suatu revolusi, ia digulingkan dan Portugal diproklamirkan menjadi Republik. Dibawah pemerintahan Republik Pertama, asas-asas demokratisasi diterapkan di segala bidang.
Pada 28 Mei 1926 perebutan kekuasaan oleh militer mengakhiri kekacauan yang diakibatkan oleh kepemimpinan Republik Pertama yang lemah terhadap gerakan separatisme daerah. Semenjak itu, mulailah Ditadura Nacional ( Pemerintahan diktator Nasional, yang lalu berganti nama menjadi Estado Novo)
António de Oliveira Salazar mengembangkan Estado Novo berdasarkan suatu platform stabilitas. Reformasi awal Salazar menguntungkan seluruh bangsa karena penguasa menitikberatkan program kerjanya pada stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Setelah kekacauan pada masa Republik Pertama ( 1910-1926) ketika stabilitas publik sulit dicapai, ini merupakan suatu terobosan mengesankan untuk rakyat negara tersebut. Salazar mendapat derajat tinggi di mata rakyatnya.
Estado Novo adalah suatu rezim otoriter dengan orientasi paham integralitas, yang berbeda dari rezim fasis yang ekspansionis semisal Fasisme Mussolini, karena tidak ada seorang pemimpin karismatik, tidak ada struktur ketat pemerintahan dan penggunaan kekerasan dalam menangani masalah. Salazar adalah seorang penganut Katholik Tradisional yang percaya akan perlunya kendali atas kekuatan modernisasi ekonomi dalam rangka mempertahankan nilai-nilai tradisionalisme dan religius dari negeri Portugal, yang dirasa sebagai ancaman bagi bangsa. Salah satu inti dari rezim Estado Novo adalah PIDE, polisi rahasia penjaga ketertiban. Banyak aktivis politik yang menentang pemerintah dipenjarakan di penjara Tarrafal di koloni Kepulauan Monte Verde, di pulau Santiago, atau di penjara lokal. Penyiksaan aktivis berlangsung di tempat-tempat tersebut.
Estado Novo memaksa Kaum agamawan Katholik dan kaum Nasionalis untuk mendukung paham integralitasnya. Sistem pendidikan dibuat sebagai alat untuk mengagungkan bangsa Portugis dan jajahan luar negerinya (Ultramar). Semboyan dari rezim adalah Deus, Pátria e Familia ( Tuhan, Tanah Air dan Keluarga). Setelah 1945, falsafah dari rezim tsb menjadi lawan dari gelombang dekolonisasi yang menyapu Eropa pasca Perang dunia II.
Estado Novo menerima gagasan Korporatisme sebagai model ekonomi. Kebijakan ini digunakan untuk melindungi kaum elite dan mempertahankan sistem kapitalisme oligarki sebagai sistem ekonomi, di bawah pengawasan pemerintah. Ketika Salazar menandatangani perjanjian Anti-Komunis di tahun 1938, kaum komunis Portugal dianiaya dengan sadis. Maka para kaum anarkhi, kaum liberal, dan pendukung republik menentang rezim itu. Satu-satunya partai yang diizinkan adalah Uniao Nacionalis ( Partai Nasional ), yang berorientasi sebagai fraksi kanan, yang bernafsu untuk menindas kaum monarki, korporat, fasis, kapitalis dan nasionalis.
Legiun Nasional adalah tentara yang serupa dengan Tentara Hitam Italia. Untuk golongan muda ada Mocidade Portuguesa, suatu organisasi yang serupa dengan (tapi tidak dengan ideologinya) Kaum Muda Hitler. Dua organisasi ini sangat didukung oleh negara dan memaksakan gaya hidup yang berhubungan dengan perang.
Akhir dari Estado Novo dimulai dengan pemberontakan di negara-negara jajahan sekitar tahun 1960. Perjuangan Kemerdekaan di Angola, Mozambique dan Guinea didukung oleh AS dan USSR, sebabnya ialah keduanya ingin mengakhiri semua bentuk kerajaan kolonial dan memperluas pengaruh merekai. Peperangan dengan koloni mempunyai efek yang sama untuk Portugal sama seperti Perang Vietnam yang di-support Amerika Serikat, atau Perang Afghanistan yang didukung Uni Soviet; efeknya adalah ketidakpopuleran pemerintah disebabkan banyaknya kehilangan pasukan yang gugur, memunculkan banyak pertanyaan tentang kelanjutan dari peperangan dan dalam hal ini, pemerintah.
Walaupun Portugal mampu mempertahankan keunggulannya di negeri jajahan dengan penggunaan pasukan pilihan dan pasukan operasi khusus, dukungan asing kepada guerillas (penguasa lokal) membuat pihak koloni lebih mampu bermanuver lebih lincah, menimbulkan kerugian berat atas Angkatan perang Portugal. Situasi ini makin dipersulit oleh kematian Salazar, pemimpin terkuat rezim, di tahun 1970. Penggantinya adalah salah satu penasehat terdekatnya, Marcelo Caetano, yang mencoba pelan-pelan paham demokratis ke seluruh negeri, tetapi tidak bisa menyembunyikan pemerintahan diktator yang jelas-jelas nyata merepresif rakyat Portugal. Di tahun 1974, Revolusi Bunga, yang diorganisir oleh militer sayap kiri, menggulingkan Estado Novo.
Republik Ketiga Portugal adalah periode dalam sejarah Portugal untuk menyebut rezim demokratis yang berdiri setelah Revolusi Bunga 25 April 1974 yang mengakhiri rezim Estado Novo António de Oliveira Salazar dan Marcello Caetano. Pada awal berdirinya, Republik ini dihadang oleh ketidakstabilan politik dan terancam oleh kemungkinan perang saudara. Suatu konstitusi baru disusun, lembaga sensor dibubarkan, kemerdekaan berbicara diizinkan, tahanan politik dilepaskan dan institusi-institusi utama Estado Novo ditutup. Negeri Portugal lalu memberikan kemerdekaan ke pada negara Afrika Jajahannya dan mulai menuju proses demokratisasi yang mendorong masuknya Portugal ke dalam EEC ( Masyarakat Ekonomi Eropa ) di tahun 1986.

B. Sosial, Budaya, Ekonomi Pasca PD II
Sepanjang 1940 dan 1950 Portugal mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan peningkatan ekspor barang-barang ke negara-negara yang dibangun kembali sehabis perang di Eropa. Salazar mengatur ulang sistem ekonomi, setelah kepemimpinan Republik Pertama yang kacau tahun 1910-1926. Suatu sistem jalan raya baru yang menghubungkan seluruh negeri dibangun, jembatan baru merentang sungai dan program pendidikan hanya boleh membangun satu sekolah dasar di tiap kota Portugal ( gagasan yang berkembang dan mulai dilaksanakan di era Republik Pertama yang demokratis ). Pendidikan tinggi diawasi oleh pemerintah secara ketat. Salazar percaya bahwa pendidikan membinasakan nilai-nilai religius dan konservatif sebagai basis dasar dari rakyatnya dan hanya dapat diakses oleh kaum minoritas yang dekat kepada rezim Estado Novo.
Dengan kesembuhan ekonomi Eropa di tahun 1960, ekonomi Portugal mengalami stagnasi, sehingga Portugal mengalami suatu kecenderungan menurun di bidang ekonomi dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Reformasi Ekonomi liberal yang didukung oleh unsur-unsur dari pihak penguasa, yang dengan sukses diterapkan di bawah keadaan serupa di negara tetangganya Spanyol, ditolak berdasar ketakutan jika industrialisasi akan mendestabilisasi rezim dan dasar ideologisnya akan memperkuat pergerakan sayap kiri dan organisasi komunis.
Di tahun 1962 "Krisis akademis" terjadi. Rezim khawatir dengan tumbuh dan makin populernya gagasan demokratis di antara para pelajar, sehingga melaksanakan penutupan dan boikot beberapa organisasi dan asosiasi pelajar, termasuk yang terpenting adalah Sekretariat Nasional Pelajar Portugal. Para pelajar, dengan dukungan kuat dari Pihak Komunis, menjawabnya dengan demonstrasi yang puncaknya tanggal 24 Maret 1962 demonstrasi pelajar besar-besaran di Lisabon dengan brutal ditindas oleh polisi anti huru-hara, yang mengakibatkan beratus-ratus pelajar luka-luka. Sesudah itu, para pelajar memulai suatu serangan yang menandai titik penting dalam perlawanan melawan rezim Estado Novo.
Kemandekan ekonomi memaksa beratus-ratus ribu kaum pekerja Portugal untuk mencari kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara lainnya, ataupun hanya untuk melepaskan ketentuan wajib militer. Dalam kurun waktu 15 tahun, hampir satu juta orang pindah ke Perancis, beberapa juta ke Amerika Serikat, dan ratusan ribu ke Jerman, Swiss, United Kingdom, Luxemburg, Venezuela atau Brazil. Partai politik, seperti Partai Sosialis didirikan di pengasingan. Satu-satunya pihak yang masih dapat beroperasi di dalam negeri selama pemerintahan diktator adalah Partai Komunis.Ekonomi Portugal telah berubah dengan drastis di tahun 1973 bandingkan dengan posisinya di tahun 1961: GDP telah tumbuh sebesar 120 %. Yang jelas, masa pra-revolusi ditandai oleh laju pertumbuhan tahunan yang sempurna untuk GDP ( 6.9 persen), produksi industri ( 9 persen), konsumsi pribadi ( 6.5 persen), dan mendapat keuntungan kotor modal tetap 7.8 persen. GDP perkapita Portugal mencapai 56.4 persen di tahun 1974. Di tahun 1991- 16 tahun kemudian - GDP mencapai 54.9 persen. Yang lebih penting adalah revolusi mendorong demokrasi dan kebangkitan ekonomi Portugal dalam kaitan dengan keikutsertaannya di Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) sejak 1985.

SPANYOL PASCA PD II


SPANYOL
A. Latar Belakang Sejarah
Di Spanyol sendiri abad 19 merupakan kelanjutan masa pergolakan dan pemberontakan dari masa sebelumnya. Sebuah negara republik segera didirikan pada tahun 1873, tetapi pada tahun berikutnya Raja Alfonso XII kembali bertahta. Puteranya, Alfonso XII, mempunyai reputasi yang mengherankan karena pemerintahan berjalan lama antara 1883-1931, tetapi dia merupakan raja Spanyol pertama yang turun tahta tanpa ada pertumpahan darah. Mendekati akhir abad ke 19, para pekerja Spanyol meletakan harapan-harapan mereka kepada partai sosalis dan partai buruh sebagai jalan penyelesaian masalah mereka. Peokan dan pemberontakan dengan secara kejam ditindas oleh pemerintah.
Gagasan-gagasan revolusioner menyebar dan tumbuh dengan sangat pesat pada permulaan tahun 1920-an. Pemogokan di Katalonia memaksa raja menyilakan Jenderal Primo De Rivera menjadi diktator militer di Spanyol.Raja diturunkan tahtanya dan sebuah pemerintahan Republik didirikan. Pemimpin-pemimpin republik dont rakyat usaha yang maha besar dengan mengadakan perubahan-perubahan politik dan ekonomi, tetapi perubahan itu merupakan usaha yang nyaris tidak mungkin dikerjakan karena harus berhadapan dengan tradisi konservatif, tantangan dari para tuan tanah, raja, gereja, serta tindakan radikal kaum n yang mengesankan. Kemenangan pihak front rakyat itu diikuti oleh kekacauan kiri. Pada tahun 1936 diadakan pemilihan umum yang memungkinkan yaitu persekutuan antara kaum republik, sosialis, buruh, dan komunis memperoleh kemenangan umum dan membakar pemberontakan rakyat terhadap pemerintahan.
Perang saudara pada tahun 1936-1939 ada dua kekuatan antara sesama bangsa Spanyol, yaitu kaum republik pengikut frot rakyat dan tentara dibawah pimpinan Franco Fransisco. Kaun nasionalis yang dipimpin oleh Franco didukung oleh diktator Jerman dan Italia, sementara Uni Soviet memberikan bantuannya kepada kaum republik. Kota demi kota jatuh ke tangan kaum nasionalis hingga tahun 1939, dengan menelan korban jiwa antara 500.000 sampai 1.000.000 jiwa.

B. Spanyol Pasca PD II
Pemerintahan Franco, yang bergelar Caudillo (Pemimpin) menjadi kepala Negara, panglima angkatan bersenjata, dan pemimpin satu-satunya partai resmi yaitu partai Falange. Pada taun 1947, Spanyol mengadakan pemilihan umumnya yang pertama dalam 41 tahun ini. Sebuah konstitusi baru yang disahkan pada tahun 1978 mengubah Spanyol menjadi sebuah kerajaan berparlemen. Raja adalah kepala negara dan memilih seorang Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.
Perubahan politik akan datang di Spanyol, tetapi luka parah akibat perang saudara belum selesai. Pada tahun 1981 tindakan tegas raja telah memadamkan percobaan pemeberontakan oleh pihak kanan. Namun, pada pemilihan umum yang diadakan pada tahun 1982, partai sosialis melesat berkuasa selama beroposisi 40 tahun.
Bersama dengan membaiknya ekonomi Spanyol yang amat mencengangkan di tahun-tahun terakhir ini, kesinambungan pembangunan tetap merupakan masalah yang mendesak bagi pemerintahan baru. Investasi asing yang berjumlah besar, dengan diikuti oleh kerja keras bangsa Spanyol berhasil membangkitkan industrialisasinya. Singkatnya keberhasilan ekonomi Spanyol sejak pertengahan tahun 1950-an kini harus dilengkapi dengan kebijakan perkembangan ekonomi baru, yang ditekankan pada kebutuhan dasar negara dan masyarakat.


C. Sosial, Ekonomi, Budaya Pasca PD II
Kenyataan yang mempengaruhi kehidupan bangsa Spanyol kini menunjukan langkah perubahan yang mendalam. Perubahan-perubahan ini dapat dirasakan diberbagai bidang. Perubahan ini juga melanda kelas menengah maupun bawah. Dibawah organisasi buruh yang beraliran keras terasa juga adanya perubahan-perubahan ini demikian juga dikalangan kehidupan masyarakat Spanyol sehari-hari.
Irama perubahan telah sampai pada titik yang telah dapat melampaui batasan ketat yang diadaakn pemerintah. Di bidang ekonomi, dan kehidupan sosial, Spanyol menghendaki dan memerlukan gagasan-gagasan baru dan penyelesaian-penyelesaian baru. Spanyol telah bertekad untuk bergabung dengan eropa setelah absen berabad-abad lamanya. Dalam langkahnya yang paling menentukan, Spanyol memutuskan untuk bergabung kedalam organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada tahun 1982. yang bahkan lebih penting lagi adalah bahwa pada tahun 1986 dengan resmi spanyol telah menjadi anggota masyarakat ekonomi Eropa (MEE) dan sekarang telah menjadi anggota Uni Eropa.

ITALIA PASCA PD II

ITALIA PASCA PD II


Nama Resmi : Republik Italia
Ibu Kota : Roma
Letak Geografis : Eropa Selatan
Luas Wilayah : 301.225 km
Bahasa : Italia
Agama : Katolik Roma
Batas-Batas : Utara : Swiss dan Austria
Selatan : Laut Tengah dan Malta
Timur : Slovenia dan Laut Adriatik
Barat : Laut Tengah dan Prancis

Italia merupakan salah satu negara yang terletak di Eropa tengah bagian selatan. Italia juga merupakan tempat kuno di Eropa, hal ini dikarenakan Italia telah ada sejak Kekaisaran Romawi dan mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang. Oleh sebab itu Italia merupakan sumber kebudayaan Barat, karena disinilah dahulu bangsa Romawi membangun Ibu Kota bagi kekaisarannya. Nama “Italia” itu sendiri sudah ada sejak jaman dahulu, konon nama “Italia” itu untuk pertama kali dipakai dalam dokumen pada abad ke-5 SM. Para ahli sejarah beranggapan bahwa nama Italia berasal dari nama raja legendaris “Italo”.

Latar Belakang Sejarah

Fasisme merupakan ideologi yang berakar di Eropa, pondasi fasisme dibangun oleh sejumlah pemikir Eropa abad ke-19 dan menyebar pesat pada awal PD I. Secara umum fasisme memanfaatkan kondisi kekacauan dan ketidakstabilan dalam negara-negara yang kalah dan rusak parah dalam PD I, tidak terkecuali Italia sebagai negara yang mengalami kekalahan. Kerinduan negara-negara akan kejayaan masa lampau dan berusaha untuk membangkitkannya serta adanya ancaman komunis, telah menjadikan fasis sebagai ideologi penyelamat agar tidak menjadi korban ideologi komunis yang brutal.
Paham fasisme mencuat ketika dimulainnya PD II, dan Italia sebagai salah satu negara pertama yang mengimplementasikannya pada tahun 1922. Di bawah rezim fasis pimpinan Benito Mussolini Italia telah berubah menjadi sebuah negara nasionalisme yang fanatik dan rasisme, di pimpin oleh pemerintahan yang totaliter, dan dibawah otoriter atau hukum negara yang ditaktoris. Fasisme di Italia berjalan dengan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat yang totaliter dan kediktatoran partai tunggal yang bersifat ultra-nasionalis. Kondisi penting lainnya dalam pertumbuhan negara fasis Italia adalah perkembangan industrialisasi, karena munculnya negara industri telah mengakibatkan ketegangan sosial dan ekonomi. Meskipun fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi sebagaimana teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal tersebut.
Sehabis berlangsungnya Perang Dunia II dan Italia dinyatakan keluar sebagai salah satu nagara yang kalah, telah membuat runtuhnya rezim fasis bersama sang pemimpin Benito Mussolini. Ideologi fasisme yang seakan-akan telah berakhir, namun kenyataan yang terjadi tidaklah nyata demikian. Karena ideologi fasis sebagai sebuah produk pemikiran, maka benih-benih fasisme akan terus ada selama terdapat kondisi yang obyektif untuk membentuknya. Sebagai negara yang kalah dalam PD II, tentunya kondisi Italia sendiri tidak berbeda jauh dengan apa yang dialaminya pasca PD I, karena pada saat itu Italia juga keluar sebagai negara yang kalah perang. Kondisi yang tidak berbeda jauh ini tentunya membawa suatu kehawatiran akan munculnya rezim fasis di Italia. Karena bagaimanapun juga sebagai sebuah ideologi produk pemikiran manusia fasisme tidak akan pernah mati, dan kita dapat melihat bagaimana perkembangan Italia kedepan pasca runtuhnya rezim fasis.

Pemerintahan Italia Pasca Fasis

Dalam bidang pemerintahan tentunya kita akan melihat bagaimana ketatanegaraan dan politik Italia pasca runtuhnya fasis, karena bagaimanapun juga Italia telah memasuki babak baru pasca runtuhnya rezim fasis. Seperti kita ketahui bahwa pada tahun 1929-1943 Italia berada dibawah kekuasaan rezim fasis dengan pemimpin Benito Mussolini, namun pasca runtuhnya rezim fasis Italia menjelma sebagai sebuah negara republik. Pada awal masa transisi kondisi Republik Italia tidak berbeda jauh dengan kondisi Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Pada masa awal transisi Republik Italia mengalami kesukaran dalam hal mengatur lembaga-lembaganya menurut garis-garis demokrasi, dan bagi rakyat Italia khususnya mereka mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan iklim demokrasi, karena sebelumnya Italia merupakan negara kerajaan dan setelah itu dibawah rezim totaliter (masa fasis). Sehingga demokrasi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Italia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kedewasaan rakyat Italia dalam berdemokrasi, maka perjalanan politik bangsa Italia dibawah iklim demokrasi (pasca fasis) lebih banyak diwarnai dengan pertentangan antar sesama partai politik. Kondisi semacam ini dikarenakan terdapat sejumlah partai politik yang cukup besar dan menjadi wakil dalam parlemen. Selain itu Republik Italia juga mengalami kesulitan besar dalam hal membuat dan menjalankan hukum, hal ini dikarenakan Italia pasca fasis berusaha melakukan pembaharuan di bidang hukum yang sudah kuno, ini berarti Italia harus merombak tatanan hukum yang lama.
Kondisi pemerintahan Italia yang tidak stabil tentunya berimbas kepada tatanan politik dalam negeri Italia. Dalam bidang politik, kondisi Italia pasca fasis keadaannya tidak berbeda pada tahun 1922, dimana partai-partai politik tampaknya tidak dapat membentuk front yang bersatu. Bahkan iklim politik Italia semakin kacau dengan adanya kenyataan bahwa didalam partai politik itu sendiri sulit ditemukan persatuan. Dalam kenyataannya pada masing-masing partai politik tumbuh banyak “aliran”, yang terkadang satu aliran buat masing-masing pemimpin partai yang berusaha mendapatkan pengaruh dalam partainya. Dalam jangka waktu yang panjang tentunya hal semacam ini dapat berimplikasi pada rasa saling tidak percaya, yang nantinya semakin memperburuk keadaan politik di Italia.
Daftar Presiden Republik Italia
Nomor Nama Lahir-wafat Mulai menjabat Akhir jabatan Partai
I Enrico De Nicola
1877-1959
1 Januari 1948
12 Mei 1948
Partai Liberal Italia

II Luigi Einaudi
1874-1961
12 Mei 1948
11 Mei 1955
Partai Liberal Italia

III Giovanni Gronchi
1887-1978
11 Mei 1955
11 Mei 1962
Demokrasi Kristen

IV Antonio Segni
1891-1972
11 Mei 1962
6 Desember 1964
Demokrasi Kristen

V Giuseppe Saragat
1898-1988
29 Desember 1964
29 Desember 1971
Partai Demokrat Sosialis

VI Giovanni Leone
1908-2001
29 Desember 1971
15 Juni 1978
Demokrasi Kristen

VII Alessandro Pertini
1896-1990
9 Juli 1978
29 Juni 1985
Partai Sosialis Italia

VIII Francesco Cossiga
1928-
3 Juli 1985
28 April 1992
Demokrasi Kristen

IX Oscar Luigi Scalfaro
1918-
28 Mei 1992
15 Mei 1999
Demokrasi Kristen

X Carlo Azeglio Ciampi
1920-
18 Mei 1999
15 Mei 2006
Tanpa afiliasi partai
XI Giorgio Napolitano
1925-
15 Mei 2006
kini Demokrat Kiri



Daftar Perdana Menteri Republik Italia

Periode Jabatan Perdana Menteri
13 Juli 1946 - 2 Agustus 1953
Alcide De Gasperi (Pemerintahan pertama yang dipilih lewat demokrasi parlemen yang universal suffrage)
17 Agustus 1953 - 12 Januari 1954
Giuseppe Pella

18 Januari 1954 - 8 Februari 1954
Amintore Fanfani

10 Februari 1954 - 2 Juli 1955
Mario Scelba

6 Juli 1955 - 15 Mei 1957
Antonio Segni

19 Mei 1957 - 1 Juli 1958
Adone Zoli

1 Juli 1958 - 15 Februari 1959
Amintore Fanfani (kali ke-2)
15 Februari 1959 - 23 Maret 1960
Antonio Segni (kali ke-2)
25 Maret 1960 - 26 Juli 1960
Fernando Tambroni

26 Juli 1960 - 21 Juni 1963
Amintore Fanfani (kali ke-3)
21 Juni 1963 - 4 Desember 1963
Giovanni Leone

4 Desember 1963 - 24 Juni 1968
Aldo Moro

24 Juni 1968 - 12 Desember 1968
Giovanni Leone (kali ke-2)
12 Desember 1968 - 6 Agustus 1970
Mariano Rumor

6 Agustus 1970 - 17 Februari 1972
Emilio Colombo

17 Februari 1972 - 7 Juli 1973
Giulio Andreotti

7 Juli 1973 - 23 November 1974
Mariano Rumor (kali ke-2)
23 November 1974 - 29 Juli 1976
Aldo Moro (kali ke-2)
29 Juli 1976 - 4 Agustus 1979
Giulio Andreotti (kali ke-2)
4 Agustus 1979 - 18 Oktober 1980
Francesco Cossiga

18 Oktober 1980 - 28 Juni 1981
Arnaldo Forlani

28 Juni 1981 - 1 Desember 1982
Giovanni Spadolini

1 Desember 1982 - 4 Agustus 1983
Amintore Fanfani (kali ke-4)
4 Agustus 1983 - 17 April 1987
Bettino Craxi

17 April 1987 - 28 Juli 1987
Amintore Fanfani (kali ke-5)
28 Juli 1987 - 13 April 1988
Giovanni Goria

13 April 1988 - 22 Juli 1989
Ciriaco De Mita

22 Juli 1989 - 24 April 1992
Giulio Andreotti (kali ke-3)
28 Juni 1992 - 28 April 1993
Giuliano Amato

28 April 1993 - 10 Mei 1994
Carlo Azeglio Ciampi

10 Mei 1994 - 17 Januari 1995
Silvio Berlusconi

17 Januari 1995 - 17 Mei 1996
Lamberto Dini

17 Mei 1996 - 21 Oktober 1998
Romano Prodi

21 Oktober 1998 - 25 April 2000
Massimo D'Alema

25 April 2000 - 11 Juni 2001
Giuliano Amato (kali ke-2)

11 Juni 2001 - 17 Mei 2006
Silvio Berlusconi (kali ke-2)

17 Mei 2006 -
Romano Prodi (kali ke-2)




Sosial-Ekonomi Italia Pasca Fasis

Di tengah-tengah kondisi Italia yang sedang mengalami kekacauan, tentunya ada suatu kekhawatiran tersendiri akan munculnya fasisme seperti era pasca PD I. Buruknya iklim demokrasi dan politik di Italia tentunya berimplikasi terhadap kondisi sosial-ekonomi Italia pasca fasis. Untuk mengatasi masalah sekaligus mencegah munculnya fasisme, pemerintah Italia pasca fasis berusaha untuk melakukan pembaharuan sistem pendidikan serta kelengkapan fasilitas perumahan yang lebih baik dan layak untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Walaupun sebagian besar dari langkah pembaharuan ini telah dilakukan, namun yang terjadi di akhir tahun 1960’an dan awal tahun 1970’an adalah sebuah pemogokan kaum buruh dan kekacauan masyarakat Italia yang mencerminkan rasa tidak puas terhadap langkah-langkah perubahan yang telah dilakukan pemerintah Italia.
Kondisi sosial-politik Italia yang sedang kacau ternyata bertolak belakang dengan kondisi ekonomi Italia yang di saat-saat seperti ini justru mengalami peningkatan. Keadaan seperti inilah yang telah menyelamatkan Italia pasca fasis untuk menangkal munculnya fasisme di Italia. Dalam bidang perekonomian Italia lebih cenderung berkonsentrasi pada bidang pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata. Sesungguhnya Italia merupakan sebuah negara yang memiliki keterbatasan akan sumber daya alam untuk membangun perekonomian yang modern, oleh sebab itu Italia mengimpor sumber daya alam secara besar-besaran untuk menggerakkan roda industrinya. Sumber daya alam yang dimiliki Italia hanyalah berupa uap air panas, air sungai, dan batu pualam (terbesar di dunia).
Dari sektor pertanian, Italia merupakan negara pertanian tempat sejumlah besar orang mencari penghidupannya dengan bercocok tanam. Di Italia pertanian lebih banyak diusahakan di wilayah utara, hal ini karena wilayah utara lebih banyak memiliki tanah yang subur. Komoditi hasil pertanian Italia antara lain gandum, sayur-mayur, buah-buahan, anggur, dan zaitun. Sedangkan dalam bidang industri, pabrik tekstil merupakan yang terbesar di Italia, khususnya industri sutra. Negara Italia juga memiliki kota-kota besar yang dapat menunjang peekonomian negara seperti Milan, Roma, Napoli, Turin, Genoa, Palermo, Venesia, dan Florence. Sebagian dari kota-kota tersebut merupakan kota dagang dan kota pelabuhan yang cukup penting bagi Italia. Bermodalkan semua itu Italia pasca fasis mulai bangkit dari keterpurukannya untuk membangun sebuah negara yang modern.

Kebudayaan Italia Pasca Fasis

Perubahan yang terjadi di Italia pasca fasis bukan hanya terjadi pada bidang pemerintahan, sosial, dan ekonomi, melainkan juga dalam hal kebudayaan. Pada akhir periode Perang Dunia II terjadi perubahan yang radikal dalam pranata budaya dan social di Italia, dimana setelah berkuasa sejak tahun 1922, akhirnya diktator Benito Mussolini runtuh. Di bidang kebudayaan salah satu perubahan yang paling mencolok adalah dunia perfilman. Ketika itu muncul istilah Neorelisme untuk menyebut karya para pembuat film muda yang melawan kecenderungan film-film pada masa diktator Benito Mussolini (era fasis). Kehadiran Neorealisme dianggap mendapat pengaruh dari gerakan verismo (realisme) dalam bidang sastra dan film. Bagi Neorealisme, realitas atau kenyataan merupakan medium dan perangkat cerita. Oleh sebab itu para pembuat film Neorealisme membuat film berdasarkan plot yang berasal dari kehidupan riil.
Konteks politik Italia saat itu adalah kondisi pasca fasisme dan perang yang membuat Italia terpecah-belah, melarat, dan semua harus dibangun kembali serta dimulai lagi dari awal. Hal ini juga berdampak pada hancurnya industri film Italia yang disebabkan oleh hancurnya infrastruktur dan peralatan produksi. Meskipun demikian, kualitas film-film karya Neorealisme lebih baik jika dibandingkan dengan film-film masa fasisme yang cenderung berselera rendah dan terlalu besar idealismenya.
Masa pembebasan dan perlawanan Italia pasca fasisme memberi dimensi baru bagi pembuatan film di Italia. Masa pembebasan Italia adalah sebuah revolusi politik, yang saat pembebasan ini film-film Italia benar-benar sebuah sinema yang peduli dengan peristiwa sehari-hari dimasa itu. Sehingga masa pembebasan merupakan retakan sejarah atas sinema Italia sebelumnya (masa fasisme) dan Rennaisance (pencerahan) bagi sinema pasca perang yang mengalami stagnasi. Film-film Neorealisme itu sendiri merupakan karya-karya yang luar biasa karena bisa menggambarkan zaman dimana dia hidup. Humanisme revolusioner merupakan kata kunci bagi semangat pembaharuan dan kesadaran baru inilah yang menjadikan Neorealisme sebagai pintu masuk menuju apa yang disebut sinema modern. Sehingga Neorealisme menjadi sangat penting karena Neorealisme Italia merupakan garda depan lahirnya sinema modern.