MENCETAK PEMIMPIN MASA DEPAN YANG BERJIWAKAN SEJARAH
Secara
etimologi, sejarah berasal dari bahasa Arab, syajaratun, yang berarti
pohon. Kemudian berkembang secara luas yang berarti sebagai peristiwa di masa
lalu yang berdampak besar terhadap perubahan sosial, budaya, ekonomi, politik
masyarakat. Dari definisi ini saja, kita sudah seharusnya dituntut untuk
mendalami ilmu sejarah. Karena sejarah mengajarkan pengalaman dan kebajikan
terhadap umat manusia. Kita dapat mengetahui kesalahan-kesalahan manusia di masa
lalu atau mengetahui kunci keberhasilan pendahulu kita. Mengetahui kelemahan
dan kekurangan di masa silam berguna agar kita tidak lagi mengulanginya di masa
sekarang.
Demikian
juga dengan mempelajari kesuksesan di balik peristiwa sejarah dapat digunakan
sebagai bahan untuk menyusun rencana di masa depan. Dengan kata lain, sejarah
amat berguna untuk menjalani hidup di masa kini dan menyusuri kehidupan di masa
yang akan datang. Sudah terbukti, mendelegitimasi sejarah berdampak fatal bagi
kita. Dalam konstelasi sosial-politik kekinian, banyak contoh kebijakan elite
politik yang ditolak masyarakat karena tidak belajar sejarah. Sebagai contoh,
studi banding anggota dewan ke luar negeri yang bernilai miliran rupiah namun hasilnya
tidak signifikan dirasakan rakyat.
Padahal salah satu the founding
father negara Indonesia soekarno pernah menyebutkan suatu istilah yang cukup
terkenal. “Jas Merah” jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Itu berarti
soekarno sadar dan faham betul untuk membangun suatu bangsa yang besar untuk
membangun suatu negara dengan peradaban tinggi perlu adanya sebuah kesadaran
agar rakyatnya pemimpinnya tidak meninggalkan sejarah. Sejarah di jadikan
sebagai acuan dalam membuat kebijakan, menentukan langkah kedepan.
Agar seorang manusia itu dikatakan
sebagai manusia yang sadar sejarah, perlu adanya sebuah rencana sistematis
untuk “menyadarkan” akan pentingnya sejarah dalam kehidupan berbangsa bernegara
bahkan bermasyarakat. Oleh karena itu, pendidikan sejarah sejak dini perlu di
tanamkan dalam-dalam kepada setiap siswa pembelajar. Karena di tangan merekalah
bangsa ini akan di tentukan. Maju besarnya sebuah bangsa tergantung dari maju
tidaknya pemuda bangsa tersebut.
Kurikulum
sejarah dalam sistem pendidikan kita memang masih dianggap sebelah mata
dibanding pelajaran lainnya. Peserta didik hanya mengetahui sejarah sebatas
peristiwa di masa lalu tanpa perlu mengetahui nilai dan makna di balik kejadian
tersebut. Sejarah dianggap tidak memiliki korelasi terhadap apa yang kita
kerjakan saat ini maupun bagian dari rencana masa depan. Mengapa belajar
sejarah menjadi membosankan? Ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah,
terutama sejak orde baru, yang memasukkan unsur politik ke dalam pembelajaran
sejarah. Sejarah tidak lagi berdiri sendiri, tapi sudah dipengaruhi kebijakan
politik dengan tujuan mengamankan kepentingan penguasa. Sejatinya, penguasa
sangat sadar, jika generasi muda belajar sejarah dengan sungguh-sungguh, maka
dapat mengganggu jalannya pemerintahan. Oleh karena itulah, berbagai peristiwa
sejarah dipolitisir dengan mengaburkan narasi peristiwa sesungguhnya.
Maka dengan adanya hal tersebut
wajar bila kita melihat fenomena sekarang para pemimpin bangsa sendiri masih
kurang akan sadar nya sejarah. Sejarah masih d anggap sebagai sambil lalu, sejarah
hanya di jadikan jargon-jargon kampanaaye, sejarah yang digunakan hanya sebagai
kendaraan daman memperoleh tampuk kekuasaan. Setelah berkuasa, maka sejarah itu
sendiri mereka lupakan. Itu bisa terlihat dari kebijakan-kebijakan yang mereka
lakukan, mereka cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi dan golongan
dibandingkan kepentingan rakyat. Padahal jelas apabila pemimpin kurang merakyat
dan tidak belajar sejarah, akibatnya pasti akan ditutunkan oleh rakyat. Apa
bila pemimpin tersebut sadar sejarah pasti dia akan melakukan kebijakan yang
baik yang dilakukan pemimpin-pemimpinnya yang lalu dan tidak akan mengulangi
kesalahan kesalahan yang sama.
Padahal sebenarnya sejarah memiliki
tiga fungsi dalam membentuk karakter bangsa. Pertama sejarah membentuk
nasionalisme. Jadi dengan belajar bagaimana terbentuknya negara ini maka akan
semakin cinta kepada tanah air, karena akan tau bagaimana susahnya membuat
negara Indonesia ini tegak berdiri, dan itu hanya bisa di lakukan dengan
belajar sejarah. Kedua, sejarah mengejarkan kita mencontoh nilai-nilai
kepahlawanan, yang secara otomatis akan membuat karakter yang pantang menyerah
dan memiliki semangat juang yang tinggi. Ketiga, belajar sejarah mendidik
pribadi agar memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi, dan hal ini
merupakan modal utama dari seorang pemimpin dan yang dipimpin agar bisa membuat
negara ini maju kedepannya.
Belajar
sejarah juga dapat menempa kepemimpinan seseorang, termasuk kepemimpinan
nasional. Mengapa Soekarno begitu dikagumi? Karena ia paham benar bagaimana
perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan sampai masa kolonial.
Soekarno sadar betul dengan belajar sejarah, ia menjadi tahu apa yang menjadi
kesulitan, masalah dan keinginan rakyat. Ia menjadi tahu bagaimana memimpin bangsanya
agar bisa merdeka dari penjajahan kolonial Belanda dan menjadi pemain utama
politik dunia di tengah-tengah digdaya AS dan Uni Soviet. Soekarno tidak
mengandalkan politik pencitraan seperti kebanyakan elite politik sekarang ini yang sibuk
mencari dukungan untuk tampuk kekuasaan. Soekarno
juga tidak perlu memesan lembaga
survei untuk mengetahui tingkat popularitasnya di mata rakyat. Oleh karenanya,
kepada elite politik nasional dan lokal, jika ingin berhasil dalam
kepemimpinannya, belajar sejarah adalah syarat mutlak. Jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah (jasmerah) seperti
yang diamanatkan Soekarno.
Maka, sudah sewajarnya lah kita
sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus dari generasi yang sekarang
memimpin, memperbaiki apa yang kelirun yang dilakuan oleh generasi sekarang.
Generasi muda yang akan mempimpin Indonesia ini perlu terus mempelihara
sejarah, mempelajari sejarah. Karena dengan belajar sejarah kita berarti
memelihara sebuah sistem edukasi yang berguna tidak hanya di hari ini tetapi juga
di masa yang akan datang. Sejarah merupakan sebuah pelajaran yang berguna untuk
merekonstruksikan kembali peristiwa-peristiwa di masa lalu agar bisa memetakan
masa depan yang jauh lebih baik.
OLEH ASEP RAHMAT HIDAYAT, S.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar