Rabu, 15 Juli 2009

HUBUNGAN AS DENGAN PANAMA

HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DENGAN PANAMA

PANAMA LEPAS DARI SPANYOL

1 Nopember 1821, Panama lepas dari penjajahan Spanyol dan bergabung dengan Kolombia. Panama dijajah oleh Spanyol sejak tahun 1501. Pada tahun 1513, Spanyol membangun Terusan Panama yang menghubungkan Samudera Pasifik dengan Atlantik. Seiring dengan mundurnya Spanyol dari Panama, terusan itu menjadi sepi. Pada tahun 1848, setelah ditemukannya tambang emas di California, Terusan Panama kembali ramai dilalui para pedagang. Karena terusan ini pula, Panama bersengketa dengan Kolombia. Pada 3 Nopember 1903, Panama berhasil memisahkan diri dari Kolombia dan hari ini dijadikan Hari Nasional Panama. Sejak tahun 1501, Panama dijajah oleh Spanyol. Pada saat yang sama, Spanyol juga menjajah Kolombia dan negara-negara Amerika Latin lainnya. Bersamaan dengan serbuan Napoleon ke Spanyol pada awal abad ke-19, perjuangan kemerdekaan pun meletus di seluruh Amerika Latin.

Pada tahun 1812, Kolombia menguasai Panama. Pada tahun 1819, Simon Bolivar, pemimpin Kolombia memproklamirkan berdirinya republik Kolombia Raya, yang meliputi Panama. Pada tahun 1903, warga Panama berontak ketika Senat Kolombia menolak memberi izin kepada AS untuk membangun kembali Terusan Panama. Atas dukungan AS, akhirnya Panama memisahkan diri dari Kolombia dan menjadi negara merdeka. Namun akibatnya, AS selalu campur tangan dalam urusan dalam negeri republik ini. Akibatnya, pada tahun 1903, Panama memisahkan diri dan mendirikan negara independen.

HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DENGAN PANAMA

1. TERUSAN PANAMA

Sejarah

Niat untuk membuat sebuah terusan di tanah genting Panama pertama kali dicetuskan oleh Raja Charles V dari Spanyol di tahun 1524 untuk mempermudah lewatnya kapal, terutama yang membawa emas. Walaupun sudah ada hasil survei dan rencana pada tahun 1529, keadaan politik dan teknologi di Eropa pada saat itu masih belum memungkinkan. Setelah berbagai macam cara yang tidak melewati laut (kereta api) gagal atau dinilai kurang efektif, rencana pembangunan terusan mencuat kembali. Didorong oleh selesainya Terusan Suez, Perancis di bawah pimpinan Ferdinand de Lesseps mulai membangun terusan pada 1 Januari1880 namun terhenti karena penyakit pada tahun 1893.

Pada 18 November 1903, Perjanjian Terusan Panama ditandatangani oleh pemerintah Panama dengan AS. Berdasarkan perjanjian ini, Terusan Panama disewakan untuk selama-lamanya kepada AS dengan imbalan 10 juta dolar tunai dan 250 ribu dolar pertahun. Namun, atas tekanan dari rakyat Panama, AS terpaksa mengubah perjanjian ini. Pembangunan dilanjutkan oleh Amerika Serikat di bawah pimpinan Theodore Roosevelt pada tahun 1904 setelah AS membantu Panama merdeka dari Kolombia dengan imbalan kontrol daerah terusan. Pembangunan kanal oleh Amerika Serikat ini dimulai pada 4 Mei 1904. Berbagai upaya dilaksanakan untuk mengatasi masalah dan akhirnya kanal dibuka pada 15 Agustus 1914 dengan lewatnya kapal Ancon. 9 Januari 1964, menyusul dikibarkannya bendera Amerika Serikat di kawasan Terusan Panama, meletuslah kerusuhan besar menentang AS di negeri itu. Kerusuhan ini menewaskan dan melukai beberapa warga Panama akibat serangan dari tentara AS. Dalam Perang Dunia Kedua, AS mendirikan pangkalan militer di 134 daerah di Panama dan secara praktis negara ini telah diduduki oleh militer AS. Pada tahun 1947, akibat penentangan keras warga Panama, militer AS terpaksa angkat kaki dari negera ini. Namun, Panama dan AS masih terikat perjanjian pengelolaan bersama Terusan Panama. Akibat kerusuhan tahun 1964 itu, pada tahun 1967, Panama dan AS memberpaharui perjanjian mereka yang menyerahkan sepenuhnya pengurusan Terusan Panama kepada rakyat negeri ini.

Pada tahun 1978, Presiden AS saat itu, Jimmy Carter dan Presiden Panama, Jenderal Torrijos, menandatangani perjanjian baru yang menyatakan akan mengembalikan Terusan Panama pada akhir tahun 2000Terusan ini serta daerah disekitarnya dikontrol oleh AS sampai 31 Desember 1999 setelah Presiden AS Jimmy Carter menandatangani Traktat Torrijos-Carter pada 7 September 1977. Sekarang, terusan ini dikontrol oleh Otoritas Terusan Panama.

2. Invasi Amerika Srikat Ke Panama 1989.

Invasi Amerika Serikat ke Panama pada tahun 1989 yang dikenal dengan nama Operation Just Cause dilatarbelakangi oleh upaya Amerika Serikat (AS) untuk memerangi peredaran narkotika di negerinya sendiri khususnya dari Panama.

Awalnya, Presiden Manuel Noriega, yang direkrut sebagai agen CIA guna menghentikan peredaran narkotika dari Panama-AS, bekerja kooperatif. Rekruitmen Noriega sebagai tangan kanan CIA, itu terjadi pada tahun 1976 ketika George H. W. Bush atau George Bush (ayah George W. Bush) menjabat sebagai direktur CIA. Sebagai imbalan Noriega menerima bayaran sebesar 110.000 dolar AS.

Peran sebagai agen CIA bayaran dijalani Noriega selama bertahun tahun sampai George Bush menjabat sebagai wakil presiden AS pada tahun 1982. Sejak pertama kali direkrut sebagai agen, Noriega sebenarnya berpura-pura bekerjasama dengan AS sehingga mendapatkan bayaran dari CIA tetapi pada saat yang sama justru dirinyalah yang menjadi dalang terbesar peredaran narkotika dari Panama ke AS.

Sikap pemerintahan Ronald Reagan dan Bush sesungguhnya memahami peredaran narkotika dari Panama ke AS tak pernah surut dan mereka tahu Noriega berada di belakang semua peredaran barang haram itu. AS rupanya tak hanya memanfaatkan Noriega sebagai "pengontrol" peredaran narkotika. Diam-diam AS juga memanfaatkan wilayah Panama sebagai pusat militer gerilyawan Contra, Nikaragua. Sebuah kelompok gerilyawan dukungan AS yang dalam operasinya megakibatkan tewasnya 30000 warga sipil Nikaragua. Dukungan AS bagi kelompok gerilyawan yang berjuang untuk menggulingkan pemerintahan komunis Daniel Ortega itu tidak hanya menyediakan pelatihan militer dan persenjataan saja. tetapi juga berbuah kucuran dana sebesar 9 juta dolar Amerika Serikat.

Jalur Panama-Kolombia-Nikaragua

Pada tahun 1985, kiprah Manuel Noriega sebagai dalang penyelundup narkotika mulai menjadi-jadi. Kawasan Nikaragua yang jalurnya telah dibuka oleh Amerika Serikat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Noriega dengan membuka jalur penyelundupan narkotika Panama-Kolombia-Nikaragua. Pilot-pilot yang mengemudikan pesawat Noreiga yang mengirimkan heroin diantaranya adalah pilot bayaran asal Amerika Serikat dan mendapat bayaran 400 dolar AS per tiap kg heroin yang berhasil dikirim. Sementara dari pesawat yang disewa mafia narkotika Nikaragua, Noriega mendapat bayaran sebesar 100.000 dolar AS per pesawat. Sebuah penghasilan yang cukup besar dibandingkan dengan bayaran yang diterima CIA.

Namun kejayaan dan kelancaran bisnis narkotika Noriega mulai goyah pada akhir dekade 1980-an ketika kampanye antinarkotika di AS mulai dilancarkan. Selain melontarkan slogan antinarkotika, para demonstran juga melontarkan slogan anti-Noriega mengingat jendral Panama itu jelas-jelas terbukti sebagai dalang penyelundup narkotika.

George H. W. Bush yang waktu itu sudah menjadi presiden AS, terpaksa tidak bisa tinggal diam terhadap sepak terjang kawan lamanya itu. Apalagi kepentingan AS di Panama mulai terganggu dan muncul sikap permusuhan terhadap segala kepentignan AS. rencana untuk mengangkap Manuel Noriega dengan menginvasi panama pun digelar dengan operasi yang dinamakan Operation Just Cause. Tapi rencana AS sudah tercium oleh pasukan Panama dan mereka bertekad untuk melawan.

Krisis Panama

Keadaan makin memuncak ketika jam malam diberlakukan di Panama City setelah Noriega menyatakan keadaan perang dengan AS (15 Desember 1989). Sekelompok tentara AS yang sedang menuju ke pangkalan terjebak jam malam dan tentara Panama yang memeriksanya ternyata melepaskan tembakan. Seorang letnan tewas dan yang lainnya luka-luka (16 Desember 1989). Mendapat berita penyerangan itu, tentara AS yang memang sudah bersiap-siap segera melancarkan serbuan, pada tanggal 17 Desember 1989 . Kekuatan yang dikerahkan mencakup 24.000 tentara dan sejumlah pesawat tempur termasuk pesawat siluman F-117A Nighthawk yang baru pertama dioperasikan menghadapi 16.000 pasukan reguler Panama dengan perlengkapan yang tidak sebanding.

Akibat pemboman yang dilancarkan AS, mengakibatkan 50.000 orang kehilangan tempat tinggal. Sedangkan bom yang dijatuhkan di kediaman Noriega, El Chorillo, selain menghancurkan fasilitas umum dan perumahan, juga mengakibatkan 1.600 orang terbunuh. Di pihak militer Amerika Serikat, tercatat 23 personel tewas dan 324 personel luka-luka/cedera, sedangkan di pihak militer Panama, tercatat 314 personel tewas.

Menurut otoritas AS di Panama, Jendral Ramsey Clark, jumlah korban tewas dilaporkan hanya 516 orang. tetapi menurut laporan Palang Merah dan Human Rights Watch yang berpusat di Costa Rica, total korban tewas mencapai 4.000 orang. Dilaporkan saksi mata kepada Palang Merah, setidaknya terdapat praktek pembantaian diantaranya pembakaran 30 jenazah. Ribuan korban secara diam-diam diangkut dengan pesawat kargo diterbangkan ke pangkalan udara AS di Honduras dan dikuburkan secara rahasia. Selain korban jiwa, tercatat korban materi total mencapai 2 milyar dolar AS, selain itu setidaknya dua stasiun televisi, stasiun radio, surat kabar oposisi dihancurkan oleh tentara AS.

Lewat invasi yang diibaratkan pers menangkap nyamuk dengan senapan mesin itu, Manuel Noriega berhasil diculik dan diekstradisi ke AS, pada tanggal 3 Januari 1990 setelah meminta perlindungan di kantor duta besar Vatikan. Persidangan dilakukan secara cepat dan fakta bahwa Noriega pernah menjadi agen CIA selama bertahun-tahun dianggap tidak pernah ada dan sama sekali tidak pernah disinggung dalam persidangan.

Untuk mencerminkan sukses operasi tersebut, AS menciptakan slogan terhadap penagkapan Noriega sebagai tertangkapnya gembong narkotika di abad ini. Yang pasti, meskipun Noriega kemudian ditahan di penjara Miami, kekayaannya yang diperoleh selama menjadi agen CIA telah menumpuk hingga 10-15 juta dolar AS.

Untuk memulihkan Panama yang hancur akibat operasi itu, AS mengucurkan bantuan 420 juta dollar AS. namun ternyata sebanyak 25% dana atau sekitar 108 juta dolar AS digunakan untuk menyehatkan bank-bank AS di Panama. Sedangkan 75% dana digunakan untuk perbaikan kanal, melatih polisi, pembenahan fasilitas umum dan lainnya. Paska Noriega, berkat dukungan dan bantuan dana AS sebesar 10 juta dolar, Panama menggelar pemilihan umum guna memilih presiden yang akhirnya terpilihlah presiden binaan AS, Guillerimo Endara.

Ternyata Endara tidak berbeda jauh dibandingkan Noriega, yakni memiliki bisnis gelap kokain dan menjadi alat AS untuk menjalankan pencucian uang dari bisnis narkotika di Panama. Endara yang memerintah dengan tangan besi memanfaatkan pengikut Noriega sebagai pengawal dan pengelola bisnis narkotika itu, memiliki sarana pencucian uang diantaranya pembangunan kondominium dan perumahan mewah di Miami serta bisnis peternakan dan properti di Florida. Dana yang dikucurkan dari Endara untuk kepentingan tersebut lebih dari 350 juta dolar AS.

Sumber

Ø http://id.wikipedia.org/wiki/terusan_panama.

Ø http://id.wikipedia.org/wiki/invasi amerika ke panama.

1 komentar: