PENDAHULUAN
China merupakan negara yang memiliki sejarah yang panjang dan sangat mempengaruhi sejarah-sejarah negara-negara lainnya. Sejarah China dimulai dari masa Dinasti sampai runtuhnya sistem kekaisaran Dinasti Manchu tahun 1912. Kemudian China menjadi sebuah negara nasionalis dibawah Sun Yat Sen. Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.
China merupakan negara yang memiliki sejarah yang panjang dan sangat mempengaruhi sejarah-sejarah negara-negara lainnya. Sejarah China dimulai dari masa Dinasti sampai runtuhnya sistem kekaisaran Dinasti Manchu tahun 1912. Kemudian China menjadi sebuah negara nasionalis dibawah Sun Yat Sen. Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.
China dibawah kekuasaan komunisme, berkembang menjadi sebuah negara yang sangat ambisius. China menginginkan menjadi negara seperti Jerman dan Inggris. Maka untuk merealisasikan keinginannya itu Mao Zedong membuat beberapa kebijakan, misalnya menjalankan Lompatan Jauh Kedepan dan Revolusi Kebudayaan yang memakan ribuan korban jiwa, biaya ekonomi yang besar, dan rusaknya kebudayaan China. Lompatan Jauh Kedepan merupakan kebijakan yang dilakukan oleh Mao Zedong untuk menandingi ekonomi negara-negara eropa dibidang industri. Setelah kegagalan Lompatan Jauh Kedepan itu Mao Zedong beranggapan itu karena komunisme kurang menyebar di rakyat China, maka untuk lebih menyebarkan komunisme Mao Zedong menjalankan Revolusi Kebudayaan.
Kehidupan bermasyarakat China pada masa RRC pada umumnya dipengaruhi oleh komunisme. Dari aspek politik, RRC menjadi sebuah negara komunisme dengan sistim mono partai yaitu PKC. Dari aspek ekonomi, pada mulanya China menganut sistim ekonomi sosialis, tetapi pasca kegagalan semua kebijakan itu, pada tahun 1978, China berubah menjadi negara pragmatis, dimana ia menggunakan sistem pasar bebas tetapi idiologi negara tetap komunisme.
Pada aspek sosial, budaya, agama dan pendidikan, semua berdasarkan dan diatur oleh pemerintah dan komunisme. Masyarakat China mendapat tekanan dari komunisme khususnya dalam hal agama dan budaya. Pada bidang pendidikan, komunisme melarang katholik dan protestan turut campur dalam hal pendidikan, serta pola pendidikan barat diganti dengan pola pendidikan Uni Soviet. Komunisme menyederhanakan abjad China, dan menetapkan abjat China bagian Selatan sebagai abjad standar bagi tulisan-tulisan China.
1. Proses Terbentuknya Republik Rakyat China Tanggal 1 Oktober 1949
Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911 pula, Cina diperintah secara otokratis oleh KMT dan beberapa panglima perang dan setelah 1949 China menjadi sebuah wilayah yang dikuasai oleh idiologi komunis.
Pasca terjadinya Revolusi Rusia tahun 1917, komunisme tumbuh sebagai idiologi yang cocok dengan kondisi masyarakat petani dan dapat menumbangkan sebuah rezim yang tidak berpihak pada rakyat. Akhirnya pada tahun 1921 Partai Komunis China (PKC) berdiri atas desakan Sneevliet. Pada awal berdirinya antara uomintang dengan PKC berjalan beriringan, bahkan anggota kuomintang juga anggota dari PKC. Setelah Perang Dunia II, wilayah yang tadinya diduduki oleh Jepang menjadi rebutan antara Kuomintang dengan PKC. Dengan PKC berusaha menduduki China utara dan tidak merebut kota-kota besar, sedangkan kuomintang berusaha menduduki kota-kota besar.
Tetapi mengenai wilayah manchuria kedua partai sama-sama bersikeras ingin menduduki wilayah itu. Ketegangan pun semakin meningkat, pada tahun 1947 kontak senjata antara nasionalis dengan komunis terjadi. Pada tahun 1948 dengan strategi “desa mengepung kota” kota Manchuria berhasil diduduki oleh Komunisme dibawah pimpinan Lin Piao. Setelah itu kota seperti Shantung, Tientsin, Peking juga berhasil diduduki. Dengan jatuhnya kota-kota tersebut Chiang Kai Sek dengan partai Kuomintang sadar bahwa dia tidak akan dapat bertahan lagi di China.
Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang yang dimulai dari tahun 1945 sampai pada 1949 mengakibatkan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis.
Beberapa kebijakan yang mencengangkan diambil oleh Mao pada masa awal berdirinya RRC. Misalnya Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan. Lompatan Jauh Kedepan ini bertujuan menjadikan China setara dengan negara-negara di Eropa. Tetapi kebijakan ini gagal, maka selanjutnya Mao menjalankan Revolusi Kebudayaan. Revolusi Kebudayaa ini dilihat sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.
RRC merupakan suatu negara komunis meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis karena sistem ekonominya yang kapitalis. Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet.
Para pengkritik reformasi ekonomi - biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam.
Rezim RRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Cina semakin lama semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar