ITALIA PASCA PD II
Nama Resmi : Republik Italia
Ibu Kota : Roma
Letak Geografis : Eropa Selatan
Luas Wilayah : 301.225 km
Bahasa : Italia
Agama : Katolik Roma
Batas-Batas : Utara : Swiss dan Austria
Selatan : Laut Tengah dan Malta
Timur : Slovenia dan Laut Adriatik
Barat : Laut Tengah dan Prancis
Italia merupakan salah satu negara yang terletak di Eropa tengah bagian selatan. Italia juga merupakan tempat kuno di Eropa, hal ini dikarenakan Italia telah ada sejak Kekaisaran Romawi dan mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang. Oleh sebab itu Italia merupakan sumber kebudayaan Barat, karena disinilah dahulu bangsa Romawi membangun Ibu Kota bagi kekaisarannya. Nama “Italia” itu sendiri sudah ada sejak jaman dahulu, konon nama “Italia” itu untuk pertama kali dipakai dalam dokumen pada abad ke-5 SM. Para ahli sejarah beranggapan bahwa nama Italia berasal dari nama raja legendaris “Italo”.
Latar Belakang Sejarah
Fasisme merupakan ideologi yang berakar di Eropa, pondasi fasisme dibangun oleh sejumlah pemikir Eropa abad ke-19 dan menyebar pesat pada awal PD I. Secara umum fasisme memanfaatkan kondisi kekacauan dan ketidakstabilan dalam negara-negara yang kalah dan rusak parah dalam PD I, tidak terkecuali Italia sebagai negara yang mengalami kekalahan. Kerinduan negara-negara akan kejayaan masa lampau dan berusaha untuk membangkitkannya serta adanya ancaman komunis, telah menjadikan fasis sebagai ideologi penyelamat agar tidak menjadi korban ideologi komunis yang brutal.
Paham fasisme mencuat ketika dimulainnya PD II, dan Italia sebagai salah satu negara pertama yang mengimplementasikannya pada tahun 1922. Di bawah rezim fasis pimpinan Benito Mussolini Italia telah berubah menjadi sebuah negara nasionalisme yang fanatik dan rasisme, di pimpin oleh pemerintahan yang totaliter, dan dibawah otoriter atau hukum negara yang ditaktoris. Fasisme di Italia berjalan dengan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat yang totaliter dan kediktatoran partai tunggal yang bersifat ultra-nasionalis. Kondisi penting lainnya dalam pertumbuhan negara fasis Italia adalah perkembangan industrialisasi, karena munculnya negara industri telah mengakibatkan ketegangan sosial dan ekonomi. Meskipun fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi sebagaimana teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal tersebut.
Sehabis berlangsungnya Perang Dunia II dan Italia dinyatakan keluar sebagai salah satu nagara yang kalah, telah membuat runtuhnya rezim fasis bersama sang pemimpin Benito Mussolini. Ideologi fasisme yang seakan-akan telah berakhir, namun kenyataan yang terjadi tidaklah nyata demikian. Karena ideologi fasis sebagai sebuah produk pemikiran, maka benih-benih fasisme akan terus ada selama terdapat kondisi yang obyektif untuk membentuknya. Sebagai negara yang kalah dalam PD II, tentunya kondisi Italia sendiri tidak berbeda jauh dengan apa yang dialaminya pasca PD I, karena pada saat itu Italia juga keluar sebagai negara yang kalah perang. Kondisi yang tidak berbeda jauh ini tentunya membawa suatu kehawatiran akan munculnya rezim fasis di Italia. Karena bagaimanapun juga sebagai sebuah ideologi produk pemikiran manusia fasisme tidak akan pernah mati, dan kita dapat melihat bagaimana perkembangan Italia kedepan pasca runtuhnya rezim fasis.
Pemerintahan Italia Pasca Fasis
Dalam bidang pemerintahan tentunya kita akan melihat bagaimana ketatanegaraan dan politik Italia pasca runtuhnya fasis, karena bagaimanapun juga Italia telah memasuki babak baru pasca runtuhnya rezim fasis. Seperti kita ketahui bahwa pada tahun 1929-1943 Italia berada dibawah kekuasaan rezim fasis dengan pemimpin Benito Mussolini, namun pasca runtuhnya rezim fasis Italia menjelma sebagai sebuah negara republik. Pada awal masa transisi kondisi Republik Italia tidak berbeda jauh dengan kondisi Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Pada masa awal transisi Republik Italia mengalami kesukaran dalam hal mengatur lembaga-lembaganya menurut garis-garis demokrasi, dan bagi rakyat Italia khususnya mereka mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan iklim demokrasi, karena sebelumnya Italia merupakan negara kerajaan dan setelah itu dibawah rezim totaliter (masa fasis). Sehingga demokrasi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat Italia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kedewasaan rakyat Italia dalam berdemokrasi, maka perjalanan politik bangsa Italia dibawah iklim demokrasi (pasca fasis) lebih banyak diwarnai dengan pertentangan antar sesama partai politik. Kondisi semacam ini dikarenakan terdapat sejumlah partai politik yang cukup besar dan menjadi wakil dalam parlemen. Selain itu Republik Italia juga mengalami kesulitan besar dalam hal membuat dan menjalankan hukum, hal ini dikarenakan Italia pasca fasis berusaha melakukan pembaharuan di bidang hukum yang sudah kuno, ini berarti Italia harus merombak tatanan hukum yang lama.
Kondisi pemerintahan Italia yang tidak stabil tentunya berimbas kepada tatanan politik dalam negeri Italia. Dalam bidang politik, kondisi Italia pasca fasis keadaannya tidak berbeda pada tahun 1922, dimana partai-partai politik tampaknya tidak dapat membentuk front yang bersatu. Bahkan iklim politik Italia semakin kacau dengan adanya kenyataan bahwa didalam partai politik itu sendiri sulit ditemukan persatuan. Dalam kenyataannya pada masing-masing partai politik tumbuh banyak “aliran”, yang terkadang satu aliran buat masing-masing pemimpin partai yang berusaha mendapatkan pengaruh dalam partainya. Dalam jangka waktu yang panjang tentunya hal semacam ini dapat berimplikasi pada rasa saling tidak percaya, yang nantinya semakin memperburuk keadaan politik di Italia.
Daftar Presiden Republik Italia
Nomor Nama Lahir-wafat Mulai menjabat Akhir jabatan Partai
I Enrico De Nicola
1877-1959
1 Januari 1948
12 Mei 1948
Partai Liberal Italia
II Luigi Einaudi
1874-1961
12 Mei 1948
11 Mei 1955
Partai Liberal Italia
III Giovanni Gronchi
1887-1978
11 Mei 1955
11 Mei 1962
Demokrasi Kristen
IV Antonio Segni
1891-1972
11 Mei 1962
6 Desember 1964
Demokrasi Kristen
V Giuseppe Saragat
1898-1988
29 Desember 1964
29 Desember 1971
Partai Demokrat Sosialis
VI Giovanni Leone
1908-2001
29 Desember 1971
15 Juni 1978
Demokrasi Kristen
VII Alessandro Pertini
1896-1990
9 Juli 1978
29 Juni 1985
Partai Sosialis Italia
VIII Francesco Cossiga
1928-
3 Juli 1985
28 April 1992
Demokrasi Kristen
IX Oscar Luigi Scalfaro
1918-
28 Mei 1992
15 Mei 1999
Demokrasi Kristen
X Carlo Azeglio Ciampi
1920-
18 Mei 1999
15 Mei 2006
Tanpa afiliasi partai
XI Giorgio Napolitano
1925-
15 Mei 2006
kini Demokrat Kiri
Daftar Perdana Menteri Republik Italia
Periode Jabatan Perdana Menteri
13 Juli 1946 - 2 Agustus 1953
Alcide De Gasperi (Pemerintahan pertama yang dipilih lewat demokrasi parlemen yang universal suffrage)
17 Agustus 1953 - 12 Januari 1954
Giuseppe Pella
18 Januari 1954 - 8 Februari 1954
Amintore Fanfani
10 Februari 1954 - 2 Juli 1955
Mario Scelba
6 Juli 1955 - 15 Mei 1957
Antonio Segni
19 Mei 1957 - 1 Juli 1958
Adone Zoli
1 Juli 1958 - 15 Februari 1959
Amintore Fanfani (kali ke-2)
15 Februari 1959 - 23 Maret 1960
Antonio Segni (kali ke-2)
25 Maret 1960 - 26 Juli 1960
Fernando Tambroni
26 Juli 1960 - 21 Juni 1963
Amintore Fanfani (kali ke-3)
21 Juni 1963 - 4 Desember 1963
Giovanni Leone
4 Desember 1963 - 24 Juni 1968
Aldo Moro
24 Juni 1968 - 12 Desember 1968
Giovanni Leone (kali ke-2)
12 Desember 1968 - 6 Agustus 1970
Mariano Rumor
6 Agustus 1970 - 17 Februari 1972
Emilio Colombo
17 Februari 1972 - 7 Juli 1973
Giulio Andreotti
7 Juli 1973 - 23 November 1974
Mariano Rumor (kali ke-2)
23 November 1974 - 29 Juli 1976
Aldo Moro (kali ke-2)
29 Juli 1976 - 4 Agustus 1979
Giulio Andreotti (kali ke-2)
4 Agustus 1979 - 18 Oktober 1980
Francesco Cossiga
18 Oktober 1980 - 28 Juni 1981
Arnaldo Forlani
28 Juni 1981 - 1 Desember 1982
Giovanni Spadolini
1 Desember 1982 - 4 Agustus 1983
Amintore Fanfani (kali ke-4)
4 Agustus 1983 - 17 April 1987
Bettino Craxi
17 April 1987 - 28 Juli 1987
Amintore Fanfani (kali ke-5)
28 Juli 1987 - 13 April 1988
Giovanni Goria
13 April 1988 - 22 Juli 1989
Ciriaco De Mita
22 Juli 1989 - 24 April 1992
Giulio Andreotti (kali ke-3)
28 Juni 1992 - 28 April 1993
Giuliano Amato
28 April 1993 - 10 Mei 1994
Carlo Azeglio Ciampi
10 Mei 1994 - 17 Januari 1995
Silvio Berlusconi
17 Januari 1995 - 17 Mei 1996
Lamberto Dini
17 Mei 1996 - 21 Oktober 1998
Romano Prodi
21 Oktober 1998 - 25 April 2000
Massimo D'Alema
25 April 2000 - 11 Juni 2001
Giuliano Amato (kali ke-2)
11 Juni 2001 - 17 Mei 2006
Silvio Berlusconi (kali ke-2)
17 Mei 2006 -
Romano Prodi (kali ke-2)
Sosial-Ekonomi Italia Pasca Fasis
Di tengah-tengah kondisi Italia yang sedang mengalami kekacauan, tentunya ada suatu kekhawatiran tersendiri akan munculnya fasisme seperti era pasca PD I. Buruknya iklim demokrasi dan politik di Italia tentunya berimplikasi terhadap kondisi sosial-ekonomi Italia pasca fasis. Untuk mengatasi masalah sekaligus mencegah munculnya fasisme, pemerintah Italia pasca fasis berusaha untuk melakukan pembaharuan sistem pendidikan serta kelengkapan fasilitas perumahan yang lebih baik dan layak untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Walaupun sebagian besar dari langkah pembaharuan ini telah dilakukan, namun yang terjadi di akhir tahun 1960’an dan awal tahun 1970’an adalah sebuah pemogokan kaum buruh dan kekacauan masyarakat Italia yang mencerminkan rasa tidak puas terhadap langkah-langkah perubahan yang telah dilakukan pemerintah Italia.
Kondisi sosial-politik Italia yang sedang kacau ternyata bertolak belakang dengan kondisi ekonomi Italia yang di saat-saat seperti ini justru mengalami peningkatan. Keadaan seperti inilah yang telah menyelamatkan Italia pasca fasis untuk menangkal munculnya fasisme di Italia. Dalam bidang perekonomian Italia lebih cenderung berkonsentrasi pada bidang pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata. Sesungguhnya Italia merupakan sebuah negara yang memiliki keterbatasan akan sumber daya alam untuk membangun perekonomian yang modern, oleh sebab itu Italia mengimpor sumber daya alam secara besar-besaran untuk menggerakkan roda industrinya. Sumber daya alam yang dimiliki Italia hanyalah berupa uap air panas, air sungai, dan batu pualam (terbesar di dunia).
Dari sektor pertanian, Italia merupakan negara pertanian tempat sejumlah besar orang mencari penghidupannya dengan bercocok tanam. Di Italia pertanian lebih banyak diusahakan di wilayah utara, hal ini karena wilayah utara lebih banyak memiliki tanah yang subur. Komoditi hasil pertanian Italia antara lain gandum, sayur-mayur, buah-buahan, anggur, dan zaitun. Sedangkan dalam bidang industri, pabrik tekstil merupakan yang terbesar di Italia, khususnya industri sutra. Negara Italia juga memiliki kota-kota besar yang dapat menunjang peekonomian negara seperti Milan, Roma, Napoli, Turin, Genoa, Palermo, Venesia, dan Florence. Sebagian dari kota-kota tersebut merupakan kota dagang dan kota pelabuhan yang cukup penting bagi Italia. Bermodalkan semua itu Italia pasca fasis mulai bangkit dari keterpurukannya untuk membangun sebuah negara yang modern.
Kebudayaan Italia Pasca Fasis
Perubahan yang terjadi di Italia pasca fasis bukan hanya terjadi pada bidang pemerintahan, sosial, dan ekonomi, melainkan juga dalam hal kebudayaan. Pada akhir periode Perang Dunia II terjadi perubahan yang radikal dalam pranata budaya dan social di Italia, dimana setelah berkuasa sejak tahun 1922, akhirnya diktator Benito Mussolini runtuh. Di bidang kebudayaan salah satu perubahan yang paling mencolok adalah dunia perfilman. Ketika itu muncul istilah Neorelisme untuk menyebut karya para pembuat film muda yang melawan kecenderungan film-film pada masa diktator Benito Mussolini (era fasis). Kehadiran Neorealisme dianggap mendapat pengaruh dari gerakan verismo (realisme) dalam bidang sastra dan film. Bagi Neorealisme, realitas atau kenyataan merupakan medium dan perangkat cerita. Oleh sebab itu para pembuat film Neorealisme membuat film berdasarkan plot yang berasal dari kehidupan riil.
Konteks politik Italia saat itu adalah kondisi pasca fasisme dan perang yang membuat Italia terpecah-belah, melarat, dan semua harus dibangun kembali serta dimulai lagi dari awal. Hal ini juga berdampak pada hancurnya industri film Italia yang disebabkan oleh hancurnya infrastruktur dan peralatan produksi. Meskipun demikian, kualitas film-film karya Neorealisme lebih baik jika dibandingkan dengan film-film masa fasisme yang cenderung berselera rendah dan terlalu besar idealismenya.
Masa pembebasan dan perlawanan Italia pasca fasisme memberi dimensi baru bagi pembuatan film di Italia. Masa pembebasan Italia adalah sebuah revolusi politik, yang saat pembebasan ini film-film Italia benar-benar sebuah sinema yang peduli dengan peristiwa sehari-hari dimasa itu. Sehingga masa pembebasan merupakan retakan sejarah atas sinema Italia sebelumnya (masa fasisme) dan Rennaisance (pencerahan) bagi sinema pasca perang yang mengalami stagnasi. Film-film Neorealisme itu sendiri merupakan karya-karya yang luar biasa karena bisa menggambarkan zaman dimana dia hidup. Humanisme revolusioner merupakan kata kunci bagi semangat pembaharuan dan kesadaran baru inilah yang menjadikan Neorealisme sebagai pintu masuk menuju apa yang disebut sinema modern. Sehingga Neorealisme menjadi sangat penting karena Neorealisme Italia merupakan garda depan lahirnya sinema modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar