PORTUGAL
A. Latar Belakang Sejarah
Di tahun 1908, Raja Charles dari Kerajaan Portugal dibunuh dalam suatu pembunuhan di Lisabon. Kerajaan Portugis bertahan sampai 5 Oktober 1910, hingga melalui suatu revolusi, ia digulingkan dan Portugal diproklamirkan menjadi Republik. Dibawah pemerintahan Republik Pertama, asas-asas demokratisasi diterapkan di segala bidang.
Pada 28 Mei 1926 perebutan kekuasaan oleh militer mengakhiri kekacauan yang diakibatkan oleh kepemimpinan Republik Pertama yang lemah terhadap gerakan separatisme daerah. Semenjak itu, mulailah Ditadura Nacional ( Pemerintahan diktator Nasional, yang lalu berganti nama menjadi Estado Novo)
António de Oliveira Salazar mengembangkan Estado Novo berdasarkan suatu platform stabilitas. Reformasi awal Salazar menguntungkan seluruh bangsa karena penguasa menitikberatkan program kerjanya pada stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Setelah kekacauan pada masa Republik Pertama ( 1910-1926) ketika stabilitas publik sulit dicapai, ini merupakan suatu terobosan mengesankan untuk rakyat negara tersebut. Salazar mendapat derajat tinggi di mata rakyatnya.
Estado Novo adalah suatu rezim otoriter dengan orientasi paham integralitas, yang berbeda dari rezim fasis yang ekspansionis semisal Fasisme Mussolini, karena tidak ada seorang pemimpin karismatik, tidak ada struktur ketat pemerintahan dan penggunaan kekerasan dalam menangani masalah. Salazar adalah seorang penganut Katholik Tradisional yang percaya akan perlunya kendali atas kekuatan modernisasi ekonomi dalam rangka mempertahankan nilai-nilai tradisionalisme dan religius dari negeri Portugal, yang dirasa sebagai ancaman bagi bangsa. Salah satu inti dari rezim Estado Novo adalah PIDE, polisi rahasia penjaga ketertiban. Banyak aktivis politik yang menentang pemerintah dipenjarakan di penjara Tarrafal di koloni Kepulauan Monte Verde, di pulau Santiago, atau di penjara lokal. Penyiksaan aktivis berlangsung di tempat-tempat tersebut.
Estado Novo memaksa Kaum agamawan Katholik dan kaum Nasionalis untuk mendukung paham integralitasnya. Sistem pendidikan dibuat sebagai alat untuk mengagungkan bangsa Portugis dan jajahan luar negerinya (Ultramar). Semboyan dari rezim adalah Deus, Pátria e Familia ( Tuhan, Tanah Air dan Keluarga). Setelah 1945, falsafah dari rezim tsb menjadi lawan dari gelombang dekolonisasi yang menyapu Eropa pasca Perang dunia II.
Estado Novo menerima gagasan Korporatisme sebagai model ekonomi. Kebijakan ini digunakan untuk melindungi kaum elite dan mempertahankan sistem kapitalisme oligarki sebagai sistem ekonomi, di bawah pengawasan pemerintah. Ketika Salazar menandatangani perjanjian Anti-Komunis di tahun 1938, kaum komunis Portugal dianiaya dengan sadis. Maka para kaum anarkhi, kaum liberal, dan pendukung republik menentang rezim itu. Satu-satunya partai yang diizinkan adalah Uniao Nacionalis ( Partai Nasional ), yang berorientasi sebagai fraksi kanan, yang bernafsu untuk menindas kaum monarki, korporat, fasis, kapitalis dan nasionalis.
Legiun Nasional adalah tentara yang serupa dengan Tentara Hitam Italia. Untuk golongan muda ada Mocidade Portuguesa, suatu organisasi yang serupa dengan (tapi tidak dengan ideologinya) Kaum Muda Hitler. Dua organisasi ini sangat didukung oleh negara dan memaksakan gaya hidup yang berhubungan dengan perang.
Akhir dari Estado Novo dimulai dengan pemberontakan di negara-negara jajahan sekitar tahun 1960. Perjuangan Kemerdekaan di Angola, Mozambique dan Guinea didukung oleh AS dan USSR, sebabnya ialah keduanya ingin mengakhiri semua bentuk kerajaan kolonial dan memperluas pengaruh merekai. Peperangan dengan koloni mempunyai efek yang sama untuk Portugal sama seperti Perang Vietnam yang di-support Amerika Serikat, atau Perang Afghanistan yang didukung Uni Soviet; efeknya adalah ketidakpopuleran pemerintah disebabkan banyaknya kehilangan pasukan yang gugur, memunculkan banyak pertanyaan tentang kelanjutan dari peperangan dan dalam hal ini, pemerintah.
Walaupun Portugal mampu mempertahankan keunggulannya di negeri jajahan dengan penggunaan pasukan pilihan dan pasukan operasi khusus, dukungan asing kepada guerillas (penguasa lokal) membuat pihak koloni lebih mampu bermanuver lebih lincah, menimbulkan kerugian berat atas Angkatan perang Portugal. Situasi ini makin dipersulit oleh kematian Salazar, pemimpin terkuat rezim, di tahun 1970. Penggantinya adalah salah satu penasehat terdekatnya, Marcelo Caetano, yang mencoba pelan-pelan paham demokratis ke seluruh negeri, tetapi tidak bisa menyembunyikan pemerintahan diktator yang jelas-jelas nyata merepresif rakyat Portugal. Di tahun 1974, Revolusi Bunga, yang diorganisir oleh militer sayap kiri, menggulingkan Estado Novo.
Republik Ketiga Portugal adalah periode dalam sejarah Portugal untuk menyebut rezim demokratis yang berdiri setelah Revolusi Bunga 25 April 1974 yang mengakhiri rezim Estado Novo António de Oliveira Salazar dan Marcello Caetano. Pada awal berdirinya, Republik ini dihadang oleh ketidakstabilan politik dan terancam oleh kemungkinan perang saudara. Suatu konstitusi baru disusun, lembaga sensor dibubarkan, kemerdekaan berbicara diizinkan, tahanan politik dilepaskan dan institusi-institusi utama Estado Novo ditutup. Negeri Portugal lalu memberikan kemerdekaan ke pada negara Afrika Jajahannya dan mulai menuju proses demokratisasi yang mendorong masuknya Portugal ke dalam EEC ( Masyarakat Ekonomi Eropa ) di tahun 1986.
B. Sosial, Budaya, Ekonomi Pasca PD II
Sepanjang 1940 dan 1950 Portugal mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan peningkatan ekspor barang-barang ke negara-negara yang dibangun kembali sehabis perang di Eropa. Salazar mengatur ulang sistem ekonomi, setelah kepemimpinan Republik Pertama yang kacau tahun 1910-1926. Suatu sistem jalan raya baru yang menghubungkan seluruh negeri dibangun, jembatan baru merentang sungai dan program pendidikan hanya boleh membangun satu sekolah dasar di tiap kota Portugal ( gagasan yang berkembang dan mulai dilaksanakan di era Republik Pertama yang demokratis ). Pendidikan tinggi diawasi oleh pemerintah secara ketat. Salazar percaya bahwa pendidikan membinasakan nilai-nilai religius dan konservatif sebagai basis dasar dari rakyatnya dan hanya dapat diakses oleh kaum minoritas yang dekat kepada rezim Estado Novo.
Dengan kesembuhan ekonomi Eropa di tahun 1960, ekonomi Portugal mengalami stagnasi, sehingga Portugal mengalami suatu kecenderungan menurun di bidang ekonomi dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Reformasi Ekonomi liberal yang didukung oleh unsur-unsur dari pihak penguasa, yang dengan sukses diterapkan di bawah keadaan serupa di negara tetangganya Spanyol, ditolak berdasar ketakutan jika industrialisasi akan mendestabilisasi rezim dan dasar ideologisnya akan memperkuat pergerakan sayap kiri dan organisasi komunis.
Di tahun 1962 "Krisis akademis" terjadi. Rezim khawatir dengan tumbuh dan makin populernya gagasan demokratis di antara para pelajar, sehingga melaksanakan penutupan dan boikot beberapa organisasi dan asosiasi pelajar, termasuk yang terpenting adalah Sekretariat Nasional Pelajar Portugal. Para pelajar, dengan dukungan kuat dari Pihak Komunis, menjawabnya dengan demonstrasi yang puncaknya tanggal 24 Maret 1962 demonstrasi pelajar besar-besaran di Lisabon dengan brutal ditindas oleh polisi anti huru-hara, yang mengakibatkan beratus-ratus pelajar luka-luka. Sesudah itu, para pelajar memulai suatu serangan yang menandai titik penting dalam perlawanan melawan rezim Estado Novo.
Kemandekan ekonomi memaksa beratus-ratus ribu kaum pekerja Portugal untuk mencari kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara lainnya, ataupun hanya untuk melepaskan ketentuan wajib militer. Dalam kurun waktu 15 tahun, hampir satu juta orang pindah ke Perancis, beberapa juta ke Amerika Serikat, dan ratusan ribu ke Jerman, Swiss, United Kingdom, Luxemburg, Venezuela atau Brazil. Partai politik, seperti Partai Sosialis didirikan di pengasingan. Satu-satunya pihak yang masih dapat beroperasi di dalam negeri selama pemerintahan diktator adalah Partai Komunis.Ekonomi Portugal telah berubah dengan drastis di tahun 1973 bandingkan dengan posisinya di tahun 1961: GDP telah tumbuh sebesar 120 %. Yang jelas, masa pra-revolusi ditandai oleh laju pertumbuhan tahunan yang sempurna untuk GDP ( 6.9 persen), produksi industri ( 9 persen), konsumsi pribadi ( 6.5 persen), dan mendapat keuntungan kotor modal tetap 7.8 persen. GDP perkapita Portugal mencapai 56.4 persen di tahun 1974. Di tahun 1991- 16 tahun kemudian - GDP mencapai 54.9 persen. Yang lebih penting adalah revolusi mendorong demokrasi dan kebangkitan ekonomi Portugal dalam kaitan dengan keikutsertaannya di Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) sejak 1985.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar