Sabtu, 02 November 2013

POLITIK ETIS



POLITIK ETIS

Politik Etis atau Etihsche Politiek merupakan kebijakan pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Kebijakan ini diambil setelah pidato yang dilakukan oleh Ratu Belanda yaitu Ratu Wilhelmina pada tahunn 1901, yang mengumumkan “sebagai kekuatan kristen belanda wajib melakukan kebijakan pemerintah di Hindia dengan kesadaran bahwa Belanda memiliki kewajiban moral kepada rakyat di wilayah-wilayah tersebut”.
Ratu belanda membuat pernyataan seprti di atas karena pada tahun 1870an di Eropa sudah berkembang sistem politik dan ekonomi Liberal. Jadi gaya penjajahan belanda yang diterapkan di Indonesia sudah usang dan tidak lagi sesuai dengan perkembangan yang berlaku pada masa tersebut. Oleh karena itu, pemerintah kolonial menerapkan politik balas budi terhadap Indonesia, karena Indonesia dianggap telah mensejahtrakan kehidupan negara Belanda, yang dimulai dengan memeberikan bantuan sebesar 40juta gulden kepada Indonesia.

Latar Belakang Politik Etis
1.      Pelaksanaan sistem Tanam Paksa. Tanam paksa merupakan kebijakan yang sangat menguntungkan bagi Belanda, tetapi dilain pihak menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.
2.      Eksploitasi terhadap tanah dan penduduk Indonesia. Meskipun diterapkan ekonomi liberal di Indonesia tetapi tidak merubah nasib rakyat Indonesia.
3.      Upaya belanda untuk memperkokoh pertahanan negara jajahan dilakukan dengan cara penekanan dan penindasan terhadap rakyat.
4.      Rakyat banyak kehilangan hak miliknya yaitu tanah, bahkan industri rakyat pun terdesak.
5.      Adanya kritik golongan intelektual dari kalangan Belanda sendiri.

Tokoh-tokoh pencetus politik Etis
1.      Van kol. Ia merupakan juru bicara golongan sosialis. Ia mengkritik belanda dengan menjelaskand keadaan yang serba merosot di Indonesia. Terlebih karena adanya Politik Drainage (penghisapan) kekayaan Indonesia oleh Belanda.
2.      Van Deventer. Dalam artikelnya yang berjudul “hutang kehormatan” tahun 1899. Van Deventer menyebutkan bahwa jutaan gulden yang diambil Belanda dari Indonesia harus dikembalikan sebagai hutang kehormatan dengan cara :
a.       Irigasi (pengairan)
b.      Emigrasi (perpindahan penduduk)
c.       Edukasi (pendidikan)
Tiga hal tadi lebih sering disebut Trilogi Vand Deventer, yang merupakan titik utama dijalankannya Politik Etis.
3.      De Wall. Ia memperhitungkan bahwa sejak zaman VOC sampai tahun 1884, rakyat Indonesia berhak mendapatkan 528 juta gulden dari Belanda, dan apabila dengan bunganya menjadi 1585 juta gulden.
4.      Baron Van Hoevell. Ia merupakan pendeta protestan dan ia amemperjuangkan rakyat Indonesia di Parlemen Belanda.

Pelaksanaan Politik Etis.
Sejak tahun 1901 pemerintah kolonial mulai sedikit memperhatikan kehidupan rakyat indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa hal yang dilakukan pada masa politik etis.
1.      Adanya desentralisasi
2.      Pembentukan Dewan Rakyat (Volksraad)
3.      Pembangunan irigasi untuk menunjang kebutuhan pertanian. Irigasi yang dibangun tahun 1914 seluas 93.000 bau.
4.      Emigrasi penduduk jawa ke luar jawa.
5.      Edukasi. Didirikan sekolah oleh pemerintah belanda. Misalnya :
a.       Sekolah Kelas 1 untuk anak pegawai negeri, orang berkedudukan, dan orang kaya
b.      Sekolah kelas 2 untuk anak pribumi pada umumnya
c.       OSVIA sekolah pamong praja, STOVIA sekolah dokter, sekolah guru.
d.      Perbaikan kesehatan dan penanggulangan penyakit.

Kegagalan Politik Etis
            Secara umum politik etis mengalami kegagalan. Itu karena beberapa faktor :
1.      Tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia masih rendah
2.      Hanya sebagian kecil rakyat pribumi yang dapat sekolah. Sekolah kelas 2 yang di bangun nyaris tidak berfungsi
3.      Tujuan belanda mendirikan sekolah adalah untuk mendapatkan pegawai-pegawai yang dapat dibayar murah.

Menumbuhkan Semangat Nasionalisme
Politik etis yang pernah diterapkan Belanda, meskipun mengalami kegagalan tetapi secara tidak langsung mempengaruhi tingkat pertumbuhan golongan intelektual dari kalangan rakyat Indonesia. Karena banyak tokoh-tokoh pergerakan Indonesia merupakan anak-anak orang terkemuka di Indonesia pada masa itu, dan mereka mampu mengenyam pendidikan dengan baik, dan mmenjadikan mereka tidak hanya orang-orang pintar tetapi juga tercerahkan untuk membawa Indonesia merdeka. Golongan intelektual itu tidak hanya patuh nurut kepada belanda, karena banyak diantara mereka yang sekolah sampai ke negeri Belanda, jadi mereka sadr kalau Belanda pun merupakan negara yang pernah di jajah. Oleh karena itu, timbul semangat dari para golongan Intelektual Indonesia itu untuk membantu rakyat pribumi kebanyakan agar dapat memperoleh pendidikan.
Misalnya Ki Hajar Dewantara seorang tokoh yang banyak mendirikan sekolah swasta (partikelir) untuk rakyat Indonesia. Dr Wahidin dan Supomo mendirikan Boedi Oetomo. Tiga serangkai mendirikan Indische Partij. H. Ahmad Dahlan beliau mendirikan pendidikan Muhammadiyah untuk rakyat pribumi. Maka dari situlah muncul golongan-golongan Intelektual yang sadar akan pentingnya pendidikan untuk semua. Singkat kata orang-orang yang sekolah di kelas 1 atau di sekolah OSVIA dan STOVIA mereka mempergunakan ilmunya untuk membantu dan menumbuhkan nasionalisme bangsa Indonesia. Bukan untuk menjadi budak-budak kolonialisme Belanda.

MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN YANG BERJIWAKAN SEJARAH



MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN YANG BERJIWAKAN SEJARAH

Secara etimologi, sejarah berasal dari bahasa Arab, syajaratun, yang berarti pohon. Kemudian berkembang secara luas yang berarti sebagai peristiwa di masa lalu yang berdampak besar terhadap perubahan sosial, budaya, ekonomi, politik masyarakat. Dari definisi ini saja, kita sudah seharusnya dituntut untuk mendalami ilmu sejarah. Karena sejarah mengajarkan pengalaman dan kebajikan terhadap umat manusia. Kita dapat mengetahui kesalahan-kesalahan manusia di masa lalu atau mengetahui kunci keberhasilan pendahulu kita. Mengetahui kelemahan dan kekurangan di masa silam berguna agar kita tidak lagi mengulanginya di masa sekarang.
Demikian juga dengan mempelajari kesuksesan di balik peristiwa sejarah dapat digunakan sebagai bahan untuk menyusun rencana di masa depan. Dengan kata lain, sejarah amat berguna untuk menjalani hidup di masa kini dan menyusuri kehidupan di masa yang akan datang. Sudah terbukti, mendelegitimasi sejarah berdampak fatal bagi kita. Dalam konstelasi sosial-politik kekinian, banyak contoh kebijakan elite politik yang ditolak masyarakat karena tidak belajar sejarah. Sebagai contoh, studi banding anggota dewan ke luar negeri yang bernilai miliran rupiah namun hasilnya tidak signifikan dirasakan rakyat.
Padahal salah satu the founding father negara Indonesia soekarno pernah menyebutkan suatu istilah yang cukup terkenal. “Jas Merah” jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Itu berarti soekarno sadar dan faham betul untuk membangun suatu bangsa yang besar untuk membangun suatu negara dengan peradaban tinggi perlu adanya sebuah kesadaran agar rakyatnya pemimpinnya tidak meninggalkan sejarah. Sejarah di jadikan sebagai acuan dalam membuat kebijakan, menentukan langkah kedepan.
Agar seorang manusia itu dikatakan sebagai manusia yang sadar sejarah, perlu adanya sebuah rencana sistematis untuk “menyadarkan” akan pentingnya sejarah dalam kehidupan berbangsa bernegara bahkan bermasyarakat. Oleh karena itu, pendidikan sejarah sejak dini perlu di tanamkan dalam-dalam kepada setiap siswa pembelajar. Karena di tangan merekalah bangsa ini akan di tentukan. Maju besarnya sebuah bangsa tergantung dari maju tidaknya pemuda bangsa tersebut.
Kurikulum sejarah dalam sistem pendidikan kita memang masih dianggap sebelah mata dibanding pelajaran lainnya. Peserta didik hanya mengetahui sejarah sebatas peristiwa di masa lalu tanpa perlu mengetahui nilai dan makna di balik kejadian tersebut. Sejarah dianggap tidak memiliki korelasi terhadap apa yang kita kerjakan saat ini maupun bagian dari rencana masa depan. Mengapa belajar sejarah menjadi membosankan? Ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah, terutama sejak orde baru, yang memasukkan unsur politik ke dalam pembelajaran sejarah. Sejarah tidak lagi berdiri sendiri, tapi sudah dipengaruhi kebijakan politik dengan tujuan mengamankan kepentingan penguasa. Sejatinya, penguasa sangat sadar, jika generasi muda belajar sejarah dengan sungguh-sungguh, maka dapat mengganggu jalannya pemerintahan. Oleh karena itulah, berbagai peristiwa sejarah dipolitisir dengan mengaburkan narasi peristiwa sesungguhnya.
Maka dengan adanya hal tersebut wajar bila kita melihat fenomena sekarang para pemimpin bangsa sendiri masih kurang akan sadar nya sejarah. Sejarah masih d anggap sebagai sambil lalu, sejarah hanya di jadikan jargon-jargon kampanaaye, sejarah yang digunakan hanya sebagai kendaraan daman memperoleh tampuk kekuasaan. Setelah berkuasa, maka sejarah itu sendiri mereka lupakan. Itu bisa terlihat dari kebijakan-kebijakan yang mereka lakukan, mereka cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi dan golongan dibandingkan kepentingan rakyat. Padahal jelas apabila pemimpin kurang merakyat dan tidak belajar sejarah, akibatnya pasti akan ditutunkan oleh rakyat. Apa bila pemimpin tersebut sadar sejarah pasti dia akan melakukan kebijakan yang baik yang dilakukan pemimpin-pemimpinnya yang lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan kesalahan yang sama.
Padahal sebenarnya sejarah memiliki tiga fungsi dalam membentuk karakter bangsa. Pertama sejarah membentuk nasionalisme. Jadi dengan belajar bagaimana terbentuknya negara ini maka akan semakin cinta kepada tanah air, karena akan tau bagaimana susahnya membuat negara Indonesia ini tegak berdiri, dan itu hanya bisa di lakukan dengan belajar sejarah. Kedua, sejarah mengejarkan kita mencontoh nilai-nilai kepahlawanan, yang secara otomatis akan membuat karakter yang pantang menyerah dan memiliki semangat juang yang tinggi. Ketiga, belajar sejarah mendidik pribadi agar memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi, dan hal ini merupakan modal utama dari seorang pemimpin dan yang dipimpin agar bisa membuat negara ini maju kedepannya.
Belajar sejarah juga dapat menempa kepemimpinan seseorang, termasuk kepemimpinan nasional. Mengapa Soekarno begitu dikagumi? Karena ia paham benar bagaimana perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan sampai masa kolonial. Soekarno sadar betul dengan belajar sejarah, ia menjadi tahu apa yang menjadi kesulitan, masalah dan keinginan rakyat. Ia menjadi tahu bagaimana memimpin bangsanya agar bisa merdeka dari penjajahan kolonial Belanda dan menjadi pemain utama politik dunia di tengah-tengah digdaya AS dan Uni Soviet. Soekarno tidak mengandalkan politik pencitraan seperti kebanyakan elite politik sekarang ini yang sibuk mencari dukungan untuk tampuk kekuasaan. Soekarno juga tidak perlu memesan lembaga survei untuk mengetahui tingkat popularitasnya di mata rakyat. Oleh karenanya, kepada elite politik nasional dan lokal, jika ingin berhasil dalam kepemimpinannya, belajar sejarah adalah syarat mutlak. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (jasmerah) seperti yang diamanatkan Soekarno.
Maka, sudah sewajarnya lah kita sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus dari generasi yang sekarang memimpin, memperbaiki apa yang kelirun yang dilakuan oleh generasi sekarang. Generasi muda yang akan mempimpin Indonesia ini perlu terus mempelihara sejarah, mempelajari sejarah. Karena dengan belajar sejarah kita berarti memelihara sebuah sistem edukasi yang berguna tidak hanya di hari ini tetapi juga di masa yang akan datang. Sejarah merupakan sebuah pelajaran yang berguna untuk merekonstruksikan kembali peristiwa-peristiwa di masa lalu agar bisa memetakan masa depan yang jauh lebih baik.
OLEH ASEP RAHMAT HIDAYAT, S.Pd

Senin, 03 Juni 2013

RRC 1949-1969 PART II

1. Perkembangan Dan Transformasi Republik Rakyat China Pada Aspek Ekonomi
Sejak didirikan pada 1949, RRC telah dipimpin oleh Partai Komunis Cina (PKC). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tiga dasawarsa yang lalu. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan.


Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis.


Dalam kurun waktu selama 30 tahun sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949, pemerintah Tiongkok melaksanakan sistem ekonomi berencana. Target-target perkembangan ekonomi di semua sektor direncanakan dan disusun oleh lembaga-lembaga khusus negara. Dengan adanya sistem seperti itu, ekonomi Tiongkok dapat berkembang mantap secara berencana dan terarah, namun sistem itu sekaligus dengan serius telah membatasi vitalitas dan laju perkembangan ekonomi.


Dari suatu kebijakan ekonomi China pada awal terbentuknya RRC yang paling mencengangkan adalah adanya kebijakan Lompatan jauh kedepan. Yaitu kebijakan ekonomi yang diusulkan Mao Zedong agar China bisa mengimbangi negara-negara di Eropa dari sektor industri. Tetapi rencana ini malah gagal total. Kegagalan ini dianggap Mao karena komunisme di China belum menyebar maka untuk lebih menyebarkan paham komunisme Mao Zedong menjalankan Revolusi Kebudayaan yang menelan ribuan korban jiwa.


Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.


Karena kegagalan tersebut, terjadi transformasi ekonomi China. China menjadi negara yang “pragmatis” yaitu menggunakan system ekonomi pasar bebas ditengah tengah idiologi komunisme. Akhirnya tahun 1970-an, sesuai dengan hasil kongres ke-11 Partai Komunis China (Shiyi Da) Tanggal 12-18 Agustus 1977 yang dilaksanakan di Beijing, yaitu: reformasi ekonomi, dari ekonomi terpusat menjadi ekonomi pasar, dan modernisasi 4 bidang, yaitu industri, pertanian, ilmu dan teknologi, pertahanan nasional.


Kebijakan ekonomi China yang pragmatis ini didasarkan atas evaluasi pengalaman dalam pelaksanaan berbagai eksperimen program pembangunan yang mereka sebut ”mencari kebenaran dari kenyataan konkret”, seperti ”sistem tanggung jawab rumah tangga” yang pada akhir 1970-an telah meninggalkan sistem pertanian kolektif dan mengembalikan usaha tani kepada para petani. Hasilnya, kenaikan pesat dalam produktivitas, hasil produksi, dan pendapatan petani tanpa memerlukan pengeluaran besar dari Pemerintah China.
Kebijakan ekonomi yang pragmatis juga tecermin pada kebijakan ”pintu terbuka” bagi investasi asing. Meski dari tahun ke tahun sistem insentif dan peraturan mengenai investasi asing terus disempurnakan, insentif dan peraturan tentang investasi asing tetap menarik bagi investor asing.
Deng Xiaoping pada 1978 mengatakan, ”Bila China ingin memodernisasi pertanian, industri, dan pertahanan, yang harus dimodernisasi lebih dahulu adalah sains dan teknologi serta menjadikannya kekuatan produktif.” Pada 1985, Deng menegaskan pentingnya pendidikan karakter, dan orientasi hafalan dianggap ”membunuh” karakter anak. Setelah itu, guru dan kaum profesional amat dihargai. Sejak Deng Xiaoping meluncurkan program reformasi ekonomi tahun 1979, ekonomi China mengalami pertumbuhan amat menakjubkan.

2. Perkembangan Dan Transformasi Republik Rakyat China Pada Aspek Sosial Budaya
Secara resmi RRC memandang dirinya sendiri sebagai bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Cina yang diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Cina yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.
Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam usaha membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan) menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita. Karena lelaki dianggap lebih bernilai ekonomis di daerah pedesaan, muncullah insiden tinggi mengenai aborsi selektif jenis kelamin dan penolakan anak di daerah pedesaan buat memastikan bahwa anak kedua ialah lelaki. Dasar ini hanyalah untuk penduduk mayoritas bangsa Han. Terdapat banyak rumah anak yatim untuk anak-anak terlantar ini, akan tetapi hanya 2% saja yang dijadikan anak angkat oleh orang lain. Yang selebihnya pula besar di rumah anak yatim itu. RRC telah mengintitusikan program pengambilan anak angkat internasional, di mana penduduk negara lain datang untuk mengangkat mereka, tetapi program ini menampakkan hasil yang tidak memuaskan. Norma tradisional Cina diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulunya. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing umpamanya kekaisaran Cina terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral invididu dihalangi oleh pemikir 'orthodoks'. Sekarang, adanya neo-Konfucianisme yang berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'.
Para pemimpin yang memulai langkah-langkah untuk mengubah masyarakat Cina setelah berdirinya RRC pada 1949 dibesarkan dalam lingkungan tua dan telah diajarkan norma hidup sesuai dengan lingkungan hidupnya. Meskipun mereka merupakan revolusioner yang mampu beradaptasi dengan zamannya, mereka tidak ingin mengubah budaya Cina secara besar-besaran. Sebagai pemerintah langsung, para pemimpin RRC mengganti aspek tradisional seperti kepemilikan tanah di desa dan pendidikan tetapi masih menyisakan aspek-aspek lainnya, misalnya struktur keluarga. Kebanyakan pemerhati luar berpendapat bahwa waktu setelah 1949 bukanlah sesuatu yang berbeda di RRC dibandingkan dengannya sebelum itu, malah merupakan penerusan cara hidup yang berpegang pada nilai-nilai lama masyarakat Cina. Pemerintah baru diterima tanpa protes apapun karena pemerintahan baru dianggap "mendapat mandat dari surga" untuk memerintah, mengambil-alih pucuk kepemimpinan dari kekuasaan lama dan mendapat rida para dewa. Seperti pada zaman lampau, pemimpin seperti Mao Zedong telah disanjung. Pergantian dalam masyarakat RRC tidak konsisten seperti yang didakwa.
Sepanjang masa pemerintahan RRC, banyak aspek budaya tradisi Cina dianggap sebagai seni lukis, peribahasa, bahasa, dan sebagainya yang lain telah coba dihapus oleh pemerintah seperti yang terjadi pada Revolusi Kebudayaan karena didakwa kolot, feodal dan berbahaya. Semenjak itu, Cina telah menyadari kesalahannya dan mencoba untuk memulihkannya semula, seperti reformasi Opera Beijing untuk menyuarakan propaganda komunisnya. Dengan berlalunya waktu, banyak aspek tradisi Cina telah diterima kerajaan dan rakyatnya sebagai warisan dan sebagian jati diri Cina. Dasar-dasar resmi pemerintah kini dibuat berlandaskan kemajuan dan penyambung peradaban RRC sebagai sebagian identitas bangsa. Nasionalisme juga diterapkan kepada pemuda untuk memberi legitimasi kepada pemerintahan Partai Komunis Cina.

3. Perkembangan Dan Transformasi Republik Rakyat China Pada Aspek Agama
Agama merupakan faktor penting dalam setiap sendi kehidupan manusia. Fungsi agama dalam masyarakat sampai saat ini belum bisa digantikan oleh faktor lainnya, karena agama merupakan sebuah penunjuk jalan bagi manusia untuk bisa mendaptkan ketenangan di dunia maupun di akhirat kelak.
Begitupun halnya di Cina, agama merupakan sesuatu yang sakral, karena agama menurut masyarakat Cina dielementasikan sebagai penghormatan kepada Dewa dan roh nenek moyang, hal ini terdapat dalam agama Kong Hu chu. Kong Hu Chu merupakan agama yang secara turun temurun tetap dipelihara oleh masyarakat Cina sampai sekarang bahkan ketika Cina sudah berubah menjadi negara RRC yang berideologikan komunis.
Dalam perkembangannya agama asing juga merambah masyarakat Cina, pada Abad ke 13-14 ketika wilayah Cina dikuasai oleh bangsa Mongol, datang aliran agama katolik yaitu Nestorianisme yang dibawa oleh para pedagang Eropa ke wilayah Cina untuk disebarluaskan. Agama-agama Asing pun kian berkembang ketika pada Zaman Dinasti Ming (Chin), Orang-Orang Eropa banyak berdatangan ke negara Cina untuk menjalin perdagangan serta menyebarkan agama Katolik dan Protestan. Penyebarluasan agama tersebut ditempuh lewat cara menyelenggarakan lembaga pendidikan bagi Bangsa Eropa yang tinggal di Cina serta orang-orang pribumi yang tertarik pada agama Protestan ataupun Katolik.
Kondisi kehidupan agama berubah secara drastis ketika Cina sudah dikuasai sepenuhnya oleh Komunis, sejak tahun 1949, agama juga dijadikan subjek untuk mempropagandakan partai, oleh karena itu agama terutama kristen mulai dikekang dan gereja-gereja di Cina tidak boleh berhubungan dengan gereja-gereja di luar RRC. Hal tersebut bertujuan untuk membebaskan gereja Cina dari “imperialisme kebudayaan” dan pengaruh asing.
Contoh konkret dari pengekangan gereja-gereja di Cina adalah peraturan yang mewajibkan gereja untuk tidak menyelenggarakan lembaga pendidikan atau sekolah. Hal ini terkait dengan ideologi komunis itu sendiri bahwa agama adalah candu bagi masyarakat, oleh karena itu gereja dilarang untuk mencampuri urusan pendidikan karena di setiap pelajarannya terkandung misi agama.
Padahal ketika misionaris kristen bergerak di bidang pendidikan, tingkat pendidikan di Cina mengalami perkembangan yang signifikan, namun di masa Revolusi tersebut pendidikan mengalami banyak kesulitan terutama guru atau pengajar baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tapi PKC sendiri berdalih bahwa sistem pendidikan yang dijalankannya adalah sistem yang menganut pendidikan modern yang menitikl beratkan kepada keterampilan teknik daripada pemikiran ilmiah, dimana kurikulum perguruan tingginya menganut sistem pendidikan Uni Soviet dan penelitian-penelitian ilmiah tetap diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Nasional yaitu Akademi Sinica sejak sebelum tahun 1949.
4. Perkembangan Dan Transformasi Republik Rakyat China Pada Aspek Pendidikan
Pada bidang pendidikan pada periode komunis ini mengalami beberapa perubahan. China yang sejak jaman dinasti kental akan pengaruh Konfusianisme lama-lama semakin pudar dah berkurang. Sejak awal abad ke-20 pendidikan modern banyak dikembangkan oleh misionaris katolik dan protestan. Pada awal tahun 1949 pengaruh dua golongan ini terhadap system pendidikan di RRC masih cukup besar, tetapi pada saat China menjadi sebuah negara komunis, maka komunis melarang semua campur tangan misionaris Katholik dan Protestan terhadap pendidikan di China. Pendidikan hanya dijalankan oleh negara saja, tanpa campur tangan pihak atau golongan lain, dengan doktrin-doktrin Komunis lewat PKC yang sangat mempengaruhi isi dari pendidikan China.
Sebelum tahun 1949 sistem pendidikan di China disesuaikan dengan system pendidikan di Amerika Serikat. Tetapi setelah 1949 sistem pendidikan berganti menjadi system pendidikan bergaya Uni Soviet. Semua penelitian ilmiah dipusatkan dalam lembaga khusus di bawah pimpinan umum dari Akademi Ilmu Nasional yaitu Academia Sinica.
Pada aspek pendidikan yang jadi permasalahan utama adalah pada saat tingkat pendidikan diperluas, China kekurangan tenaga pengajar khususnya pada tingkat pendidikan dasar. Meskipun begitu pendidikan dasar tetap diperluas sampai memiliki murid sebanyak 67 juta pada tahun 1957. Selain itu juga, diadakan kampanye pendidikan secara besar-besaran pada orang-orang dewasa.
Transformasi pendidikan yang paling unik adalah adanya system pin yin, yaitu system yang diciptakan untuk menulis bahasa China dengan huruf latin. Meskipun penggunaan system ini masih terbatas pada transkripsi judul surat kabar. Selain itu, dengan memilikinya keberagaman aksara di China, pemerintah menetapkan aksara di China Utara sebagai bahasa standar China ini ditujukan untuk menyederhanakan ribuan aksara yang terdapat di China.





PENUTUP
Proses berdirinya Republik Rakyat China merupakan salah satu babak sejarah dalam perjalanan negara China. Dari Tahun 1927 komunis China mulai bisa merentangkan sayapnya terhadap China yang saat itu masih berhaluan nasionalis dibawah kuomintang yang dipimpin Sun Yat Sen dan Ciang Kai Shek. Setelah terjadinya Perang Dunia II, wilayah China yang tadinya dikuasai oleh Jepang dijadikan lahan pertarungan politik oleh dua partai besar di China yaitu PKC dan Kuomintang. PKC yang mengambil wilayah di China Utara dan pada umumnya adalah desa-desa, sedangkan Kuomintang wilayah yang umumnya kota-kota besar. Tetapi masalah ada di wilayah Manchuria. Kedua partai tersebut berebut wilayah ini, akibatnya terjadi perang saudara yang berakhir tahun 1949. Yang dimenangkan oleh PKC. Dengan strategi “desa mengepung kota” wilayah seperti Manchuria, Santung, Tiensin, Peking berhasil dikuasai komunisme. Dan Kuomintang pindah ke wilayah taiwan dan mendirikan negara Taiwan yang berhaluan nasionalis. Tanggal 1 Oktober 1949 merupakan hari berdirinya Republik Rakyat China.
RRC merupakan negara yang berhaluan komunisme. Seluruh aspek kehidupan masyarakat berhaluan komunisme. Hanya dari aspek ekonomi yang menganut sistem pasar bebas, itu karena transformasi ekonomi yang dilakukan pasca kegagalan kebijakan-kebijakan ekonomi sebelum tahun 1978. China menjadi sebuah negara yang “pragmatis” yaitu negara yang menjalankan sebuah sistem ekonomi yang bertentangan dengan idiologi negaranya, hanya untuk mencapai kemajuan ekonomi bagi negara China. Dan hal ini berhasil membuat China tumbuh sebgai kekuatan ekonomi baru di Asia bahkan di Dunia.










DAFTAR PUSTAKA

Buku.
- Horst, D. Van Der, Geschiedenis Van China.
- Soebantardjo. Sari Sedjarah Asia Djilid I. Yogyakarta. 1954.
- Sukisman., W.D. Sejarah China Kontemporer Jilid II. Jakarta : Pradnya Paramita. 1993.
- Taniputera, Ivan. History Of China. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2008.

Internet.
- http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/09/29/19433433/60.tahun.rrc.apa.kata.generasi.muda.partai.komunis
- http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina
- http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/jalan-panjang-mengurus-bangsa/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Cina
- http://gustilebo.blog.friendster.com/2007/07/tugas-politik-china/
- http://devilcool.blog.friendster.com/2007/08/perkembangan-polrrc-tahun-1949-1989/
- http://beeyans.blogspot.com/2009/06/terbentuknya-rrc-program-tahap-awal.html
- http://lemoniac.blogspot.com/2008/09/negara-industri-baru-rrc.html
- http://subpokmandarin.wordpress.com/2008/04/04/politik-rrc/

MATERI SEJARAH KELAS XI IPA

Materi Masa Demokrasi liberal klik
download

Materi Mempertahankan kemerdekaan klik
download


Materi Mempertahankan kemerdekaan klik
download

POWERPOINT ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL (HASIL SISWA SMAN 19 KAB. TANGERANG)

POWERPOINT ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL (HASIL SISWA SMAN 19 KAB. TANGERANG)

BOEDI OETOMO klik
download

INDISCHE PARTIJ klik
download

MUHAMMADIYAH klik
download

PKI klik
download

PNI klik
download

SYARIKAT ISLAM klik
download

POWERPOINT 4 REVOLUSI DI DUNIA (HASIL SISWA SMAN 19 KAB. TANGERANG)

POWERPOINT 4 REVOLUSI DI DUNIA (HASIL SISWA SMAN 19 KAB. TANGERANG)

Revolusi Amerika klik
download

Revolusi Industri klik
download

Revolusi Prancis klik
download

Revolusi Rusia klik
download

PERADABAN TINGGI DI DUNIA

POWERPOINT PERADABAN TINGGI DI DUNIA (HASIL SISWA SMAN 19 KAB. TANGERANG)

Peradaban Di Amerika klik
download

Peradaban Di China klik
download

Peradaban Mesir klik
download

Peradaban Mesopotamia klik
download

Peradaban Mohenjodaro klik
download

Peradaban Romawi klik
download

Peradaban Vietnam klik
download

Peradaban Yunani klik
download