SEJARAH ITU “KIRI”
Istilah kiri kanan merupakan istilah yang sering kita dengar sebagai dua kekuatan yang saling berlawanan dan bertentangan. Kiri-Kanan banyak dipakai pada masa pergerakan dimana pada saat itu untuk menghancurkan hagemoni kekuatan penjajah, dilakukan perlawanan baik itu dari kubu kiri atau dari kubu kanan. Yang semuanya memiliki satu tujuan yaitu Indonesia merdeka, meskipun dengan cara yang berbeda. Istilah kiri kanan sering berkaitan dengan hal idiologi, kiri yang diwakili oleh golongan sosialis-komunis dan kanan oleh golongan Islam.
Tetapi kita tinggalkan sejenak masalah diatas. Kiri yang akan dibahas disini adalah kiri sebagai bagian dari otak kita. Semua pasti tau bahwa otak manusia terbagi atas dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Otk kiri bertugas mengurus hal-hal yang berhubungan dengan logika, keahlian, hal-hal matematis dan semua hal yang berbau analisis dan kemampuan intelektualitas seorang anak manusia. Sedangkan otak kanan merupakan bagian otak yang bertugas mengurus hal yang berhubungan dengan intuisi perasaan dan respon emosional yang tidak bisa diungkapkan secara verbal atau dengan kata-kata.
Ilmu sejarah merupakan ilmu yang mempelajari tentang rekonstruksi peristiwa manusia dan kebudayaannya pada masa lalu. Sejarah bukanlah ilmu yang sederhana, yang hanya mempelajari nama dan tanggal-tanggal penting. Tetapi sejarah adalah ilmu yang mengajarkan kita akan budi pekerti, ilmu yang syarat akan kepedulian dan penilaian. Dengan sejarah kita dapat melihat apa yang tidak bisa kita lihat. Belajar sejarah berarti belajar bagaimana kita membuat keputusan dan menentukan pilihan, untuk mengkritisi segala apa yang kita lihat dan dengar, dan membantu mempertimbangkan baik buruknya berbagai pendapat.
Oleh karena itu, dalam mempelajari ilmu sejarah kemampuan menganalisis suatu peristiwa dan mengaitkannya dengan peristiwa lain merupakan hal yang biasa dilakukan oleh sejarawan. Dari sini bisa dilihat otak mana yang sering dipergunakan oleh seorang sejarawan. Otak kiri merupakan komponen yang utama sebagai mesin penggerak bagi seorang sejarawan atau seorang pemerhati sejarah. Otak kiri digunakan sebagai pisau analisis terhadap apa yang didengar atau dilihat oleh telinga dan mata terhadap semua peristiwa sejarah.
Sudah pantas dikatakan bahwa sejarah itu kiri. Sejarah yang memerlukan pemikiran tajam untuk menguak semua peristiwa sejarah baik itu yang tampak atau yang masih disembunyikan demi kepentingan. Dengan “kiri” kita rekonstruksikan peristiwa sejarah dengan arif dan bijaksana, agar terkuak kebenaran sejarah. Karena kelak sejarah akan menjadi hakim yang adil bagi noda sejarah yang telah ditorehkan oleh manusia….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar