Kamis, 18 Agustus 2011

INTISARI "HISTORY OF CHINA"


Judul Buku : History Of China
Pengarang : Ivan Taniputera
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Kota Terbit : Jogjakarta
Tahun Terbit : April 2008
Tebal Halaman : 696 halaman

China merupakan sumber peradaban bagi wilayah-wilayah disekitarnya. Korea, Jepang, Taiwan, Indo-Cina, Semenanjung Malaya, Mongolia, Tibet, dan Asia Tengah. Hal ini terjadi karena China merupakan salah satu peradaban yang mempengaruhi dunia. Dengan tingkat peradaban yang diatas rata-rata pada masanya, China menjadi tolak ukur kemajuan suatu peradaban dan bangsa. Misalnya saja kertas, kompas, teknik percetakan, teknik pertanian, filsafat, dan pengobatan merupakan hasil peradaban China yang mempengaruhi peradaban lainnya di dunia.
Sejarah China merupakan sebuah rentetan sejarah yang dimulai dari masa prasejarah (dongeng), masa dinasti (klasik), sampai pada masa Republik Rakyat China (modern), dengan setiap masa memiliki ciri dan karakteristik tersendiri baik dari itu kebudayaan, politik, maupun dari sosial kemasyarakatannya. Misalnya pada jaman pra-sejarah yang berperan dari jaman ini adalah magic, pada jaman ini dongeng, mistis, merupakan hal yang paling dominan, sehingga hal ini mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakat China itu sendiri. Pada jaman klasik, yang menonjol adalah peranan penguasa dalam aspek kehidupan sangat besar, kaisar menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakatnya, dengan pola yang terus berulang, setiap kaisar naik atau turun dari tahta selalu berujung dengan pemberontakan dan kematian, hal itu yang mewarnai pergantian dinasti di China. Pada jaman modern ini, “ekonomi sebagai panglima” merupakan landasan utama kemajuan China. Dengan idiologi negara komunisme, China berhasil mengembangkan sebuah sistem ekonomi kapitalis, dengan dua hal yang bertentangan ini malahan dapat memajukan China menjadi sebuah negara yang maju pada abad ke-21 ini.
Historiografi China merupakan warisan peradaban tertua yang bernilai sejarah yang sangat tinggi dan bersifat abadi. China merupakan sebuah negara yang berhasil menemukan kertas, tinta, dan system percetakan, hal-hal itulah yang membuat masalah penulisan sejarah berkembang di China. Berdasarkan pembabakan sejarah China yang terbagi tiga yaitu masa dongeng (pra-sejarah), klasik (masa dinasti), dan masa modern (masa Republik) maka penulisan sejarahnya pun memiliki perbedaan satu sama lain tetapi masih bersifat continuitas sebagai kesatuan sejarah China, khusus untuk masa dongeng belum mengenal tulisan, jadi belum ada Historiografi dan hanya berupa oral history.
Yang pertama adalah masa dongeng (pra-sejarah), pada masa ini belum mengenal tulisan, jadi masih berupa Orai History. Seperti pada umumnya, oral history di China bersifat mistis, mitos dan dongeng. Misalnya ada dongeng mengenai awal terjadinya manusia dengan putrid / dewa yang turun dari kahyangan, ada cerita mengenai seorang dewi yang menciptakan ala mini yang begitu indah dengan kumpulan air dari penjuru langit, dsb. Pada masa pra-sejarah ini didominasi oleh dongeng atau cerita mengenai awal terjadinya manusia dan bumi.
Masa yang kedua adalah masa klasik. Pada masa ini, China sudah hadir sebagai salah satu perdadaban yang mempengaruhi dunia selain Mesopotamia, Mesir, Babylonia, Romawi dan Yunani. Masyarakat China sudah mengenal tulisan dan telah berhasil menemukan kertas dan teknik percetakan, sehingga hal itulah yang membuat historiografi China semakin berkembang pesat. Dari segi Historiografinya masa klasik ini dibagi dua yaitu masa klasik awal (yang dimulai dari Dinasti Chou tahun 1027 SM – 221 SM) dan masa klasik akhir (yang ditandai oleh Dinasti Sung 403 M – 959 M).
Historiografi China masa klasik awal sangat dipengaruhi oleh aliran Confusius. Dengan didasari oleh Confusius inilah maka China banyak menghasilkan buku-buku mengenai sejarah seperti Shang Su, Li Chi, Yi Ching. Pada masa Chou ini telah ada penyatuan hasil-hasil tulisan dari “juru tulis kerajaan” dan dibukukan. Isi dari tulisan ini meliputi genealogi kaisar Dnasti Chou, tata cara pemerintahan, hukum dan perundang-undangan, dan yang paling penting adalah legitimasi politik seorang kaisar. Dari masa inilah, kerajaan memiliki sebuah “team” yang bertugas untuk mencatat semua kejadian yang ada di kerajaan, serta ekspedisi-ekspedisi yang dilakukan oleh kerajaan. Kemudian catatan tersebut dikumpulkan, misalnya Chun Chiu.
Masa klasik akhir ditandai dengan berkuasanya Dinasti Sung pada tahun 403 M dan masa klasik akhir ini berakhr ketika telah masuk paham-paham dari barat pada masa Dinasti Manchu yang berakhir pada tahun 1912. Pada masa klaik akhr ini di bidang penulisan sejarah terdapat karakteristik seperti penyusunan tulisan sejarah telah dilakukan dengan konsep “temporal” yaitu, para sejarawan pada masa Sung telah menyusun sejarah yang kronologis. Misalnya buku yang berjudul Tzu Chih Tung Chien yaitu tulisan mengenai proses berdirinya dinasti Sung, yang babakan waktunya dimulai dari masa Negara Berperang sampai pada berdirinya Dinasti Sung.
Selain sudah bersifat kronoligis, historiografi pada masa Sung juga telah menggunakan pendekatan subjek. Yaitu penggunaan sumber-sumber rakyat kecil dan adanya wawancara dalam pemperoleh data. Pada masa ini juga, tingkat “melek huruf” semakin tinggi, sehingga banyak orang yang menulis sejarah tidak hanya dari kerajaan saja. Puncaknya adalah dengan adanya pembagian tulisan sejarah berdasarkan karakteristik masing-masing, yaitu novel sejarah, novel dongeng, dan novel percintaan. Sehingga tidak ada lagi percampuran mengenai hal mistis, masalah asmara dengan sejarah yang benar-benar terjadi.
Yang terakhir adalah masa modern, seiring dengan perkembangan jaman, maka perkembangan historiografi China juga mengalami perkembangan baik itun dari segi objek kaiannya, ataupun dari aspek metodologinya. Historiografi China masa modern ditandai dengan usaha untuk meningkatkan nasionalisme rakyat China, ini berkaitan dengan kondisi politik dunia pada masa itu. Semua tulisan-tulisan sejarah di China berusaha untuk membangkitkan nasionalisme dan kebanggaan akan tingginya peradaban China Klasik. Yang paling berpengaruh pada masa ini adalah Mao Zedong dengan idiologi komunismenya. Karena semakin gempurnya serangan budaya barat ke China, Mao semakin membentengi para sejarawan dan intelektual dengan terus bertindak keras pada sejarawan agar terus berada di haluan “kiri”. Akibatnya penulisan sejarah menjadi cenderung “mao-isme” dan “realism sosial” menjadi dominan. Salah satu karya yang terkenal adalah “ekspedisi militer ke utara”, selain itu juga ada buku yang terkenal yang di buat Mao yaitu “buku merah” yang isinya doktrinasi komunisme kepada rakyat China.
Dari uraian diatas bisa kita lihat bahwa, China memang salah satu peradaban yang mempengaruhi dunia, banyak tulisan-tulisan China yang menjadi sumber utama bagi sejarah suatu negara. Sejarah Indonesia masa Islam pun banyak terdapat di China. Hal ini membuktikan bahwa China merupakan salah satu negara yang peduli dengan sejarah, bisa saja hal itu yang membuat China menjadi sebuah negara yang besar. Karena “bangsa yang bersar adalah bangsa yang tau dan sadar sejarah bangsanya sendiri”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar